Teknologi internet, terutama melalui platform media sosial seperti TikTok, telah membawa dampak signifikan terhadap cara berbahasa, terutama di kalangan remaja. Aulia et al. (2023) menemukan bahwa penggunaan platform TikTok dengan konten- konten yang tidak mendidik, seperti akun-akun gosip, berkontribusi terhadap degradasi etika berbahasa. Konten yang disebarkan sering kali mengandung bahasa kasar, tidak sopan, dan tidak sesuai dengan norma kesopanan yang berlaku di masyarakat.
Munculnya fenomena ini menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan bahasa Indonesia, terutama jika generasi muda tidak dilatih untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Penggunaan teknologi yang tidak dibarengi dengan pemahaman tentang etika berbahasa dapat memicu penurunan kualitas komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya sistematis dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika berbahasa di era digital.
Pentingnya Kesadaran Bahasa dalam Dunia Pendidikan
Kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan etis harus dimulai dari lingkungan pendidikan. Menurut Kardiana et al. (2021), kesadaran mahasiswa terhadap etika berbahasa sangat penting dalam membentuk generasi yang berkomunikasi secara efektif dan santun. Pendidikan bahasa di sekolah dan perguruan tinggi harus tidak hanya mengajarkan keterampilan berbahasa yang sesuai dengan kaidah EYD, tetapi juga menekankan pentingnya kesantunan dalam berkomunikasi, baik secara langsung maupun di ruang digital.
Pengintegrasian etika berbahasa dalam kurikulum pendidikan akan membantu siswa memahami bahwa penggunaan bahasa tidak hanya soal benar atau salah dari segi tata bahasa, tetapi juga tentang bagaimana bahasa dapat mencerminkan sikap dan nilai- nilai yang dianut oleh individu. Kesadaran ini akan membentuk masyarakat yang lebih menghargai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sekaligus menjaga etika berbahasa dalam setiap interaksi, baik di dunia nyata maupun digital.
Tantangan dan Solusi untuk Menjaga Etika Berbahasa
Tantangan terbesar dalam menjaga etika berbahasa di era digital adalah kemudahan akses informasi dan komunikasi yang sering kali mengabaikan norma- norma sosial. Anonimitas di media sosial juga membuat individu merasa lebih bebas untuk berbicara tanpa mempertimbangkan dampak dari apa yang mereka sampaikan. Ini menjadi tantangan besar dalam menjaga etika berbahasa di ruang publik.
Namun, tantangan ini dapat diatasi melalui pendidikan literasi digital yang lebih komprehensif. Literasi digital tidak hanya mengajarkan cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan teknologi dengan bijak, termasuk dalam berkomunikasi. Pendidikan ini harus mencakup pemahaman tentang pentingnya etika berbahasa, cara berkomunikasi yang santun, serta dampak negatif dari penggunaan bahasa yang tidak etis.
Selain itu, peran keluarga juga sangat penting dalam membentuk kebiasaan berbahasa yang baik sejak dini. Orang tua harus menjadi teladan dalam penggunaan bahasa yang santun, baik dalam interaksi sehari-hari maupun dalam penggunaan media sosial. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang pentingnya etika berbahasa.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu elemen penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencerminkan kepribadian individu. Namun, tantangan di era digital, terutama dalam penggunaan media sosial, menimbulkan kekhawatiran terhadap penurunan kualitas bahasa dan pelanggaran etika berbahasa. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya etika berbahasa melalui pendidikan, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Dengan demikian, generasi muda akan mampu menjaga keindahan bahasa Indonesia dan berkomunikasi secara efektif serta santun dalam setiap situasi.