Mohon tunggu...
Shafira Aulia Zahra
Shafira Aulia Zahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya siswa pelajar smpn 44 jakarta

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pondok Pesantren

9 Agustus 2024   09:55 Diperbarui: 9 Agustus 2024   10:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya semua tempat yang ada di bumi ini bisa dibilang pasti memiliki "penghuni lain" selain kita. Sudah menjadi hal biasa juga jika kita sering mendengar cerita-cerita horror, mulai dari sekolah bekas rumah sakit ataupun bekas kuburan. 

Tak heran pula remaja zaman sekarang sudah terbiasa dengan adanya hal--hal yang berbau mistis.Seperti halnya yang aku alami saat mondok dulu. Memang jika mendengar kata pondok pesantren mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa pondok pesantren itu tempat yang damai dan adem suasananya.

 Tidak mungkin terdapat hal-hal yang berbau mistis, karena jika dipikir secara logika saja pondok merupakan tempat kita untuk mendalami ilmu fiqih, belajar mengaji, dan tempat kita untuk beribadah juga.

Kejadian ini berawal saat aku tengah tidur malam, ketika itu hujan turun begitu deras, petir menyambar dan bersaut-sautan. Entahlah mungkin sekitar pukul dua dini hari, aku merasa badanku tidak bisa digerakkan, sekujur badanku kaku, keringat keluar tanpa henti. 

Nafasku sesak, dada seperti tertimpa sesuatu yang berat. Kucoba membuka mata meski awalnya sangat sulit. Saat aku berhasil membuka mata, betapa terkejutnya aku, sosok hitam berbulu dengan taring itu berada tepat di depan mataku, duduk di atas tubuhku. Pantas saja dadaku sesak sekali. 

Matanya yang sebesar tutup toples dengan warna merah agak oranye itu menatap tajam melotot ke arahku.Refleks pada otakku mengatakan untuk menjerit, tapi entahlah mulut ini seakan terkunci. 

Kulirik kakakku yang masih tertidur pulas di sampingku. Sial, kuharap kakakku sadar akan betapa paniknya aku sekarang. Kulihat kembali sosok besar itu, dia hanya diam dan melotot ke arahku, entahlah aku tak tahu apa maksudnya. 

Mungkin hanya ingin menunjukkan eksistensinya atau sekedar ingin berkenalan saja. Tapi jujur saja itu sungguh menakutkan untuk sekadar berkenalan. Setan gila mana yang berkenalan dengan cara seperti ini?

Lama aku berusaha untuk bergerak, tapi tidak membuahkan hasil. Sudah kubaca berbagai doa tapi belum berhasil juga. Akhirnya dengan segala keputusasaan kucoba untuk kembali tidur saja, masa bodoh dengan setan itu, aku sudah lelah. 

Esoknya aku terbangun dengan badan basah penuh peluh seperti terguyur air. Setelah kejadian itu aku merasa diriku mulai sensitif akan hal-hal seperti itu. Di sekolah terkadang aku melihat mereka walaupun hanya sekelebat bayangan saja. Namun, setelah lulus SMA aku mulai merasa biasa kembali, tidak ada bayangan sosok seperti mereka lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun