Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggumu Tak Berujung

22 November 2020   04:49 Diperbarui: 22 November 2020   05:08 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah bagaimana rasa nyaman itu membuatku merasa terikat dengannya. Dia memberiku sebuah rasa yang tak pernah kudapatkan sebelumnya. Saat itu, aku begitu nyaman berada di dekatnya. Dia adalah sosok yang kucari selama ini.

Pembawaan yang dewasa, tak pernah menggurui dan tahu cara menghargai wanita tanpa berlebihan. Aku benar-benar jatuh hati saat itu. Tak pernah kurasakan sebelumnya. Mungkin inilah yang dinamakan jatuh cinta.

Aku mengenalnya dari saudaraku, mereka bersahabat sudah lama. Dia tahu persis bagaimana sosok yang diminta untuk menemaniku mengenal Pulau tempat kelahiranku, tapi bukan tempatku dibesarkan.

Meski ini lahir di Lombok, tapi kami tinggal di tanah kelahiran Bapak di Jawa Tengah. Sejak memutuskan untuk tinggal di Lombok, aku merasa mati gaya. Tak ada teman, tak ada yang kukenal, tak bisa kemanapun. Buta sama sekali tentang pulau ini. Tentu jenuh dan ingin kembali ke Jawa. 

Adik bungsu Ibu meminta seorang temannya menemaniku mengenal Pulau ini. Sekedar sebagai teman untuk jalan-jalan karena dia pindah ke Pulau Sebrang setelah menikah. Sosok yang hanya kutahu dari cerita, tapi cukup membuatku penasaran karena diamnya.

Bahkan, saat pertama kali bertemu diminta oleh Paman mengantarku beli tiket, dia sama sekali tak menghubungiku setelah beberapa hari. Aku yang mulai menaruh simpati karena bisa ngobrol banyak dengannya yang memiliki wawasan cukup luas, akhirnya penasaran dan mencoba mencari cara untuk bisa bertemu.

Pernah sekali saat itu, aku menghubunginya hanya menanyakan sesuatu yang tidak penting. Kurasa dia tahu kalau aku bukan sekedar bertanya, tapi ingin tahu lebih dekat.

Baru kali ini aku benar-benar tidak mengerti mengapa dia bisa sedingin ini. Padahal, dia sudah pernah memujiku saat bertemu, tapi tidak pernah menghubungiku meski tahu nomor wa ku. Aku pun penasaran dengannya. Kucari alasan untuk bisa bersamanya. Kucari alasan untuk bisa mengenalnya lebih dekat.

Hingga seorang teman datang bulan madu dari Bali ke Lombok. Bukan teman dekat, tapi aku bisa menjadikannya alasan untuk bisa bertemu dengan Abang Ashar. Saat itulah, kami bicara banyak karena hampir seharian kami bersama menunjukkan pada mereka beberapa tempat bagus di Lombok.

Aku pun mulai membuka cerita dengannya yang hanya menanggapi ceritaku tanpa bercerita tentang dirinya. Namun, saat itu aku sangat bahagia bisa dekat dengannya. Merasa tidak jelek, aku pun yakin dia akan menghubungiku lagi.

Namun, aku salah. Dia masih tetap diam, tidak menghubungiku. Baru kali in aku penasaran dengan sosok yang bahkan baru kukenal. Selama ini, aku teta diam meski beberapa kali dikenalkan dengan teman dan tidak berhasil. Mungkin saat itu, pskilogisku sedang labil seperti yang banyak disebut anak sekarang dengan ababil. ABG labil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun