Awal tahun selalu menjadi acuan untuk meraih resolusi, tapi sudahkah kita membuat resolusi dan tren yang baik di tahun ini? Sudahkan mengukur resolusi dengan seberapa besar manfaatnya? Entah hanya saya atau ada orang lain yang selalu menilai keberhasilan dari kemanfaatan.Â
Saya hanya seorang yang tidak terkenal, tidak punya banyak kegiatan sosial, tapi saya tetap ingin bermanfaat meski hanya seujung kuku. Satu-satunya yang saya inginkan menjadi tren di tahun 2021 ini adalah Tren Minim Sampah.
Dimulai dari edukasi skala rumah tangga, bersinergi dengan UMKM yang juga didukung dengan produsen besar yang bersama untuk bisa mengurangi sampah secara bersama-sama. Namun, kalaupun dimulai dari skala paling kecil sekalipun itu sudah bisa berkontribusi untuk bumi ini menjadi lebih lestari.Â
Kampanye mengurangi sampah plastik sudah lama digaungkan akan terwujud ketika semua pihak bersinergi bersama dibarengi dengan kesadaran dan kemauan untuk melestarikan lingkungan. Tak bisa seketika, tapi bertahap, perlahan tapi pasti saja.
Rumah tangga diedukasi untuk bisa memilah sampah rumah tangga sendiri. Kalau memang tidak bisa mengompos, pemerintah setempat bisa memfasilitasi dengan menyediakan tempat untuk tempat mengompos bersama atau membayar satu orang yang bertugas mengompos sampah rumah tangga. Bisa juga dengan menyisihkan lahan untuk tempat mengompos dengan mengumpulkan biaya bersama untuk perawatannya.Â
Mengompos tidak perlu perawatan ekstra, hanya perlu diaduk setiap dua tiga hari sekali. Namun, memang butuh tempat yang terhindar dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Tempat seperti inilah yang mungkin sulit didapatkan di daerah yang padat penduduk.Â
Idealnya memang dilakukan setiap rumah tangga bisa mengompos limbah organiknya sendiri. Selain tidak terlalu memakan tempat, proses pengomposan juga tidak menimbulkan bau tidak sedap kalau melakukannya dengan benar. Bisa dilakukan sekalian banyak ataupun menumpuknya setiap hari dengan komposisi dan cara yang tepat.Â
Mempelajari cara mengompos bisa kita lihat di youtube, baca buku dan juga influencer di Insstagram seperti @DK Wardhani dan @akademiminimsampah. Mbak Dini juga sudah menulis buku tentang Menuju Rumah Minim Sampah, Mengompos itu Mudah dan Bye Bye Sekali Pakai yang bisa dijadikan referensi dan membuka mindset kita tentang pentingnya mengurangi sampah demi kelangsungan bumi kita.Â
Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menerapkan budaya baik ini. Selain mengurangi sampah plastik, kebiasaan ini bisa menghemat pengeluaran juga menjaga kelestarian alam selain juga jelas mengurangi sampah yang semakin hari semakin tak terkendali.
Memulai tidak perlu langsung berubah drastis. Bisa dimulai dari hal kecil saja, mulai menggunakan tas belanja sendiri misalnya saat belanja dan membawa wadah sendiri saat membeli makanan bisa menjadi langkah awal yang baik saat bisa dilakukan secara konsisten.Â
Selanjutnya, mulai memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan anorganik terlebih dahulu sebelum ke tahap selanjutnya. Saat punya lahan tanah, sampah anorgaik bisa dikubur atau dikompos sendiri.Â
Kompos yang sudah jadi bisa digunakan untuk menanam bunga atau sayuran juga tanaman obat di sekitar rumah menggunakan pot. Kalau terlalu banyak, bisa berbagi dengan tetangga juga lebih bermanfaat. Sampah plastik dan kardus bisa diberikan kepada pemulung atau bank sampah agar bisa didaur ulang.
Langkah awal yang sederhana bisa membuat perubahan bagi bumi bila dilakukan secara konsisten, apalagi bila bisa menginspirasi banyak orang dan bersama-sama melakukan kebiasaan baik ini. Apalagi saat bisa memilah sampah menjadi lebih spesifik seperti sampah plastik, sampah kertas, sampah alat listrik, sampah berbahan besi dan sampah kain.Â
Sampah kain bisa digunakan untuk lap dapur atau juga isian beanbag seperti yang dilakukan oleh Mbak Dini yang membuat Beanbag sendiri dengan kain dalaman pakaian yang tak terpakai. Sampah plastik bisa digunakan untuk membuat Ecobrick sendiri atau kerajinan yang bisa digunakan untuk hiasan rumah ataupun pot bunga. Sampah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas daur ulang.
Kebiasaan ini akan lebih mudah dilakukan saat mengurangi konsumsi makanan instant, membeli barang sesuai kebutuhan dan memasak makanan secukupnya. Mengganti popok sekali pakai dengan popok kain dan mengganti pembalut sekali pakai dengan pembalut kain juga merupakan cara untuk mengurangi sampah sulit terurai tersebut.Â
Rangkaian kebiasaan baik itu akan berbonus hemat saat kita bisa memilah mana kebutuhan dan mana keinginan. Rumah pun menjadi lebih rapi saat barang yang ada memang hanya barang yang dibutuhkan. Banyak manfaat bukan hanya untuk alam, tapi juga untuk kelestarian alam.Â
Tren gaya hidup tidak melulu tentang fashion, bisnis dan investasi. Minim sampah juga merupakan gaya hidup yang perlu dijadikan tren untuk menjadi lebih baik dan mengurangi sampah yang sudah tak terkendali dan menimbulkan banyak masalah termasuk masalah kesehatan.Â
Semangat menjadi lebih baik :)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H