Mohon tunggu...
Shafira GinaA
Shafira GinaA Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gigi Sehat, Tetap Perlukah Menggunakan Obat Kumur?

29 Juni 2021   22:13 Diperbarui: 29 Juni 2021   22:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Obat kumur merupakan salah satu produk tambahan/pelengkap dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan utama dari penggunaan obat kumur adalah mengurangi kuman-kuman pada mulut yang dapat memicu gigi berlubang maupun radang pada gusi. Selain itu juga penggunaannya dapat mengurangi keluhan bau mulut. 

Terlebih lagi untuk menjaga Kesehatan gigi dan mulut pada  era pandemic COVID-19 ini, kita semua  dituntut untuk lebih sadar dalam hal menjaga kesehatan gigi dan mulut mulai dari rumah, karena perawatan gigi dan mulut masih dikhususkan untuk perawatan kegawatdaruratan. 

Namun, perlu diingat bahwa obat kumur ini tidak dapat menggantikan penggunaan sikat gigi dan benang gigi setiap harinya (American Dental Association). 

Menurut Marino (2004), kombinasi penggunaan obat kumur setelah menyikat gigi mampu mengurangi kemungkinan terjadi gigi berlubang sekitar 10% jika dibandingkan dengan hanya menyikat gigi saja.

Berdasarkan American Dental Association, penggunaan obat kumur tidak direkomendasikan untuk anak-anak dibawah usia 6 tahun. Hal ini dikarenakan refleks menelan pada anak-anak cukup tinggi sehingga menyebabkan lebih beresiko untuk tertelan. 

Kandungan dari obat kumur dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan (seperti mual, muntah, dan keracuan karena pengaruh kandungan alkohol dari obat kumur).

Produk-produk obat kumur yang dipasarkan di Indonesia  cukup beraneka ragam, dan dapat ditemui baik itu pada supermarket maupun Apotik. Karena kemudahan dalam hal akses tersebut, penting untuk mengetahui macam-macam obat kumur yang sesuai dengan  kebutuhan . Obat kumur dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu obat kumur kosmetik dan terapeutik (pengobatan).

  • Obat kumur kosmetik adalah Obat kumur yang secara sementara dapat mengontrol bau mulut dan meninggalkan rasa yang segar di mulut, namun tidak mengandung zat aktif kimia maupun biologis apapun.
  • Obat kumur terapeutik (pengobatan) adalah obat kumur yang telah diberikan bahan aktif dan ditujukan untuk mengontrol atau mengurangi kondisi seperti bau mulut, radang gusi, plak, dan gigi berlubang.

Pada jenis obat kumur terapeutik, bahan-bahan aktif yang digunakan bermacam-macam seperti chlorhexidine, cetylpyridinium chloride (CPC), essential oils, fluoride, dan peroxide. Macam-macam pilihan bahan aktif yang dipasarkan bergantung pada keluhan yang ditujukan. Pada artikel ini, pembahasan obat kumur lebih difokuskan pada bahan aktif cetylpyridinium chloride (CPC) dan fluoride.

Pada jenis obat kumur cetylpyridinium chloride (CPC), bahan aktif yang digunakan efektif untuk mengurangi pembentukan plak pada gigi, radang gusi, dan juga bau mulut. Penggunaan obat kumur ini, dapat meningkatkan kebersihan mulut dengan menonaktifkan kuman yang tersisa di mulut setelah menyikat gigi dan menghambat pertumbuhan maupun menempelnya kuman kembali  pada permukaan gigi.

Lain halnya dengan obat kumur fluoride, pada obat kumur tipe ini tidak dapat menghilangkan plak yang terbentuk pada gigi namun efektif dalam pencegahan terbentuknya gigi berlubang. Bahan aktif ini dapat mendorong terjadinya pembentukan mineral-mineral gigi dari kerusakan awal lapisan gigi. 

Selain itu juga dapat mengurangi kemampuan kuman-kuman pada plak gigi dalam memproduksi asam dan menguatkan struktur lapisan gigi menjadi lebih tahan terhadap lingkungan asam yang dihasilkan oleh kuman-kuman pemicu gigi berlubang.

Oleh karena itu, pentingnya memilih obat kumur sesuai dengan keluhan yang Anda alami.

Penggunaan obat kumur umumnya dilakukan dengan kumur-kumur selama 30-60 detik sebanyak 10-15 ml, kemudian buang. Setelah penggunaan obat kumur,  dianjurkan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit  agar bahan aktif yang ada pada obat kumur tersebut menempel dengan baik pada permukaan gigi.

Jika sudah tahu jenis obat kumur yang cocok untuk kamu, saatnya mencoba!!

Referensi :

  • Marinho, V. C., Higgins, J. P., Sheiham, A., & Logan, S. (2004). Combinations of topical fluoride (toothpastes, mouthrinses, gels, varnishes) versus single topical fluoride for preventing dental caries in children and adolescents. The Cochrane database of systematic reviews, 2004(1), CD002781. https://doi.org/10.1002/14651858.CD002781.pub2
  • Information D of S. Mouthwash (Mouthrinse) [Internet]. Department of Scientific Information, Evidence Synthesis & Translation Research, ADA Science & Research Institute, LLC. 2019 [cited 2021 June 18]. Available from: https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/mouthrinse
  • Latimer, J., Munday, J.L., Buzza, K.M. et al. (2015) Antibacterial and anti-biofilm activity of mouthrinses containing cetylpyridinium chloride and sodium fluoride. BMC Microbiol 15, 169, 2015 https://doi.org/10.1186/s12866-015-0501-x
  • Mao X, Auer DL, Buchalla W, Hiller K-A, Maisch T, Hellwig E, Al-Ahmad A, Cieplik F. 2020. Cetylpyridinium chloride: mechanism of action, antimicrobial efficacy in biofilms, and potential risks of resistance. Antimicrob Agents Chemother 64:e00576-20. https://doi.org/10.1128/AAC.00576-20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun