tulisan, satu tulisan saja membutuhkan waktu berjam-jam bahkan sampai berhari-hari.
Saya tidak terlahir dan berbakat menjadi seorang penulis, membutuhkan waktu yang lama untuk melahirkan satu judulSaya bergabung di Kompasiana pada tanggal 23/12/2022, baru menyadari bahwa ada Kalaidoskop di Kompasiana tentang kilas balik Kompasiana 2023 dan pada tulisan saya mendapat keterbacaan tertinggi pada blog Contoh Soal Fiqih Ibadah untuk Kelas Idadiyah I dan II Diniyah Takmiliyah https://www.kompasiana.com/shafamarwa2574/64678a6f5479c35d83791412/contoh-soal-fiqih-ibadah-untuk-kelas-idadiyah-i-ii-diniyah-takmiliyah?utm_source=Twitter&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Desktop  meskipun tulisan itu bukan termasuk kategori pilihan.
Kompasiana selalu memberikan apresiasi dan label pada setiap tulisan yang kita posting, apakah itu artikel biasa, pilihan dan sebagai artikel utama sebagai bentuk penghargaan kepada penulis dan itu sangat membuat bahagia, bila tulisan kita termasuk kategori artikel pilihan.
Tetapi ketika tulisan yang dibuat tidak termasuk terhadap kategori pilihan apalagi sebagai artikel utama, saya sering berpikir keras apa penyebab dari pada tulisan tersebut tetapi sampai saat ini belum menemukan jawabannya.
Bercermin pada postingan Ivan Lanin
Pagi tadi saya membaca di X Twitter  dari postingan Ivan Lanin yang merupakan Wikipediawan yang mendirikan Nara bahasa yang mencintai bahasa Indonesia https://x.com/ivanlanin/status/1743044641791078678?s=20 bahwa Kita tidak jarang termangu menghadapi kertas kosong di depan aplikasi pengolah kata. Kepala riuh dengan ide, tetapi tiada satu huruf pun yang berhasil dituangkan. Bagaimana mengatasi kebuntuan penulis itu?  Â
Itu terjadi karena Block Writing yang sering terjadi kepada para penulis meskipun ia telah sering dan kontinyu menulis
Dari pengalaman yang ia tulis bahwa ia berusaha untuk disiplin dalam menulis sehari 300 sampai 500 kata perhari, meskipun sekarang sudah ada Chat bot, namun tidak memengaruhi kesemangatannya dalam berkonsisten dalam menulis.
Ia sering menuangkan ide-idenya lewat google teks yang memudahkan dalam menuangkan gagasannya yang ia dapati dari melihat, mendengar dan ia rasakan.
Sebagai upaya untuk menghindari kebuntuan menulis adalah dengan mencatat semua ide dan gagasan yang ia temui, jangan terlalu banyak berpikir dan tidak usah ingin sempurna.
Poin penting dari tulisan Ivan Lanin yang sangat mempercayai bahwa: "Tulisan yang tidak sempurna yang selesai itu lebih baik daripada tulisan yang sempurna tetapi tidak kunjung selesai".