Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maulid Nabi Ajang Mengelola Rasa Syukur di Lombok

31 Oktober 2021   08:58 Diperbarui: 31 Oktober 2021   09:00 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan Maluid Nabi Muhammad saw selalu menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh masyarakat Lombok. Peringatan Maulid Nabi SAW digelar meriah di setiap kampung. Banyak yang menantikan untuk bisa melakukan syukuran atas hajat mereka. Banyak yang menyelenggarakan sunatan masal, lomba-lomba di Masjid juga syukuran atas banyak hal tentang pencapaian mereka setahun terakhir.

Peringatan Maulid ini biasanya dilakukan dengan mengundang saudara dan kerabat untuk makan segala macam hidangan di rumah. Bukan hanya nasi, lauk dan sayur khas sasak, tapi juga jajanan hingga buah-buahan.

Biasanya makanan disajikan dua kali. Saat tamu datang, disajikan nampan besar atau dulang yang berisikan nasi dan berbagai lauk pauk seperti ikan, ayam, telur dan sayur ares atau sayur nangka khas sasak untuk dimakan terlebih dahulu. Satu nampan berisi beberapa piring yang bisa dimakan untuk dua atu tiga orang.

Setelah selesai makan, nampan besar kedua akan dikeluarkan. Isinya adalah camilan, kue basah dan buah-buahan. Tak hanya yang dimakan di tempat, masih ada lauk dan kue basah yang dibawa pulang untuk oleh-oleh keluarga di rumah.

Salah satu yang khas dari syukuran ini adalah selalu ada nasi rasul. Nasi rasul sebenarnya bukan terbuat dari nasi, tetapi terbuat dari ketan yang dikukus dengan menggunakan bumbu dan kunyit agar terlihat kuning. Di atas ketan yang berwarna kuning itu diberikan suiran ayam berbumbu, kacang kedelai goreng, telur dadar diiris dan saur (kelapa parut yang disangrai sampai kering) juga bawang goreng yang menambah citarasa gurih.

Makanan ini khas dijumpai saat bulan Maulid saja sehingga pasti semua yang mengadakan syukuran atau berdoa bersama di Masjid pasti ada sajian ini.

sumber: dokumen pribadi
sumber: dokumen pribadi

Biasanya setiap daerah memiliki waktu tersendiri mengadakan peringatan Maulid Nabi ini dalam satu bulan penuh Bulan Maulid. Setiap Masjid di suatu daerah akan mengadakan doa bersama mengadakan syukuran yang juga dibarengi dengan beberapa lomba anak-anak agar suasana lebih meriah.

Setiap keluarga membawa nampan berisi nasi, lauk, sayur juga buah dan kue basah yang akan dimakan bersama di Masjid setelah berdoa bersama. Ada yang mengundang saudara atau kerabat untuk bergabung makan besama di Masjid, tapi ada pula yang mengadakan acara syukuran di rumah.

Mereka sengaja memasak lebih banyak untuk keluarga dan kerabat yang diundang untuk menikmati hidangan maulid yang sudah disediakan. Semua tergantung kemampuan masing-masing keluarga.

Namun, tak jarang ada yang sampai berhutang untuk bisa menyelenggarakan acara syukuran yang hanya ada setahun sekali ini. Bahkan, sebelum Bulan Maulid tiba-tiba banyak orang meminta-minta ke rumah-rumah di kompleks untuk mendapatkan uang lebih memenuhi kebutuhan maulid mereka. 

sumber: dokumen pribadi
sumber: dokumen pribadi

Beberapa tahun yang lalu saat baru menikah dan tinggal di kompleks di Kota Mataram, saya sedikit bingung dengan peminta-minta yang seperti ada musimnya. Pada saat tertentu banyak sekali yang datang meminta-minta meski dilihat dari fisiknya bukan orang renta dan masih sanggup bekerja.

Namun, hal itu tidak terjadi sering kali. Hanya waktu-waktu tertentu saja. Bahkan, ada yang seperti kenal dengan orang pemilik rumah dan memberikan jajanan dengan harapan diberikan uang.

Saat itu saya masih tinggal di rumah mertua, di sebuah kompleks perumahan yang mungkin dianggap mereka kebanyakan orang yang bekerja.

Setelah lama, saya baru sadar kalau pasti musim ibu-ibu peminta-minta itu persis sebelum Bulan Maulid atau awal Bulan Maulid. Setelah mengetahui kebiasaan masyarakat setempat tentang perayaan Maulid Nabi, saya pun mengerti mengapa banyak peminta-minta di waktu-waktu tertentu.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw memang lebih ramai dibanding dengan saat Hari Raya Idul Fitri di Lombok. Namun, seharusnya tetap disesuaikan dengan kemampuan kita.

Tak perlu memaksakan dan sesuai kemampuan saja karena akan banyak membuat masalah baru kalau kita memaksakan mengikuti kebiasaan yang tak sesuai kemampuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun