Mohon tunggu...
Shafilla Amel
Shafilla Amel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Book

Ulasan Buku "Teruslah Bodoh Jangan Pintar"

2 Oktober 2024   11:58 Diperbarui: 2 Oktober 2024   15:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gamhttps://www.goodreads.com/book/show/207861795-teruslah-bodoh-jangan-pintarbar

Buku "TERUSLAH BODOH JANGAN PINTAR" Merupakan buku non akademik karya sastra.

ULASAN BUKU    : 

Judul Koleksi       : Teruslah Bodoh Jangan Pintar 

Penulis                 : Tere Liye.

Penerbit                : Sabakgrip

Tahun Terbit       : 2024

Jumlah Halaman  : 373 halaman

ISBN                          : 978-623-888-220-5

Desain Cover          : ORKHA 

Dicetak                     :  PT Gramedia, Bandung

Harga                        : Rp99.000

Jenis Teks                : Non akademik 

SINOPSIS :

"Teruslah Bodoh Jangan Pintar" adalah sebuah buku yang mengajak pembaca untuk merenung dan berpikir kritis tentang makna kebijaksanaan dan kepintaran dalam kehidupan sehari-hari. Melalui serangkaian esai yang ditulis dengan gaya yang lugas dan penuh perenungan, Tere Liye mengungkapkan pandangan uniknya tentang bagaimana kebodohan yang disadari bisa menjadi jalan menuju kebijaksanaan yang lebih dalam.

Buku ini terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing membahas aspek-aspek berbeda dari kebodohan dan kepintaran. Tere Liye mengajak pembaca untuk melihat bahwa kebodohan yang dimaksud bukanlah kebodohan dalam arti ketidaktahuan atau kecerobohan, melainkan sikap terbuka untuk terus belajar, merendahkan hati, dan mengakui bahwa kita tidak tahu segalanya.

Salah satu esai dalam buku ini membahas tentang bagaimana seringkali orang yang merasa dirinya pintar cenderung menjadi angkuh dan enggan menerima masukan atau kritik. Mereka merasa sudah mengetahui segala sesuatu sehingga kehilangan rasa ingin tahu dan semangat untuk terus belajar. Sebaliknya, orang yang 'bodoh' dalam arti yang positif selalu ingin tahu lebih banyak, tidak takut untuk bertanya, dan siap belajar dari siapa saja dan dari mana saja.

Tere Liye juga menguraikan bagaimana kebodohan yang disadari bisa membantu kita untuk menghadapi kegagalan dengan lebih bijak. Dalam salah satu cerita, penulis menceritakan pengalaman seseorang yang terus mencoba meskipun berkali-kali gagal, karena ia sadar bahwa setiap kegagalan adalah pelajaran berharga yang mendekatkannya pada keberhasilan. Sikap 'bodoh' ini, menurut Tere Liye, adalah kunci untuk tetap bersemangat dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.

Buku ini juga menyentuh aspek spiritual dan emosional dari kebodohan dan kepintaran. Tere Liye menekankan pentingnya kebijaksanaan hati, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, serta kesadaran bahwa kebijaksanaan sejati tidak hanya berasal dari pengetahuan intelektual tetapi juga dari pengalaman hidup dan interaksi dengan sesama.

"Teruslah Bodoh Jangan Pintar" menawarkan pandangan yang berbeda dan segar tentang bagaimana kita seharusnya memandang diri sendiri dan orang lain. Dengan cerita-cerita inspiratif dan refleksi mendalam, Tere Liye mengajak pembaca untuk merangkul kebodohan sebagai bagian dari perjalanan menuju kebijaksanaan dan kebahagiaan sejati.

KELEBIHAN :

Buku ini membuat pembaca merasakan emosi yang campur aduk. Buku ini menarik pembaca dengan segala cerita dan tokohnya. Untuk itu saya akan membahas berbagai kelebihan buku"Teruslah Bodoh Jangan Pintar":

Menambah wawasan terhadap isu lingkungan, Menambah pengetahuan tentang konflik dan hukum agraria, Memperhatikan isu sosial, dan Karakter yang beragam dan menarik.

KEKURANGAN :

Buku "Teruslah Bodoh Jangan Pintar" terdapat banyak kelebihan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa buku ini pun memiliki kekurangan. Menurut saya, kekurangan tersebut adalah: 

Akhir cerita dan penyelesaian masalah yang tidak realistis,Latar belakang tokoh yang bisa diperjelas, warna cover kurang menarik dan bahasa yang ada sedikit sulit dipahami pembaca.

Ditulis Oleh M.furqon Noor Farid, Alif Rafi Fi'lul KA, Rifqi Fauzi Munawar, Fadhilla Intan Ramandhani, Dwi Akmalina, Hani' Khusnul khotimah, Nabila Nihayatus Saadah, Shafilla Amel Rahmadanty.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun