Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Razia Masker, Kebutuhan Vs Kewajiban

20 September 2020   07:22 Diperbarui: 20 September 2020   07:28 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masker sudah menjadi keharusan saat melakukan aktivitas keluar rumah untuk alasan apapun. Namun, sepertinya tidak semua orang sadar kalau masker sangat penting untuk digunakan dalam setiap kegiatan di masa new normal ini. Razia masker banyak diadakan oleh aparat kepolisian, tapi nyatanya masih banyak yang melanggar padahal sudah sampai diberikan sanksi tegas bahkan pemerintah sampai memberikan denda berupa uang pada mereka yang tidak tertib menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah. 

Alasan mereka hanya karena keluar jarak dekat, ke rumah saudara, bahkan ada juga yang sengaja menyepelekannya karena merasa sehat. Banyak dari kalangan menengah ke bawah yang tinggal di kampung menganggap kalau mereka tidak perlu menggunakan masker karena tidak melihat ada orang di sekitar mereka yang terkena virus itu hingga berakibat fatal. 

Padahal, sekarang banyak terjadi kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) yang mungkin banyak ada diantara mereka, menularkan terus menerus hingga kepada orang yang akhirnya harus mengalami akibat fatal. Mereka sangat minim informasi hingga tidak merasa kalau satu kesalahan kecil yang mereka anggap sepele akan berdampak sangat besar pada mereka yang mungkin terjangkit akibat efek kerambol dari kesalahan satu orang.

Minim pengetahuan dan ketidakpedulian yang membuat banyak orang menyepelekan protokol kesehatan termasuk mencuci tangan dan membersihkan diri setelah keluar rumah. Meski pandemi masih berlangsung dan masih banyak kasus yang terjadi, nongkrong-nongkrong masih banyak dilakukan terutama oleh anak muda. 

Banyak cafe yang masih ramai peengunjung untuk sekedar duduk menikmati malam bersama teman-teman. Mereka beralasan bosan di rumah saja, tapi mereka tidak memikirkan efek yang mungkin terjadi dengan satu hal kecil yang mereka sepelekan yang mungkin akan berakibat fatal pada keluarga mereka atau bahkan orang yang tidak mereka kenal akibat efek karambol tersebut. Rasanya pandemi ini sudah menjadi sesuatu yang sudah mulai biasa mereka dengar dan tidak lagi menimbulkan kekhawatiran.

Saat pemerintah dan tenaga kesehatan masih berjibaku dengan pemutusan rantai virus berbahaya ini, banyak orang yang sudah menganggapnya biasa. Banyak orang yang sudah menganggapnya sebagai bagian dari hidup mereka. Bahkan di kampung, mereka seakan melupakan kalau pandemi ini masih berlangsung. 

Banyak acara diselenggarakan dengan melibatkan banyak orang, banyak kegiatan sudah mulai diadakan lagi dengan mengumpulkan massa yang berasal dari banyak tempat. Tidak menutup kemungkinan, salah satu dari mereka sebenarnya pernah terjangkit dengan akibat yang tidak fatal, tapi mereka tidak mengetahuinya. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit ini memang berbeda-beda tergantung kondisi tubuh masing-masing. Namun, menyepelekan protokol kesehatan akan sangat membahayakan bagi orang lain.

Untuk itu, edukasi bagi mereka yang belum tahu dan bagi mereka yang menyepelekan sangat penting dilakukan. Mataram masih menjadi zona orange yang masih belum benar-benar bebas Covid. Cluster perkantoran mulai banyak timbul dan banyak OTG yang terdeteksid dari Cluster ini. Banyak perusahaan yang tetap menyediakan tempat untuk karantina pegawainya yang tidak bergejala agar tidak banyak kontak dengan keluarga atau lingkungannya. 

Namun, mereka yang berada di perkampungan, bukan orang perkantoran tidak mendapatkan fasilitas ini dan mungkin tidak terdeteksi karena tidak pernah melakukan pemeriksaan. Tidak menutup kemungkinan mereka pun sebenarnya pernah terjangkit dengan gejala yang tidak parah ataupun OTG yang kemudian menularkan kembali kepada orang lain tanpa mereka sadari.

Mari bersama memutus rantai penyebaran Covid dari diri sendiri, ingatkan keluarga dan orang terdekat. Jangan ragu untuk mengingatkan dan mengedukasi mereka yang tidak tahu agar bisa ikut andil memutus penyebaran rantai penyebaran virus yang sedang menjadi pandemi ini. Meski terlihat tidak ada, tapi virus ini tetap ada. Ingatkan untuk terus memakai masker, cuci tangan dan jaga kesehatan. Meski terlihat sepele, hanya mengingatkan satu orang, tapi apa yang ktia lakukan bisa berakibat besar untuk membantu meredakan pandemi ini. 

Razia masker sudah dilakukan di banyak tempat, meski mereka hanya menjalankan kewajiban, tapi cukup efektif untuk menertibkan banyak masyarakat yang enggan menggunakan masker karena ketidaksadaran. Sebaiknya razia masker juga dilakukan dengan menyelipkan edukasi pentingnya mematuhi protokol kesehatan dengan cara yang menyenangkan sehingga mduah diingat. Sanksi push up, menyapu jalan hingga denda finansial menjadi salah satu cara untuk menimbulkan efek jera bagi masyarakat. Mungkin dari keterpaksaan akan menjadi kebiasaan dan kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun