Mohon tunggu...
Shafika Ayudyah Lestari
Shafika Ayudyah Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Negeri Surabaya

S-1 jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Bimbingan Konseling dari Makna hingga implementasi di Sekolah, Serta Pentingnya Esensi dan Praktik Komunikasi Terapeutik dalam Konseling.

29 Juli 2024   18:52 Diperbarui: 29 Juli 2024   19:03 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hal-hal yang perlu dihindari dalam komunikasi terapeutik termasuk memberikan penilaian, menginterupsi, memberikan saran yang tidak diminta, berbicara terlalu banyak, dan tidak menghargai perasaan atau pengalaman klien. Lalu Komunikasi tulisan dalam konseling harus jelas, ringkas, dan sensitif. Penting untuk menghindari jargon yang membingungkan, memberikan penjelasan yang lengkap, dan menyampaikan pesan dengan empati serta kejelasan. Keberhasilan konseling tergantung pada hubungan antara konselor dan klien, keterampilan komunikasi konselor, partisipasi aktif klien, dan penggunaan teknik konseling yang tepat. Evaluasi berkelanjutan juga penting untuk menilai kemajuan klien.

Profesionalisme dalam pelayanan konseling mencakup etika, kompetensi, keterampilan komunikasi, dan komitmen terhadap pengembangan profesional berkelanjutan. Konselor harus menjaga standar tinggi dalam praktik mereka untuk memberikan layanan yang efektif. Teori konseling terus berkembang dengan penelitian baru dan praktik inovatif. Beberapa teori yang berpengaruh termasuk psikoanalisis, terapi kognitif-behavioral, terapi humanistik, dan terapi sistem keluarga. Setiap teori menawarkan pendekatan unik untuk memahami dan mengatasi masalah klien.

Terdapat juga Beberapa Keterampilan agar mendukung keberhasilan konseling yaitu seperti :

  •  Keterampilan Attending

Keterampilan attending melibatkan memberikan perhatian penuh kepada klien, menggunakan bahasa tubuh yang mendukung, membuat kontak mata, dan memberikan isyarat verbal serta non-verbal yang menunjukkan konselor mendengarkan dengan seksama.

  • Keterampilan Membuka Percakapan

Membuka percakapan dalam konseling harus dilakukan dengan pendekatan yang ramah dan tidak mengancam. Konselor dapat memulai dengan pertanyaan terbuka yang mendorong klien untuk berbagi pemikiran dan perasaan mereka.

  •  Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya mencakup penggunaan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat untuk menggali informasi, mengklarifikasi perasaan klien, dan membantu klien mengembangkan wawasan baru tentang situasi mereka.

  • Keterampilan Restatement

Restatement adalah teknik di mana konselor mengulang kembali apa yang dikatakan klien dengan kata-kata sendiri. Ini membantu klien merasa didengar dan memberikan kesempatan untuk mengklarifikasi atau mengembangkan pemikiran mereka lebih lanjut.

  • Keterampilan Empati

Keterampilan empati melibatkan memahami dan merasakan apa yang dialami klien, serta mengkomunikasikan pemahaman tersebut dengan cara yang mendukung. Empati membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang mendalam antara konselor dan klien.

  •  Keterampilan Klarifikasi

Klarifikasi adalah teknik untuk memastikan bahwa konselor memahami perasaan dan pikiran klien dengan tepat. Ini sering dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau membuat pernyataan yang meminta klien untuk memperjelas atau menguraikan lebih lanjut.

  • Keterampilan Genuine

Keterampilan genuine melibatkan kejujuran dan ketulusan dalam interaksi dengan klien. Konselor harus menunjukkan sikap yang autentik dan tidak berpura-pura, yang membantu menciptakan hubungan yang lebih terbuka dan jujur.

  •  Keterampilan Refleksi

Refleksi adalah teknik di mana konselor mengulang kembali perasaan klien dengan kata-kata sendiri untuk menunjukkan pemahaman. Ini membantu klien merasa dipahami dan dapat membantu mereka mengeksplorasi perasaan mereka lebih dalam.

  •  Keterampilan Konfrontasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun