Ketika kita tidak merasa puas dan sakit hati atas perlakuan seseorang terhadap kita yang membuat hidup kita hancur berantakan, mulai dari merasa sedih berkepanjangan, sakit jasmani dan rohani, dan trauma yang mendalam.
Dan kita selalu menyalahkan atas kesedihan yang kita rasakan, kepada yang tidak mau bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya, sebenarnya kita sedang memperlemah diri sendiri.
Kita tak pernah bisa menyadari bahwa menyalahkan orang lain atas derita yang kita alami dapat menghambat kemampuan kita untuk mengatasi masalah yang mengakibatkan kesedihan tersebut.
Sebaliknya, jika kita dapat berintrospeksi diri dan mengambil tanggung jawab atas perasaan kita sendiri dan mencoba mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, maka kita akan lebih kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Kekecewaan datang karena kita terlalu berharap lebih kepada orang lain, mencintai terlalu mendalam dan berharap sepenuhnya bahwa dia akan bisa membahagiakan kita, sesuai dengan apa yang telah dia janjikan. Kekecewaan karena berharap dan bersandar kepada manusia hanya membuat masalah dan melahirkan derita bathin yang berkepanjangan.
Semakin besar harapan kepada manusia semakin besar pula rasa kecewa yang akan kita pikul, karena sejatinya hati orang bisa berubah, dan yang paling disalahkan atas derita yang kita alami karena menaruh harapan yang tinggi kepada manusia adalah diri kita sendiri.
Allah telah berfirman dalam Quran Surat Asy-Syarh ayat 8:
وَاِلى رَبِْكَ فَارغَبٌ
Artinya: “Dan hendaknya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
Dengan menaruh harapan besar kepada manusia adalah merupakan dosa besar dan Allah tidak ridha atas apa yang kita lakukan, bisa saja kita merencanakan segala apa yang kita inginkan tetapi Allah jualah yang mengabulkan segala impian dan harapan kita. Dan jangan sekali-kali menaruh harapan kepada manusia karena yang berkuasa atas hidup kita hanyalah Allah semata.
Selain itu, menyalahkan orang lain juga dapat menimbulkan konflik antara kita dan orang yang disalahkan. Hubungan yang semestinya terjalin dengan baik menjadi renggang karena didera rasa dendam dan sakit hati, bukan saja menyakiti diri kita secara terus menerus tetapi menyakiti orang yang membuat kita kecewa.
Harus disadari bahwa manusia tidak lepas dari salah dan dosa, bisa saja kita menyakiti orang lain melebihi apa yang orang lain perbuat untuk diri kita sendiri, menyadari kesalahan dan berintrospeksi adalah salah satu upaya membebaskan diri dari rasa kecewa.
Selain dapat memperburuk situasi dan membuat masalah semakin sulit untuk diselesaikan. Sebaiknya kita mencoba untuk berkomunikasi dengan orang yang terlibat dan mencari solusi bersama-sama, daripada menyalahkan satu sama lain.
Kesimpulan
Ketika kita merasa sedih atau kecewa, sebaiknya kita mencoba untuk mengambil tanggung jawab atas perasaan kita sendiri dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan begitu, kita akan lebih kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Kita yang memegang kendali atas hidup kita sendiri, mengharap kepada manusia adalah ciri lemahnya keimanan dalam diri, adalah merupakan dosa besar bila mengharap kepada makhluk ciptaan Allah karena kita diperintahkan untuk selalu berharap kepada-Nya.
Sadar diri dan introspeksi adalah hal utama dalam mengatasi kekecewaan karena berharap kepada manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Selain itu, berkomunikasi dengan orang yang terlibat dan mencari solusi bersama-sama dapat membantu menghindari konflik yang tidak perlu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H