Mohon tunggu...
Shafa Nabilla
Shafa Nabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya menanam tanaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Politik melalui Media Sosial

20 Januari 2023   16:49 Diperbarui: 20 Januari 2023   17:33 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

source: www.freepik.com

Laju pekembangan teknologi dan infomasi begitu pesat dan cepat, hal ini sangat mempengaruhi meningkatnya penggunaan media sosial pada masyarakat luas. Para pengguna media sosial sangatlah aktif dalam berintraksi melalui kolom komentar secara virtual, tidak hanya melalui kolom komentar mereka pun aktif memposting kembali konten yang sedang hangat di perbincangkan sehingga mempercepat penyebarluasan inforrmasi tersebut tanpa ada batasan ruang dan waktu, media sosial sangatlah mudah untuk diakses selama memiliki jaringan internet. Media komunikasi saat ini menciptakan bentuk komunikasi baru. Media sosial sangatlah mudah untuk diakses selama memiliki jaringan internet.

Pengguna media sosial tidak hanya di gandrungi oleh kalangan dewasa saja melainkan juga kalangan remaja. Banyak sekali jenis konten yang bertebaran di media sosial jenisnya sangat beragam dari segala aspek tidak hanya hiburan dan pengetahuan, sampai ke ranah politik. Konten yang tedapat pada media sosial saat ini sangatlah kekinian dan semakin kreatif dalam penyampain isi pesan konten tersebut. Tidak hanya menggunakan tulisan penyapaian isi pesan melaui konten disampaikan dalam bentuk audio visual dan design grafis yang sangat menarik serrta penuh dengan warna.  

Disadari atau tidak, dengan adanya  media sosial telah memberikan dampak  yang sangat bepengaruh cukup besar kepada kehidupan manusia sebagai seorang individu maupun masyarakat luas dalam menerima suatu infomasi yang sedang bereda. Adanya  Kehadiran teknologi informasi seperti ini telah mengubah perilaku manusia dalam penggunaan  teknologi. Hal ini menghasilkan  cara-cara baru dalam pencarian informasi yang dilakukan tidak hanya melalui komunikasi dua arah dan proses komunikasi simetris secara real time.  Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011).

 Media Sosial memiliki  karakteristik yang khusus. Menurut Hadi Purnama (2011:110) diantara karakteristik khusus media sosial ,yaitu:

  • Memiliki skala jangkau khalayak kecil dan khalayak global .
  • Sangat mudah untuk  diakses publik dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.
  • Media sosial relatif  mudah digunakan dan di aplikasikan  karena tidak memelukan ketrampilan dan pelatihan khusus.
  • Media Sosial dapat memancing respon khalayak  secara lebih cepat.

Statistik pengguna internet Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta, hal ini mengindefikasikan kenaikan 51,8%dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014, data diatas berdasarkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).  APJII juga menyebutkan jenis konten yang diakses sebanyak 97,4% yaitumedia sosial, dengan penggunaan terbanyak adalah jejaring Facebook sebanyak 71,6 juta (54%), dan Twitter sebanyak 7,2 juta (5,5%). APJII juga melansir mengenai perilaku pengguna internet yang berhubungan dengan kegiatan berpolitik yakni sebanyak 75,6% menyatakan bahwa setuju media sosial digunakan sebagai aktivitas berpolitik. Berdasarkan gambaran di atas maka kita dapat mengetahui bagaimana aktivitas media sosial dapat digunakan sebagai sarana berpolitik

Adanya media sosial sangatlah menjadi peluang besar bagi politikus dalam mempersiapakan diri menuju pesta demokrasi untuk mendapatkan pehatian masa yang cukup luas dari kalangan masayarakat maupun para remaja yang baru saja memiliki kesempatan untuk menggunakan hak suaranya pada pesta demokrasi.

media komunikasi dimana di era demokrasi saat ini, penggunaan media sosial kini telah diperpanjang dari sekadar percakapan sehari-hari hingga komunikasi politik baik anggota masyarakat maupun politisi menggunakan media sosial untuk tujuan politik yang berbeda. Sementara anggota masyarakat menggunakan media sosial untuk membahas masalah politik, dan terlibat dengan organisasi masyarakat sipil dan pemimpin politik. Sebagian besar politisi menggunakannya sebagai media kampanye untuk mempertahankan citra publik mereka, dan sebagai media komunikasi untuk mempertahankan keterlibatan dengan wartawan dan audiens potensial mereka (Howard, Savage, Saviaga, Toxtli, & Monroy- Hernández, 2016) . Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saluran media sosial saat ini diisi dengan diskusi politik selain percakapan sehari-hari.

Mempertimbangkan kekuatan platform media sosial yang dapat digunakan sebagai  penyebaram  informasi penting serta besar ke audiens yang lebih luas, serta melihat pada keberhasilan industri bisnis memasarkan produk mereka tehadap konsumen  yang lebih luas dengan cara yang begitu efisien dan efektif, maka  politisi saat ini  lebih condong untuk merangkul dan melakukan  komunikasi melalui media sosial sebagai bentuk strategi mereka supaya dapat berkomunikasi dengan audiens potensial mereka (Nulty, Theocharis, Popa, Parnet, & Benoit, 2016). Media sosial saat ini  telah menjadikan  platform dan media utama  berkampanye politik agar bisa mendapatkan dukungan dari para calon pemilih, mengumpulkan dana untuk partai politik, dan tujuan politik lainnya. Berikut ini adalah beberapa peran penting media sosial untuk komunikasi politik:

Media Sosial Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kampanye Politik 

Kampanye politik dengan penggunaan media sosial dapat lebih efektif serta memiliki efisien dalam menyasar dan mendapatkan calon pemilih. Salah satu contoh keberhasilan penggunaan media sosial adalah saat pemilihan presiden Amerika Serikat 2008. Selama kampanye pemilu belangsung, Barack Obama secara sistematis menggunakan platform media sosial pibadinya sebagai sarana penting dan utama untuk menjalankan kampanye tehadap dirinya sendiri. Pada saat itu, ada lima belas platform media sosial yang digunakan dan di aplikasikan oleh Obama bersama dengan situs webnya sendiri  (Effing et al., 2011). Barrack Obama  secara efektif menggunakan media sosial sebagai media kampanye politiknya, hal ini terbukti akan berpengaruhnya media sosial sebagai salah satu  media komunikasi berpolitik yang memiliki beranan cukup besar dikarenakan dari media sosial sesorang dengan mudahnya menunjukkan dan membangun personal branding sesuai dengna citra yang ingin ditambilka.  Akhirnya terpilih sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2008.


Media Sosial Mendekatkan Politisi dengan Pemilihnya.

 Berbeda dengan media tradisional, media sosial memiliki potensi untuk seorang politisi dan audiens mereka dapat langsung berkomunikasi. Komunikasi ini dapat tejadi di mana saja dan pada waktu yang berbeda dengan agenda yang berbeda. Hal tesebut dapat  bisa kita lihat, pada seorang politisi Jaime Rodriguez Calderon asal Meksiko  yang dikenal sebagai 'El Bronco' telah berhasil memanfaatkan media sosial untuk bisa tetap menjaga komunikasi serta  kedekatan dengan konstituennya. Dia menggunakan media sosial sebagai media kampanye politik di kampanye pemilihan gubernatorial dan terus menggunakannya jauh melampaui hari pemilihan untuk dapat  bediskusi sehari-hari tentang kehidupan publik dengan publik negara bagian Nuevo Leon (Howard et al., 2016).


Media Sosial Memediasi Komunikasi Politik dengan Audiens yang Lebih Luas.

Penggunaan media sosial dalam konteks politik internasional telah membantu politisi bisa berkomunikasi dengan audiens yang lebih luas dari berbagai negara, kebangsaan dan bahasa. Pemilihan parlemen Eropa 2014, misalnya kandidat pemilu dan partai mereka menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan audiens di 28 negara anggota Uni Eropa. Media sosial telah menjadi  sarana teknologi yang unik yang berfungsi menjembatani pemisah linguistik, tidak hanya itu media sosial dapat  memperluas jangkauan komunikasi politik oleh kandidat dan partai kepada para calon  pemilih yang terletak di sistem politik multi-nasional Uni Eropa.(Nulty et al., 2016)

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media sosial telah menjadi media komunikasi alternatif selain media itu media sosial memiliki karakteristik unik yang membedakannya dengan media tradisional. Media sosial juga memainkan peran penting  terhadap penyebarluasan informasi politik dan telah berkontribusi pada peningkatan dalam cara komunikasi politik dilaksanakan.

Media sosial tidak hanya menjadi sarana berkampanye yang di manfaatkan oleh pelaku politikus saja, akan tatapi dapat dimanfaat sebagai sarana edukasi politik untuk memajukan kualitas politk terhadapa suatu negara. Menurut David Buchingham (2001) bahwa pendidikan media bertujuan untuk mengembangkan pemahaman kritis ataupun partisipasi aktif, sehingga mewujudkan  anak muda dan remaja sebagai konsumen media membuat pemahaman dan penilaian berdasarkan informasi yang diperolehnya, selain itu memampukan anak muda untuk menjadi produser media dengan caranya sendiri sehingga dapat menjadi  partisipan yang berdaya serta berguna di masyarakatnya luas.

Masyarakat sebagai pengguna media sosial perlu di berikan sarana edukasi yang berkaitan dengan etika serta aturan dalam penggunaan media sosial pada  kehidupan sehari-hari. Proses validasi media, baik itu media cetak, elektronik, bahkan media sosial melalui internet, sangat perlu  di kaji serta di telaah melalui proses pencarian informasi dari beragam sumber yang tepat. Validasi yang dilakukan bertujuan agar mencari keberimbangan informasi yang didapatkan. Trend menunjukan bahwa kebanyakan  pengguna media sosial pada anak-anak dan remaja terutama kalangan peserta didik.

Apabila tidak adanya edukasi terhadap media sosial sebagai sarana politik hal yang akan di timbulkan adalah tidak suatu pemahaman, hal ini  akan memiliki dampak buruk pada literasi digital. Kejadian sepeti ini perlu dipehatikan untuk para pengguna agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Pritanova, (2017). Dinamika penggunaan media sosial terkini yang terjadi adalah sebaliknya.

Media sosial digunakan tidak maksimal juga seringnya pembiasan berita-berita yang tidak sesuai dengan fakta, maka perlu diadakannya edukasi menganai politik yang dapat dilakukan oleh lembaga terkait untuk memajukan pengetahuan calon pemilih yang masih tergolong muda dalam perta demokrasi agar dapat menghadirkan kemajuan yang lebih pesat dalam berpolitik di suatu negara .

Hal ini dapat di pertimbangkan karena kemajuan pengetahuan mengetahui politik sangat behubungan dengan kemajuan suatu negara, yang di hasilkan dari kebijakan yang diambil dan terapkan oleh politikus yang terpilih ketika para pemilih tidak memiliki pengetahuanakan politik dan pengaruh yang sangat besar dapat di lakukan dari kebijakan politik disanalah perlu edukasi agar tidak terjadinya hal buurk yang akan terjadi saat dan setelah pesta demokrasi tersebut selelesai di selenggarakan, maka media sosial sangatlah beperan penting bagi penyebaran informasi terkait megenai komunikasi politik.

Sumber Referensi :

APJII, (2017). Infografis Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun