Konflik yang semakin memanas membuat Pecahnya Perang Opium Pertama atau First Opium War dari 1839 - 1842, pada Perang Opium Pertama ini China mengalami kekalahan dan berakhir dengan Negosiasi perdamaian yang menghasilkan Perjanjian Nanjing (Nanking) atau Treaty of Nanjing yang ditandatangani pada 29 Agustus. Berdasarkan ketentuannya, Tiongkok diharuskan membayar ganti rugi yang besar kepada Inggris, menyerahkan Pulau Hong Kong kepada Inggris, dan meningkatkan jumlah pelabuhan perjanjian yang dapat digunakan Inggris. berdagang dan tinggal dari satu (Kanton) sampai lima. Setelah perjanjian itu Hubungan Politik China oleh Dinasti Qing dan Inggris sempat membuat keadaan hubungan Politik mulai Stabil. Tapi hubungan stabil tersebut tidak bertahan lama, Karena pada 1850 kembali pecah Perang opium 2.
Pada Perang Opium 2 ini, China tidak hanya berhadapan dengan Pasukan Inggris melainkan Inggris membawa Perancis bergabung dalam Perang Opium 2 membombardir Kanton. Dan Kembali Pihak China kalah telak, dengan kekalahan kedua kali ini Pihak Barat berhasil memperkuat posisi mereka di China. Dengan posisi Barat yang semakin kuat, Inggris Melakukan Perjanjian dengan pemerintah Dinasti Qing dimana perjanjian tersebut cukup menguntungkan Inggris.Â
China menandatangani Beijing Convention, di mana mereka setuju untuk mematuhi perjanjian Tianjin dan juga menyerahkan kepada Inggris bagian selatan Semenanjung Kowloon yang berdekatan dengan Hong Kong. Kedua Perjanjian itu Memunculkan Gelombang kedua Besar-besaran, Orang-orang China keluar dari Daratan China. Memunculkan gelombang Exodus baru di China, Banyak Orang-orang China yang keluar dari China karena dipaksa menjadi Buruh Kasar di Negara-negara Eropa atau di Negara-negara Kolonial lain di Asia dan Afrika.Â
Setelah Perang Opium, menyisakan China yang terlilit hutang dan krisis besar-besaran membuat gelombang Exodus semakin melonjak tinggi. Banyak mereka yang bermigrasi keluar untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, terutama ketika tersiar kabar mengenai Tambang emas yang ditemukan di Sacramento valley of California di Amerika serikat pada 1848, semakin membuat gelombang Exodus besar-besaran terjadi di Amerika demi mengejar California Gold Rush.
Orang-orang China yang semula di Dominasi oleh para Pedagang yang keluar China untuk berdagang, Pada 1850-1940 bergeser menjadi di Dominasi oleh Para Buruh Kasar yang terus berdatangan ke Eropa, Afrika, Amerika dan Australia yang mengakibatkan Pekerjaan Kasar yang semula di Dominasi oleh warga Kulit Hitam menjadi bergeser dengan diDominasi oleh Orang-orang China. Walaupun orang-orang China banyak yang menyebar ke berbagai Belahan Dunia, Tetap seperti Gelombang Exodus Pertama dimana paling Banyak Orang China yang datang ke Asia Tenggara.
Gelombang 3
Pada Tahun 1980 atau mulai memasuki Gelombang Exodus ke-3, Para Migran Cina mulai mendatangi negara-negara yang Industrinya sedang tumbuh pesat seperti Amerika, Inggris dan Singapore. Ditambah dengan Hubungan multilateral yang terjadi antara pemerintah Cina dengan Negara-negara lain membuat pilihan bermigrasi semakin beragam seperti Amerika Latin, Eropa Timur dan Afrika.Â
Dalam fase ini para Imigran Cina kembali dibagi menjadi 3 Golongan Imigran ;
Huasang, sebutan untuk para imigran yang datang untuk berdagang dan membangun bisnis skala kecil maupun skala besar, di Afrika ada 10 ribu jiwa dimana hampir 98% memiliki Bisnis yang merupakan Bisnis Keluarga dan sebagian lain menjadi Investor-investor di negara tujuan mereka.
Huagong, sebutan untuk Imigran Cina yang menjadi tenaga kerja di negara tujuan mereka, para Huagong ini dapat mudah ditemui di Jepang, Singapore, Arab Saudi, Amerika dan Indonesia.Â
Huaqiao, sebutan untuk mereka yang pindah ke negara lain untuk menuntut ilmu di negara-negara yang memiliki kualitas pendidikan yang cukup baik. Seperti di Amerika, Australia, Inggris dan Jepang.