Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lombok Pasca Gempa

21 April 2019   22:36 Diperbarui: 21 April 2019   22:48 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir setahun deretan gempa besar mengguncang pulau kecil ini, tapi trauma yang ditimbulkan masih belum bisa terhapus. Sesekali, masih saja ada gempa kecil yang terasa sehingga membuat kami kembali kaget dan harus berlari keluar meski gempanya tidak besar. Gempa yang bertubi-tubi ketika itu telah membuat kami semua lari setiap kali ada gempa sekecil apapun karena gempa besar bermua dari gempa kecil. Beberapa kali gempa kecil, barulah terjadi gempa besar. 

Itulah yang membauat kami tetap waspada dengan gempa kecil-kecil meski sudah dinyatakan aman dan semua energi besar sudah keluar. Bukan tidak percaya dengan badan yang meneliti, tapi kuasa Allah tidak ada yang bisa mencegahnya. Itulah yang sudah terpatri pada otak kami.

Agustus hingga September 2018 menjadi bulan yang belum bisa terlupakan. Meski gempa sering terjadi di pulau ini karena aktivitas vulkanik Gunung Rinjani atau Gunung di Bali, tapi aktifitas tektonik yang beruntun baru kami rasakan saat itu. 

Trauma dirasakan banyak orang. Bahkan, sampai sekarang ada yang masih memilih tidur di ruang tamu meski rumahnya bahkan tidak retak sedikit pun. Mereka masih trauma karena pernah terjebak saat gempa besar, tidak bisa membuka kunci sehingga mereka masih memilih tidur di ruang tamu untuk mempermudah keluar saat gempa besar. 

Mereka yang pernah terjebak memiliki tingkat trauma yang lebih tinggi. Apalagi kalau ada gempa susulan yang terasa agak besar, mereka kembali memilih tidur di ruang tamu atau di teras. 

Meski masih ada gempa kecil sesekali, tapi Lombok sudah bangkit sejak akhir tahun lalu. Wisatawan sudah mulai berdatangan. Destinasi wisata sudah mulai dibuka dan dibenahi. Meski Gili Trawangan belum sepenuhnya pulih, tapi ada yang lain siap untuk dinikmati. Di bagian Selatan Lombok sedang dilakukan pembangunan besar-besaran. 

Pantai Kuta Lombok  yang sekarang dikenal sebagai kawasan wisata Mandalika menjadi pusat pariwisata yang cukup menarik. Tanjung Aan, Bukit Merese dan beberapa pantai lain sudah bisa dinikmati dengan jalur yang sudah bagus. Apalagi akan dibangun sirkuit Moto GP di kawasan itu, menambah daya tarik para wisatawan. 

Ada banyak wisata pantai yang bisa dinikmati di daerah Mandalika. Pantai mawun dan Seong Belanak mengambil arah yang berlawanan dengan Tanjung Aan dan Bukit Merese yang berada di lokasi dekat dengan Kuta Mandalika. Masjid besar sudah dibangun di kawasan ini sehingga tidak meninggalkan ikon wisata religi untuk Lombok yang terkenal dengan Pulau Seribu Masjid.

Tidak hanya itu, Sembalun juga sudah siap untuk dikunjungi. Sembalun yang sempat menjadi pusat gempa dan mengalami kerusakan yang lumayan parah di daerah yang dekat dengan patahan, kini sudah mulai bangkit. Meski tidak separah di Lombok Utara, tapi Sembalun yang ketika itu sedang merintis wisatanya juga cukup meengalami dampak yang besar. 

Namun, kini sudah mulai bangkit lagi. Pertanian masih menjadi andalan di lembah subur ini. Wisata petik strawberry kini ditambah wisata petik apel. Bukit-bukit dengan spot foto yang unik masih menjadi destinasi wisata paling diminati. 

Penginapan dengan konsep alam dan juga geohomestay sudah banyak dibuka. Namun, pendakian ke Gunung Rinjani sampai sekarang masih belum dibuka. Banyaknya kerusakan dan longsor saat gempa membuat jalur pendakian masih tertutup. Mereka yang biasa menjadi porter untuk pendakian terpaksa harus mencari pekerjaan lain sebagai mata pencaharian mereka. 

Lombok Bangkit karena Lombok kuat, begitupun dengan masyarakatnya. Mereka tetap semangat meski beberapa masih dalam tahap rehabilitasi. Banatuan pemerintah sudah beberapa direalisasikan dengan pengawasan yang cukup ketat agar bantuan digunakan sebagaimana mestinya. Mereka pun tidak berpangku tangan, mereka bergotong royong, bahu membahu bangkit dari keterpurukan. 

Move on dari segala yang terjadi beberapa bulan lalu. Hidup harus terus berjalan, mereka harus kembali menyambut masa depan yang mereka impikan. Meski harapan mereka sederhana, tapi semangat mereka luar biasa. Mereka ikhlas menerima musibah itu dan terus berusaha untuk bangkit.

Cerita gema yang sangat miris menjadi cerita yang takkan terlupakan. Mereka yang berjuang untuk menyelamatkan keluarga, mereka yang sempat terpisah dengan keluarganya bahkan mereka yang kehilangan keluarganya. 

Cerita yang akan terkenang selamanya. Cerita yang akan menjadi pelajaran penting untuk menjadi lebih baik. Introspeksi diri dan terus memperbaiki diri menjadi lebih baik. Lombok bisa, Lombok kuat dan Lombok Bangkit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun