Mohon tunggu...
Shafira Aulia
Shafira Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interaksi Sosial dalam Era Media Baru

10 Januari 2025   01:11 Diperbarui: 10 Januari 2025   01:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, media baru seperti media sosial, internet, aplikasi, dan platform digital lainnya telah mengubah hampir semua aspek kehidupan sosial. Interaksi sosial yang dulunya terbatas pada komunikasi langsung atau tatap muka kini berkembang menjadi komunikasi yang lebih luas dan lebih cepat melalui berbagai media online. Artikel ini akan membahas bagaimana media baru mempengaruhi pola interaksi sosial, baik dalam hubungan interpersonal, kelompok sosial, maupun dalam konteks sosial yang lebih luas.

Hal ini telah mengubah cara kita berkomunikasi. Platform seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Twitter memungkinkan percakapan yang lebih cepat dan langsung. Pesan singkat, emoji, dan gambar kini menjadi bagian penting dari komunikasi sehari-hari, menggantikan cara berkomunikasi tatap muka yang lebih formal. Namun, tantangan muncul dalam menjaga kualitas komunikasi, karena format digital seringkali mengurangi elemen non-verbal yang sangat penting dalam interaksi langsung.

Namun, meskipun lebih cepat, komunikasi digital tidak sepenuhnya menggantikan komunikasi langsung yang melibatkan elemen non-verbal. Pada komunikasi tatap muka, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan dengan lebih jelas. Media baru, meskipun sangat praktis, terkadang kurang mampu menyampaikan nuansa emosional seperti dalam interaksi langsung.

Media baru juga memengaruhi hubungan sosial di kehidupan nyata. Meskipun media sosial memudahkan kita untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga, beberapa studi menunjukkan bahwa interaksi yang terlalu banyak secara digital bisa mengurangi kualitas hubungan tatap muka. Ketergantungan pada perangkat digital mengurangi waktu yang dihabiskan bersama orang lain secara langsung, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kedalaman hubungan dan meningkatkan rasa kesepian.

Di balik segala manfaatnya, media baru juga membawa berbagai tantangan dan isu etis. Masalah seperti penyebaran hoaks, perundungan daring (cyberbullying), dan kecanduan media sosial menjadi perhatian utama. Selain itu, pengaruh algoritma yang menentukan konten apa yang muncul di hadapan pengguna bisa memperburuk polarisasi dan membatasi sudut pandang mereka terhadap dunia.

Selain itu, etika penggunaan media baru juga menjadi perhatian utama. Dengan kemudahan akses informasi, pengguna media sosial harus lebih bijak dalam berbagi konten, menghormati privasi orang lain, serta menghindari penyebaran berita bohong dan konten yang dapat merugikan.

Interaksi sosial dalam era media baru membawa banyak perubahan, baik positif maupun negatif. Media baru memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang di seluruh dunia, mempercepat komunikasi, dan mempermudah akses terhadap informasi. Namun, perubahan ini juga menimbulkan tantangan dalam hal kualitas hubungan sosial, etika digital, dan privasi. Untuk memanfaatkan teknologi dengan bijaksana, penting bagi individu untuk memahami dampak media baru terhadap kehidupan sosial mereka dan selalu menjaga keseimbangan antara interaksi digital dan tatap muka yang lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun