Sambil menghabiskan sisa kue dan buah, kami sarapan pagi. Saya sempat menemani si sulung berenang karena si bayi tidur. Lumayan untuk olahraga pagi. Sejak lahir si bayi belum pernah bisa ada waktu berenang.
Tak lama kami berenang, kami pun beberes di kamar masing-masing sambil makan roti bakar. Salah seorang teman membawa pemanggang roti elektrik dan beberapa roti tawar untuk sarapan anak-anak. Perlengkapan kali ini benar-benar penuh makanan.Â
Kami semakin kecewa dengan hotel ini saat kembali AC tidak berfungsi. Tegangannya naik turun membuat AC tidak terasa dingin. Baiklah kami akan segera check out dan tak akan pernah kembali lagi ke sini. Itulah yang membuat kami bertahan kepanasan.
Jam 12 siang, kami check out. Berdasarkan hasil rapat bapak-bapak, kami akan mencari tempat foto sambil makan siang. Diputuskan kami maksi di cafe di tebing tak jauh dari hotel. Tebingnya berada di jalan menuju Pantai Mawun dan Selong belanak. Jalan itu akan tembus sampai Lombok Barat searah jalan pulang.
Memang benar, tidak mengecewakan. Cafe itu menyajikan pemandangan yang sangat indah. Pantai dan perbukitan terlihat jelas dan tergambar cantik. Kami pun tak ingi melewatkan untuk mengabadikannya. Foto personil lengkap dengan sepuluh orang dewasa dan sepuluh anak in frame. Kami pun sempat mengabadikan foto keluarga kecil kami. Anak-anak kondusif karena banyak teman, jadi tidak ada yang rewel menikmati makanan western yang cukup bisa mengganjal perut.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Selong Belanak untuk menutup hari. Menuntaskan kebersamaan kami sambil menjajaki pantai yang searah.Â
Mampir beberapa Masjid untuk melaksanakan kewajiban sebagai hamba. Kami tidak ingin liburan kami menjadi sia-sia saat tak mengingatNya. Kami berteman dalam kebaikan dan ketaatan, semoga diberikan jalan hijrah bersama.Â
Pantai Selong Belanak memang cantik. Pasir putih dengan hamparan pemandangan tebing dan laut yang jernih. Karena banyak pantai seperti ini, kami tidak heran. Tidak ada yang mandi di pantai karena sudah banyak yang capek. Hanya saja, Naura sampat pipis di celana karena tidak kuat menahannya. Membawa anak memang banyak cerita.Â
Ada yang rewel karena ngantuk, ada yang sibuk dengan mencari binatang laut, ada yang rewel minta mandi di pantai, tapi ada juga yang kelewat dingin dan lebih memilih ikut kumpul dengan bapak-bapak.Â
Namanya Mas Danish. Si sulung dari sepuluh anak-anak yang super cool dan jarang ikut main dengan teman anak-anak. Lebih suka ikut ayahnya kumpul daripada bermain dengan anak-anak.Â