Seorang Ibu paruh baya, bertanya kepada seorang yang alim, bahwa ia mempunyai suami yang tidak pernah sholat, padahal ia telah memperingatkannya, tapi tetap saja Sang Suami tidak mau.
Orang Alim itu menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang menohok, menyarankan kepada Si Ibu  untuk menceraikan suaminya, dalam artian istilah Islam disebut Khulu, yaitu permintaan cerai dari seorang Isteri ke Pengadilan agama karena suami tidak menunaikan kewajibannya kepada Istri.
Alasan orang Alim tersebut bisa dipahami untuk menyarankan Si Ibu untuk menceraikan suaminya, bahwa kita hidup untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam Al Quran Surat AL Baqarah ayat 229, Allah SWT telah berfirman yang artinya: "Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya".
Apabila perintah Allah saja sudah ditinggalkan, bagaimana dengan Si Ibu karena tanggung jawab suami itu bukan hanya menafkahinya lahir batin tapi juga bertanggung jawab atas dunia dan akhirat. Dan untuk seorang isteri mengajukan Khulu terhadap suami yang tidak pernah shalat meskipun sudah diingatkan itu hukumnya menjadi wajib.
Tidak sampai disitu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perceraian, meskipun perceraian adalah hal yang halal tetapi sangat dibenci Allah, sesuai Sabda Rasulullaah SAW:
"Satu-satunya yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian".
Dan ada juga hadist yang menerangkan bahwe: "Semua wanita yang meminta cerai (gugat cerai) kepada suaminya tanpa alasan, maka haram baginya aroma syurga" (HR. Abu Dawud)
Meskipun kita sudah berusaha untuk bisa berpisah dari suami tetapi Allah tidak ridha kita berpisah sampai kapanpun perceraian tak akan pernah terjadi, karena mengajukan perceraian kepada Pengadilan adalah hanya sebatas ikhtiar lahiriah, sedangkan yang menentukan hanyalah Allah SWT.
KISAH-KISAH SINGKAT INSPIRATIF TENTANG RUMAH TANGGA DALAM ISLAM
Tapi kita lihat jaman dahulu kala, kisah-kisah para Nabi yang terdapat dalam Al Quran, seperti paparan singkat di bawah ini:
- Kisahnya Nabi Adam dan Siti Hawa yang saling setia meskipun terpisah ratusan bahkan ribuan tahun, dimaklumi pada jaman itu tak ada lagi manusia selain mereka. Mereka adalah inspirasi bagi banyak orang karena tetap setia dan saling mencintai satu sama lain
- Kisahnya Nabi Musa yang menikahi putri Nabi Syuaeb AS, yang bernama Shafura seorang wanita yang pemalu dan setia hatinya, ia wanita tangguh dan tidak mundur meskipun harus berjuang dengan Nabi Syuaib meskipun ia dalam keadaan mengandung.
- Kisah Nabi Ibrahim yang menikah dengan Siti Sarah yang belum juga dikaruniai anak meskipun usianya sudah lanjut dan memerintahkan suaminya Nabi Ibrahim untuk menikah lagi dengan Siti Hajar.
Siti Hajar dan Siti Sarah, yang selalu ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim untuk berdakwah, meskipun begitu mereka tetap setia satu sama lainnya.
Siti Hajar yang ditinggal sendirian di Kota Mekah sebelum ada peradaban di sana sehingga melahirkan Nabi Ismail dan dari hentakannya keluar air Zamzam yang tidak pernah kering sampai sekarang.
Seingga dari situlah mulainya peradaban manusia yang awalnya hanya singgah dan sekarang menjadi kota besar meskipun hanya sedikit saja penduduk yang berada di sekitaran Mekkah sekarang. Karena dihususkan untuk para Jamaah yang berkunjung yang hendak melaksanakan haji dan umrah dari seluruh dunia.
- Kisahnya nabi Muhammad Saw dengan istrinya Khodijah binti Khuwailid meskipun umurnya terpaut jauh, mereka saling mencintai, membantu, dan merupakan teladan bagi kita.
Setelah sepuluh tahun kenabian Siti Khodijah wafat, sebenarnya rasulullah enggan menikah lagi apabila tidak diperintah Allah.
Kisahnya Nabi Muhammad dengan Shofiyah binti Huyay dari Bani Nadhir, yang sebagai tawanan perang, yang semula Siti Shafiyah yang enggan mnerima kehadiran Nabi Muhammad karena tak mencintainya disebabkan ayahnya yang meninggal dalam peperangan Khaibar.
Karena perlakuan Nabi Muhammad yang selalu membuat nyaman Siti Shafiyah, lambat laun ia mencintai Nabi Muhammad. Hingga akhir hayatnya Rasulullaah dan diberi gelar "Ummul Mu'minin", ia adalah seorang yang cerdas dan setia.
- Kisahnya nabi Nuh A.S., yang menikah dengan Walighah yang tidak mau menurut kepada Nabi Nuh untuk meninggalkan kebiasaan lamanya yaitu menyembah berhala, tetapi ia membangkang, sehingga ia menjadi istri yang durhaka dan tetap menyembah berhala.
- Nabi Luth A.S., istrinya tidak percaya dengan apa yg telah disampaikan oleh suaminya dan menghianati suaminya dan akhirnya mereka celaka dan ikut celaka dan dibinasakan bersama kaum Sodom.
- Yang paling mengharukan kisahnya siti Asyiah, ibu angkatnya Nabi Musa A.S. istri Fir'aun. Ia yg selalu melindungi nabi Musa A.S. dari bayi hingga berusia 25 thn. Seorang wanita sholihah yg menjaga ketauhidannya kpd Allah, meskipun suaminya yg mengaku sebagai tuhan. Tapi Allah mnempatkannya di Syurga.
Meskipun Asyiah yang sudah menolak cinta Fir'aun karena merupakan orang yang ingkar kepada Allah, namun Allah menyatukan mereka dalam biduk rumah tangga, dan Asyiah tetap pada keyakinannya bahkan ia memilih dibunuh daripada harus meninggalkan keyakinannya beriman kepada Allah SWT.
- Kisahnya Abu Lahab dan istrinya seorang pembawa kayu bakar, suami istri yang satu arah satu tujuan membenci nabi Muhammad dan keluarganya yg masuk islam dan mereka masuk Neraka bersama-sama.
- Kisahnya Saj'aah Tamimiyah yang menikah dengan Mutsailamah yang sama-sama mengaku nabi palsu.
Dari kisah kisah tersebut kita bisa ambil hikmahnya, atas kesetiaan cinta ynag abadi dalam rumah tangga meskipun tidak dalam keyakinan dan  masalah yang berbeda.
Kesabaran dan keteguhan hati adalah hal penting dalam menjalani kehidupan rumah tangga, terutama menghadapi tantangan dan cobaan.
Kebahagiaan berumah tangga adalah tanggung jawab bersama baik suami maupun isteri, pasangan suami isteri diharapkan saling mendukung dan bertanggungjawab atas kebahagiaan rumah tangga.
Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih, namun takdir Tuhan memegang peran yang lebih utama dalam kehidupan kita, yaitu yang paling menentukan nasib baik dan buruk, bila nasib kita baik bagaimana kita mensyukurinya dan nasib kita buruk bagaimana kita menjalani kehidupan dengan selalu bersyukur, bersabar dan menerima atas semua ketentuan Allah SWT.
Itu adalah sebagian dari kisah rumah tangga yang mana yang kita pilih. Tentunya yg baik, tapi kadang manusia itu telah ditentukan takdirnya masing-masing, Â kita hanya bisa berdo'a dan berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dengan ikhlas, sabar dan bertawakal kepada Allah swt.
Dan rumah tangga yang kita jalani mendapatkan ridho Illahi, dan apa yang kutulis inipun semoga ada ridho Yang Maha Mengetahui yang haq dan bathil. Ini hanya catatan hati seorang faqir ilmu, semoga yang kita jalani mendapat ridho-Nya. Maafkan dengan segala kesalahan dan kekurangan.
See you
Artikel ini terinspirasi dari postingan Facebook beberapa tahun yang lalu https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1526402280961599&id=100007755252800&mibextid=UyTHkbÂ
Dan sebagai pelengkap Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia untuk membuat artikel populer, dengan Dosen Pengampu yaitu Bapak Tato Nuryanto, M.Pd. di Prodi PJJ PAI IAIN SYEKH NURJATI CIREBON.
