Mohon tunggu...
Shafa Rizqita Aulia
Shafa Rizqita Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030050 UIN Sunan Kalijaga

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyambut Wajah Baru Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

16 Juni 2024   17:32 Diperbarui: 16 Juni 2024   17:44 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Benteng Vredeburg, yang terletak di pusat kota Yogyakarta, baru saja dibuka kembali untuk umum setelah melalui proses renovasi yang intensif. Renovasi ini tidak hanya memperbaiki struktur bangunan tetapi juga meningkatkan kualitas pengalaman pengunjung dengan penambahan berbagai fasilitas modern. 

Benteng Vredeburg didirikan pada tahun 1765 oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai benteng pertahanan. Awalnya, benteng ini dibangun untuk mengawasi dan mengontrol Keraton Yogyakarta, yang saat itu dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I. Benteng ini menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah penting, termasuk perlawanan rakyat Yogyakarta terhadap penjajahan Belanda dan Jepang.

Nama "Vredeburg" sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti "Benteng Perdamaian." Ironisnya, meskipun disebut sebagai benteng perdamaian, tempat ini sering kali menjadi pusat konflik dan pertempuran. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini digunakan oleh militer Indonesia sebelum akhirnya diubah menjadi museum pada tahun 1980-an.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Museum Benteng Vredeburg terkenal dengan koleksinya yang kaya akan artefak sejarah. Beberapa koleksi unggulan yang dapat dinikmati pengunjung antara lain di ruang Diorama 1, ruang Diorama 2, dan ruang Diorama 3.

Ruang Diorama 1 menyajikan peristiwa penting terkait sejarah perjuangan bangsa sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945. Di dalam ruang ini, pengunjung dapat mengamati berbagai peristiwa yang menggambarkan semangat kaum intelektual muda dalam upaya mengangkat bentuk perlawanan baru yang dilakukan kaum bumiputra terhadap kolonialisme bangsa asing. Periode yang disajikan terbentang dari masa Perang Diponegoro (1825-1830) hingga Masa Pendudukan Jepang (1942-1945).

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Ruang Pamer Diorama 2 menyajikan peristiwa- peristiwa penting sejarah perjuangan bangsa Indonesia di Yogyakarta di masa awal kemerdekaan Indonesia. 

Di dalam ruang ini, pengunjung dapat mengamati berbagai peristiwa yang menggambarkan semangat menggelora rakyat Yogyakarta untuk menjadi benteng Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibuktikan dengan berbagai aksi untuk menegakkan Repubik Indonesia. Periode yang disajikan terbentang dari aksi masa awal kemerdekaan (1945) hingga Agresi Militer Belanda (1947).

Ruang Pamer Diorama 3 menyajikan peristiwa bersejarah yang terjadi di Yogyakarta sejak 1948 hingga akhir 1949. Di dalam ruang ini, pengunjung dalam mengamati peristiwa yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia sebagai negara yang merdeka yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Periode yang disajikan terbentang dari peristiwa hijrahnya pasukan Divisi Siliwangi ke dari Jawa Barat ke Yogyakarta (1948), Serangan Umum 1 Maret 1949, hingga terbentuknya Republik Indonesia Serikat (1949).

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Beberapa perbaikan signifikan yang dilakukan meliputi perbaikan pada struktur bangunan, penambahan teknologi interaktif seperti layar sentuh, pemandu audio, dan pameran digital yang memudahkan pengunjung memahami konteks sejarah dengan lebih baik, serta pembaruan toilet, area parkir, dan fasilitas aksesibilitas untuk pengunjung dengan disabilitas.

Museum Benteng Vredeburg terletak di Jalan Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembukaan kembali Museum Benteng Vredeburg setelah renovasi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan edukasi di Yogyakarta. 

Dengan fasilitas yang lebih baik dan pengalaman yang lebih mendalam, museum ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, museum ini juga berperan penting dalam edukasi sejarah bagi generasi muda Indonesia.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Museum ini dipenuhi oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Para pengunjung terlihat antusias menjelajahi pameran baru dan menikmati suasana benteng yang kini lebih segar dan modern. Dalam masa pembukaan Museum Benteng Vredeburg, pengunjung tidak akan dibebankan biaya masuk hingga akhir Juni nanti. Museum ini buka dari hari Senin-Kamis pukul 08.00 pagi hingga 20.00 malam dan Jumat-Minggu pukul 08.00 pagi hingga 22.00 malam. Sedangkan untuk hari libur nasuinal, museum ini tutup.

Museum Benteng Vredeburg bukan hanya sekedar bangunan bersejarah, tetapi juga simbol dari perjuangan dan semangat kemerdekaan Indonesia. Renovasi yang telah dilakukan memberikan nafas baru bagi museum ini, membuatnya lebih relevan dan menarik bagi pengunjung masa kini. Dengan dibukanya kembali museum ini, diharapkan pengunjung dapat lebih menghargai dan memahami sejarah panjang yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia. Selain itu juga, sebagai langkah menuju pemahaman yang lebih dalam tentang identitas dan jati diri sebagai bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun