- Organik : kepala ikan, daun bungkus pepes, lepehan makanan anak-anak, jeruk nipis busuk, jeruk limau kering, kulit mangga, biji mangga
- Anorganik : plastik bungkus jajan, plastik bungkus makanan, plastik kantong, karton bungkus susu UHT, plastik bungkus roti tawar.
- Residu : 1 Diapers, 5 tissue, sachet bekas keju, sachet bekas margarine
Setelah mengamati sisa konsumsi selama seminggu yang tidak semua sempat terfoto, penyumbang sisa konsumsi terbanyak di rumah tangga kami adalah berupa plastik.Â
Plastik kantong dan plastik bungkus makanan dan bumbu masih menjadi penyumbang sisa konsumsi rumah tangga terbanyak kami.Â
Hal itu karena pada hari libur atau weekend kami biasa membeli makan di luar untuk mengurangi jenuh dengan masakan rumah sekaligus kami keluar rumah. Karena spontan, kami sering lupa membawa tempat untuk mengurangi penggunaan plastik atau kertas pembungkus dari pembeli.Â
Kami juga memesan paket grill yang bisa dilakukan di rumah karena untuk menghindari kerumunan. Penjual menyediakan alat untuk dipinjamkan sehingga tidak memerlukan banyak plastik karena alat dan wadah bisa dikembalikan.Â
Namun, pembungkus selada, saus pedas, mayonaise dan margarin masih menggunakan mika dan cup yang terbuat dari plastik.Â
Selain itu, jajan anak-anak yang setiap hari dilakukan, meski sedikit, tapi setelah seminggu sampah plastiknya semakin banyak.Â
Sulit melarang anak-anak berbelanja di warung dekat rumah karena banyak temannya belanja sehingga dia pun ingin berbelanja seperti permen atau snack ringan. Juga kiriman makanan dari mertua yang masih sering menggunakan plastik agar lebih praktis karena tidak ada tempat yang bisa digunakan yang pas dan aman untuk pengantaran.Â