Mohon tunggu...
Shafina Danti Farranissa
Shafina Danti Farranissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi, FISIP - UNS

Happy Life.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalangan Muda dan Panggung Politik Masa Kini

15 November 2022   08:55 Diperbarui: 15 November 2022   09:17 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengenal Politik Lebih Dekat

Perbincangan perihal politik masa kini tidak hanya dilakukan di ruang-ruang akademik, tempat persidangan, kantor pemerintahan, atau warung kopi belaka. Obrolan tentang urusan negara bukan hanya urusan orang tua, bapak-bapak, anaggota partai politik, mahasiswa fakultas ilmu politik, atau pegawai kantor pemerintahan saja. Akan tetapi, politik sejatinya bersifat universal dan tidak memandang gender. Bahkan umur seseorang tidak lagi menjadi ukuran seseorang berbincang mengenai politik. Pecahnya kerusuhan pada tahun 1998 yang menuntut tegaknya hak asasi manusia dan demokrasi mengingatkan sekali lagi bahwa generasi memiliki andil besar dalam lahirnya era reformasi. Bahkan jauh sebelum tahun 1998, pada masa kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, golongan-golongan muda seperti Sukarni, Chaerul Saleh, Adam Malik, dan Wikana yang berkat keberanian dan kecerdikannya dapat memberikan sumbangan besar terhadap terjadinya proklamasi Indonesia. Peristiwa-peristiwa besar yang melibatkan para generasi muda tersebut mengindikasikan adanya peran pemuda terhadap pembangunan politik di Indonesia.

Generasi muda yang terlibat dalam aksi-aksi tersebut meskipun menggunakan cara yang cukup ekstrim, membentuk adanya revolusi politik yang terjadi secara besar-besaran. Revolusi tersebut terjadi karena adanya perubahan pada sistem politik yang mengartikan terjadinya pembangunan politik di suatu negara. Menurut Ramlan Surbakti (1992), pembangunan dan modernisasi politik merupakan perubahan politik, bukan sebaliknya. Perubahan politik dapat pula diartikan ketika terjadinya perbedaan karakteristik dari suatu sistem politik pada periode tertentu ke periode lainnya atau dari sistem politik yang satu ke sistem politik yang lain. Pembangunan politik dapat bersifat progresif ataupun regresif. Contoh yang nampak cukup jelas ialah ketika terjadinya transisi orde baru menuju era reformasi yang lebih demokratis. Demokratisasi dan tingginya kedaulatan rakyat pada era reformasi menjadi prasyarat jalannya proses pembangunan.

Anak Muda dan Matinya Minat Politik

Perubahan pada politik tidak terrjadi secara kebetulan atau tanpa disengaja. Konsep pembangunan politik perlu mengandung rencana dan sasaran yang jelas. Pada pembangunan politik dapat dilihat sebagai implikasi politik dari pembangunan yang sasarannya antara lain mengembangkan kapasitas-kapasitas sistem politik sehingga ia dapat memelihara dirinya. Seiring berkembangnya zaman, perlu adanya modernisasi bahkan dalam politik untuk terus menyesuaikan sistem politik dengan dinamika masyarakat yang berkembang. Perubahan politik meliputi semua ciri pembangunan dan modernisasi politik yang objeknya antara lain mencakup perubahan sistem nilai politik, struktur kekuasaan dan strategi kebijaksanaan umum. Dalam pembangunan yang bersifat komprehensif dan berbasis partisipasi.

Menurut Ramlan Surbakti (1992), modernisasi dalam pembangunan politik memiliki arti yang mengandung kondisi berupa sistem sosial yang menyediakan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi kehidupan dalam dunia yang secara teknologi sudah maju. Partisipan dalam pembangunan tidak hanya dijalankan oleh para pegawai pemerintahan, para anggota parlemen, para tukang bangunan, atau para pemberdaya masyarakat. Namun, meliputi seluruh aspek dalam suatu negara yang bergerak menjadi suatu sistem yang saling bertalian erat. Generasi muda atau lebih akrab disapa Milenial memiliki peran yang juga krusial dalam pembangunan politik. Mereka adalah pion penting dalam modernisasi bidang politik guna memajukan pembangunan. Pembangunan tidak hanya terbatas pada pembangunan saluran irigasi, jalan raya, jembatan dan jenis pembangunan bentuk fisik lainnya. Namun, ada pula jenis pembangunan non-fisik seperti pembangunan manusia/sumber daya manusia. Untuk memaksimalkan pembangunan manusia tentu saja perlu partisipasi dari kalangan muda. Kalangan tua lambat laun akan terus menyurut, apabila tidak segera mengejar pembangunan maka kekosongan dapat terjadi. Pembangunan manusia adalah pilar penting dalam kemajuan sebuah negara. Kekosongan dalam sebuah sektor akan meruntuhkan sektor lain yang menimbulkan domino effect.

Dengan melihat realitas saat ini agaknya generasi muda kurang berminat dalam sektor politik. Sebetulnya, ilmu politik memiliki nilai-nilai penting dalam sebuah negara pun tujuannya sangat mulia. Pembelajaran mengenai ilmu politik tidak hanya terbatas untuk pemilu atau pilkada saja. Ilmu politik bertujuan untuk mensejahterakan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memelihara perdamaian dunia. Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan image politik yang dicitrakan negative. Politik seringkali diilustrasikan sebagai kubangan lumpur yang kotor, kerapkali pula disinggung dengan kesewenang-wenangan sebuah posisi atau perbincangan sarkasme mengenai politik. Asosiasi-asosiasi obrolan tentang politik selalu berkisar pada aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan amoral yang membuat anak-anak muda semakin tidak tertarik dengan politik. Selain itu, topik juga dianggap terlalu serius dan bahasan yang berat untuk dibicarakan di tongkrongan anak muda. Partai-partai politik sendiri juga lebih sering menggandeng kalangan tua yang menyebabkan minat berpolitik generasi muda semakin rendah. Kebanyakan bentuk pendekatan dari partai politik cenderung berjangka pendek, mereka hanya tampil ketika mendekati masa-masa pesta politik saja. Generasi muda hanya dianggapp sebagai sekumpulan orang apolitis atau sekadar suatu kelompok pemilih.

Membangun Kiprah Kalangan Muda

Kondisi politik masa kini cukup menyedihkan mengingat kaum muda merupakan kelompok yang memberikan partisipasi dalam demokrasi. Untuk mendorong masyarakat untuk sadar politik dan kritis, partisipasi kaum muda dalam pendidikan politik perlu diperhatikan secara khusus. Kaum muda harus punya peran yang aktif serta berdaya sebagai stake holder serta problem solving. Kompetensi politik para kaum muda seringkali diremehkan yang didasari pandangan bahwa kaum muda hanya sebagai sumber masalah atau asset dalam mencapai tujuan tertentu. Padahal justru kaum mud aini memiliki kapabilitas dalam memimpin dan membangun gerakan secara lebih besar. Selain itu, kebanyakan kaum muda yang menduduki kursi jabatan hanyalah mereka-mereka yang berlatang belakang sosial dan ekonomi kelas menengah atas yang memiliki privilege untuk mengakses sumber daya. Padahal system politik membutuhkan adanya bentuk keterwakilan secara acak yang mencerminkan komposisi berbagai kelompok dalam masyarakar sehingga seluruh kepentigan dalam masing-masing kelompok dapat tersalurkan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu adanya dorongan pada kaum-kaum muda supaya mereka dapat berkiprah dalam panggung politik dan angka partisipasi meningkat.

Dengan demikian, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi dari kaum muda dengan membenahi system pemilu dan regenerasi partai politik yang memebrikan jaminan pada kaum muda untuk dipilih secara demokratis sesuai dengan kompetensi mereka. Partisipasi dari kaum termarginalisasi--- seperti perempuan, disabilitas, dan lain sebagainya--- dalam politik perlu didorong dan diberi akses terhadap keikutsertaan partisipasi. Orang-orang muda juga harus memiliki kesadaran politik yang cakap sehingga dapat menciptakan dampak yang besar dalam ruang politik. Upaya untuk membangun kapasitas berpikir dan pengetahuan mengenai demokrasi dan kesadaran hak warga negara perlu dibentuk agar kaum muda dapat berkomunikasi di ruang politik formal dan memecahkan permasalahan sosial maupun politik. Adanya dialog lintas generasi pun dapat membantu hubungan kemitraan antara kaum muda dan generasi tua untuk saling berbagi kekuasaan dan transfer ilmu. Dengan adanya dialog lintas generasi dengan ruang diskusi terbuka membuat antar golongan dapat saling memahami peran sehingga meminimalisir konflik. Kaum muda memerlukan lingkungan yang lebih setara dan inklusif, sehingga bisa memiliki dampak yang lebih luas di tingkat institusi publik maupun partai dan organisasi politik (Irdiana, dkk, 2021).

Irdiana, N., Febrianto, R., Nisa, S. A. (2021). Kaum Muda Diremehkan Di Panggung Politik: Kita Perlu Dorong Peran Dan Pengakuan Mereka Sebagai Pemimpin Dan Politikus .https://theconversation.com/kaum-muda-diremehkan-di-panggung-politik-kita-perlu-dorong-peran-dan-pengakuan-mereka-sebagai-pemimpin-dan-politikus-159644

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun