Saya sedang mengikuti sebuah kelas gratis tentang Belajar Zero Waste 2021 yang diadakan oleh penggiat Zero Waste yang awalnya digagas oleh Mbak Dk Wardhani atau Mbak Dini. Sudah lama saya mengikuti Instagramnya dan ingin mengikuti jejak beliau yang sudah tidak membuang sampah lagi ke TPA dan berhasil mengelola sisa konsumsi rumah tangganya sendiri.
Pada kelas Belajar Zero Waste (BZW) 2021 kali ini, ada beberapa materi yang disampaikan mulai dari pengenalan hingga tahap selanjutnya disertai dengan games yang akan membuat kami pembelajar bisa belajar sambil mempraktekkannya.
Games pertama adalah mengenali tentang Tempat Pembuangan Sampah sekitar rumah dan Tempat Pembuangan Akhir nya juga permasalahan tentang sampah yang ada di sekitar kita.Â
Ternyata memang sampah adalah hal yang tak bisa luput karena selama hidup akan selalu menghasilkan sampah.Â
Kalau tak ada yang sadar tentang pengolahan sampah, maka bumi sedikit demi sedikit akan rusak akibat ulah manusia yang semakin mau teknologi, semakin mudah segalanya justru semakin banyak menyebabkan residu dan polusi lingkungan.
Games kedua, kami diminta untuk mengevaluasi sisa konsumsi. Sampah kami ganti istilah menjadi sisa konsumsi agar menjadi lebih sadar kalau kita lah yang menciptakan hal itu dan sebenarnya semua itu bisa diolah dengan memulai memilahnya.
Tujuan Games kedua ini adalah untuk mengetahui timbulan sisa konsumsi yang dihasilkan dan memetakan pola konsumsi.Â
Berikut catatan konsumsi seminggu rumah tangga kami yang sudah dipisahkan menjadi sampah Organik, Anorganik dan Residu. Alangkah lebih baik kalau ditimbang, tapi kami tidak memiliki timbangan digital. Jadi, hanya mencatat sisa konsumsi kami saja
1. Hari pertama (Rabu, 4 Agustus 2021)
- Organik: tulang ayam, kulit wortel, kulit kentang dan sisa nasi satu genggam
- Anorganik : plastik bungkus sayur, palstik bungkus masako, plastik bungkus merica bubuk, botol air mineral kemasan dan kaleng minuman kemasan
- Residu : Â diapers 2, pembalut 2, tissue 3 lembar
2. Hari kedua (Kamis, 5 Agustus 2021)
- Organik : tulang ikan, daging yang sulit dikunyah anak-anak, batang seledri, kulit bawang merah dan kulit bawang putih, tangkai cabai dan kol yang sudah busuk bagian luar, kulit jeruk lemon.
- Anorganik : plastik tepung bumbu, plastik mika puding, kertas koran bekas, plastik kantong belanja, Â dan 3 bungkus mie instant
- Residu : tissue 2 lembar dan diapers 2
3. Hari Ketiga (Jum'at, 6 Agustus 2021)
- Organik : bonggol jagung, kulit semangka, kepala ikan, duri ikan, tempe yang membusuk, kulit bawang merah, kulit bawang putih, daun pre kering.
- Anorganik : plastik bungkus jajan anak-anak, plastik bungkus gula pasir, teh celup, kertas coret-coret
- Residu : 1 diapers, selotip, stiker anak-anak, plester
4. Hari keempat ( Sabtu, 7 Agustus 2021)
- Organik : tulang ayam, kulit apel, biji apel, nasi sepiring, 5 cangkang telur puyuh
- Anorganik : plastik kantong bungkus jajan, mika puding, tusuk sate, gelas plastik, tutup gelas plastikÂ
- Residu : 2 diapers, 4 lembar tissue, pecahan gelas, kertas minyak kue
5. Hari kelima (Minggu, 8 Agustus 2021)
- Organik : sisa ikan, 3 cangkang telur, tahu basi, kulit bawang merah, kulit bawang putih, tangkai cabai, separuh tomat busuk
- Anorganik : plastik bungkus es krim, kaleng sarden, plastik detergent cair, bungkus mie instant
- Residu : 2 diapers, kaleng obat nyamuk semprot, botol bekas obat kadaluarsa, bohlam lampu yang pecah
6. Hari keenam (Senin, 9 Agustus 2021)
- Organik : batang sawi mangkok, kulit wortel, daun sawi yang rusak, hati ayam sisa tidak termakan yang sudah dimasak, selada bagian pangkal
- Anorganik : botol saus tiram, bungkus tepung bumbu, kertas bungkus burger, plastik burger, plastik bungkus jajan anak, plastik bungkus sumpit, 2 mika bungkus makanan
- Residu: 1 Diapers, 2 tissue, baju dalaman yang sobek
7. Hari ketujuh (Selasa, 10 Agustus 2021)
- Organik : kepala ikan, daun bungkus pepes, lepehan makanan anak-anak, jeruk nipis busuk, jeruk limau kering, kulit mangga, biji mangga
- Anorganik : plastik bungkus jajan, plastik bungkus makanan, plastik kantong, karton bungkus susu UHT, plastik bungkus roti tawar.
- Residu : 1 Diapers, 5 tissue, sachet bekas keju, sachet bekas margarine
Setelah mengamati sisa konsumsi selama seminggu yang tidak semua sempat terfoto, penyumbang sisa konsumsi terbanyak di rumah tangga kami adalah berupa plastik.Â
Plastik kantong dan plastik bungkus makanan dan bumbu masih menjadi penyumbang sisa konsumsi rumah tangga terbanyak kami.Â
Hal itu karena pada hari libur atau weekend kami biasa membeli makan di luar untuk mengurangi jenuh dengan masakan rumah sekaligus kami keluar rumah. Karena spontan, kami sering lupa membawa tempat untuk mengurangi penggunaan plastik atau kertas pembungkus dari pembeli.Â
Kami juga memesan paket grill yang bisa dilakukan di rumah karena untuk menghindari kerumunan. Penjual menyediakan alat untuk dipinjamkan sehingga tidak memerlukan banyak plastik karena alat dan wadah bisa dikembalikan.Â
Namun, pembungkus selada, saus pedas, mayonaise dan margarin masih menggunakan mika dan cup yang terbuat dari plastik.Â
Selain itu, jajan anak-anak yang setiap hari dilakukan, meski sedikit, tapi setelah seminggu sampah plastiknya semakin banyak.Â
Sulit melarang anak-anak berbelanja di warung dekat rumah karena banyak temannya belanja sehingga dia pun ingin berbelanja seperti permen atau snack ringan. Juga kiriman makanan dari mertua yang masih sering menggunakan plastik agar lebih praktis karena tidak ada tempat yang bisa digunakan yang pas dan aman untuk pengantaran.Â