Yang ada hawanya cukup panas. Karena biasa di Senggigi kalau sore saja angin pantai cukup keras, saya agak heran dengan tidak adanya angin di pantai ini. Mungkin memang agar rencana kami berjalan lancar.Â
Bakar suki lancar, anak-anak makan lancar dan bebas bermain karena lapang dan emak-emak pun kenyang. Kami tak bisa berlama-lama karena anak-anak sudah ada yang tertidur di tenda.Â
Gerimis memberi tanda untuk segera kembali ke penginapan, kami pun bergegas memasukkan semua barang-barang ke mobil. Alhamdulillah kekenyangan. Kalau makannya rame-rame memang rasanya luar biasa, padahal dengan peralatan dan penerangan seadanya.
Liburan kali ini memang banyak kejutan tak terduga, terutama hotelnya. Saat baru masuk, saya melihat di kamar mandi ada jendela yang tak ada gorden. Sontak kaget dan meminta untuk ditutup walaupun kemungkinan orang mengintip sangat kecil. Belum lagi kesetnya yang tidak menyerap, jadilah air menggenang membuat licin.Â
Si adek sedang belajar jalan jadi akan jalan kesana kemari. Kalau licin pasti akan sangat menggaggu. Saat minta ke room boy keset yang meresap air, mungkin dia tidak mengerti yang akhirnya tidak diberikan. Jadilah pakai taplak untuk keset setelah berenang. Takut air menggenang membahayakan si bayi.
Tidur nyenyak malam itu tak berlangsung lama. Si Ayah masuk entah jam berapa mengabarkan kalau listrik padam. Untungnya suhu kamar cukup dingin sehingga anak-anak tidak kepanasan.Â
Saya buka baju si sulung karena dia akan mengigau saat kepanasan. Cukup lama acara mati listrik ini. Hotel murah sepertinya, sampai tidak punya genset bahkan untuk menyalakan lampu kamar sekalipun. Kami harus menunggu dalam gelap sampai listrik kembali menyala. Saat sudah mulai agak panas dan si sulung mengigau, akhirnya listrik kembali nyala. Si adek alhamdulillah nggak rewel meski emak tetap tidak bisa tidur.
Kami bisa kembali tidur sampai Subuh saat AC mulai dingin. Seperti biasa, si adek sudah bangun saat aku akan sholat Subuh. Selesai sholat, kami berjalan-jalan keluar berdua.Â
Belum ada penghuni hotel lain yang bangun, baru kami. Cukup lama kami berjalan sambil memberi susu UHT untuk si adek. Si sulung kubiarkan tidur karena semalam mungkin tidak nyenyak karena kepanasan.Â
Tak lama, satu per satu teman yang lain bangun dan masuk ke kolam renang. Naura yang kemarin sakit ternyata belum sembuh, padahal sudah minum obat. Alhasil, dia tidak boleh berenang. Meski rewel dan ngambek, tapi demam membuatnya tidak diizinkan untuk berenang.Â