Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Long Weekend ke Rumah Nenek

28 Oktober 2020   22:37 Diperbarui: 28 Oktober 2020   23:04 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinggal disana sangat baik untuk memperbaiki hati. Sangat baik untuk merecovery hati yang sedang tidak baik dan belajar menjadi baik dan belajar dari kesederhanaan untu bersyukur dan tidak mengeluh. 

Sering sekali saat jam makan terutama sarapan, kami membuat sambal dengan bahan yang ada di kulkas seperti tempe, tahu, telur dengan sambal atau sayur kelor yang ada pohonnya di depan rumah, lalu dimakan bersama dengan keluarga yang lain. Ada yang membawa nasi, ada yang membawa lauk. 

Apa yang ada dikumpulkan, dimakan bersama di teras rumah tengah dari jejeran rumah tetangga yang juga keluarga. Rasanya sangat nikmat. MasyaaAllah. Sayur kelor kaya manfaat ini sejak di Lombok baru saya kenal sebab saat masih tinggal di Ambarawa tidak pernah mengenal sayur ini. 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Nah, ini yang membuat anak-anak suka berada di rumah Mbahnya di Lombok Timur. Banyak teman, banyak bermain dan jauh dari gadget. Banyak hal baru yang dia pelajari tentang berbagi, berteman, menghargai, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih kecil. Bermain dengan baik, bermain dengan asik dan banyak hal sederhana yang menyenangkan. Banyak yang kadang kami tidak ketahui seperti memanfaatkan apa yang ada di sekitar sebagai mainan. 

Membuat gelembung berisi air dari balon tiup murah dengan botol yang dilubangi. Kami banyak belajar karena di kota ternyata tidak ada mainan receh yang juga membuat anak-anak belajar untuk belajar memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Tidak perlu mahal untuk belajar, tidak perku beli untuk bermain dengan menyenangkan dan bersyukur adalah salah satu pondasi untuk bahagia dengan apa yang kita miliki. 

Anak-anak belajar untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang dari lingkunagan dan latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari kalangan berada hingga kalangan biasa. Mulai dari suku Jawa hingga suku sasak. 

Anak-anak belajar untuk tetap bersyukur atas apapun yang mereka miliki. Meski terkadang kalau ngobrol dengan teman-temannya di kompleks kami tinggal beberapa anak menceritakan punya kendaran banyak, rumah lebihd ari satu yang membuat si Gendhuk bertanya, tapi dia mengerti kalau bersyukur adalah bagian penting untuk bahagia, bukan dari harta dan kekayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun