Pemenuhan gizi keluarga menjadi faktor penting bagi pertimbangan belanja setiap ibu rumah tangga. Mempertimbangkan kebutuhan vitamin, mineral, lemak, protein dan karbohidrat yang harus dikonsumsi oleh anggota keluarganya merupakan dasar perencanaan belanja rumah tangga. Pasti semua ibu merasakannya.Â
Saat membeli belanja rumah tangga, saya selalu berusaha memvariasikan makanan, tapi yang selalu ada di setiap belanja mingguan adalah telur dan ayam.Â
Telur seperti menjadi sesuatu yang wajib ada di keluarga kami karena Ayah dan anak-anak suka makan olahan telur, terutama telur ceplok. Telur ceplok menjadi andalan saat bosan dengan berbagai macam makanan yang berbumbu. Ditambah nasi hangat dan kecap adalah favorit anak-anak dan ayahnya sehingga bisa makan dengan lahap.
Ternyata bukan hanya saya lho, banyak yang mengatakan kalau anak-anak mereka pun suka dengan telur goreng hanya dengan nasi dan bisa makan banyak.Â
Rasa gurihnya apalagi disajikan saat hangat memang sangat menggugah selera. Biasanya saya membuat variasi cara menggoreng telur dengan orak arik telur kol, orak arik telur sosis, tahu telur dengan sayuran, telur dadar dengan daun bawang, omelet mie atau terkadang nasi goreng telur campur. Ini pun menjadi andalan ibu-ibu saat akhir bulan. Telur menjadi salah satu pilihan menu yang bisa banyak dikreasikan.Â
Selain dimasak sendiri, telur juga salah satu campuran yang membuat makanan menjadi gurih seperti saat membuat perkedel, capcay atau bahkan untuk membuat makanan ringan.Â
Harganya yang cukup terjangkau untuk telur yang dihasilkan dari ayam petelur memang menjadi stok wajib yang harus ada di lemari pendingin di banyak rumah, begitu penuturan beberapa teman sesama ibu rumah tangga.Â
Namun, bukan berarti bisa membuat menu telur setiap hari karena juga akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesuatu yang baik kalau dikonsumsi berlebihan pun akan menjadi tidak baik. Tetap variasikan makanan agar kebutuhan gizi tubuh terpenuhi dengan baik.
Selain telur, salah satu yang favorit karena harganya yang murah dan enak adalah daging ayam ras. Harganya yang terjangkau dan dagingnya yang tebal dengan harga terjangkau membuat lebih mudah mengolah dan memakannya karena tidak membutuhkan waktu yang lama seperti ayam kampung. Kedua jenis daging ayam ini memiliki karakteristik yang berbeda, tentu memiliki kekhasan sendiri dalam memasak.Â
Ayam ras yang tidak butuh waktu lama untuk empuk populer dijadikan berbagai macam makanan seperti ayam crispy, ayam pop, ayam geprek, nugget ayam, sempol ayam, bakso ayam, ayam mesre (ayam suir bumbu pedas), ayam teriyaki, abon ayam, ayam bumbu mentega dan masih banyak olahan makanan yang lain.
Apalagi di zaman serba online, banyak yang memanfaatkan daging ayam untuk dioleh menjadi beberapa sajian makanan yang unik. Di kalangan mahasiswa, ayam geprek masih menjadi idola karena selain murah, jenis makanan ini cukup mengenyangkan dengan harga terjangkau.Â
Berjamurnya kedai ayam geprek dengan ciri khasnya sendiri hanya berkisar Rp 10.000,- untuk ayam tanpa nasim bahkan ada yang sudah lengkap dengan nasi putih. Mungkin akan berpengaruh pad aukuran ketika harga ayam sedikit lebih mahal dari biasanya.
Sebaliknya, ayam kampung banyak digunakan untuk olahan makanan yang lebih bersifat tradisional dengan banyak rempah.Â
Di LOmbok, banyak makanan khas seperti ayam taliwang, ayam bakar, ayam bumbu merah atau biasa disebut ayam bumbu khas Rarang dan soto ayam khas sasak banyak menggunakan ayam kampung dan ayam pejantan.Â
Hal itu bertujuan untuk menjaga citarasanya yang gurih dan sedapnya yang tentu saja berbeda dengan ayam ras. Meggunakan ayam kampung, bumbu akan meresap di dalam daging ayamnya bercampur dengan gurih khas ayam kampung sehingga akan timbul rasa yang nikmat.
Pemilihan telur ayam ras atau telur ayam kampung. daging ayam ras atau daging ayam kampung disesuaikan dengan kebutuhan dan keuanga tentunya.Â
Namun, konsumsi telur ayam ras dan daging ayam ras pun tidak boleh berlebihan karena lemaknya terlalu tinggi sehingga akan berbahaya bila terlalu sering.Â
Makan dengan sewajarnya, cuci bersih, masak hingga matang agar bakteri yang menempel di daging bisa mati dan olah degan cara yang benar agar menghasilkan rasa yang nikmat.
Tetap perhatikan keseimbangan gizi dan cukupi kebutuhan gizi harian dengan variasi makanan kaya gizi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H