Sebagai orang awam terhadap teknologi masa kini, ketika membaca artikel Kompasianer yang berseliweran di lini masa kompasiana, yang waktu itu sebagai topik plihan  atas kolaborasi Kompasianer Veronica Gultom, saya langsung mencoba sign in lewat Android dan berhasil.
Saya mencoba beberapa pencarian sebagai coba-coba, ada beberapa pertanyaan yang tidak mampu di jawab dengan baik oleh Chatbot OpenAI, lalu saya coba lagi dengan handphone yang lain bahkan tidak bisa log in, mungkin handphone tersebut tidak kompatibel dengan server google, lalu saya coba lagi masuk lewat dekstop dan berhasil dengan sempurna.
Menggunakan ChatGPT dan AI chatbot untuk membuat artikel saya belum pernah menggunakannya karena dikhawatirkan akan memengaruhi terhadap artikel yang saya buat menjadi artikel fakes atau plagiat.
Namun saya pernah menggunakannya untuk menentukan judul terhadap artikel yang saya buat, karena saya sangat kesulitan dalam hal itu.
Dan ketika mencobanya ada beberapa judul yang ditampilkan sebagai pilihan, dan mengambil salah satu judul contohnya artikel puisi yang saya buat yaitu Suara Petani yang Sedang Tersesat.
Menurut salah satu vidio yang saya dapat dari Snack Vidio selain ChatGPT, produk AI  atau Artifical Intelligence ternyata banyak juga yang lain yang serupa dengan ChatGPT OpenAI sebagai referensi, untuk membatu tugas kita sesuai fungsinya, meskipun saya belum mencobanya karena gaptek, seperti:
ChatGPT atau ada yang serupa yaitu Nation OpenAIÂ bisa nanya apapun dan bisa dan ngasih intruksi apapun untuk naskah, ngolah data dan gali informasi dalam berbagai bidang.
Answer the public dot com, kita bisa mencari apapun yang sedang trend di internet tentang referensi produk  jualan kita agar dikenal dan diketahui khalayak ramai, agar menarik konsumen terhadap konten yang kita buat.
Gramerly, untuk membuat gramer terhadap tulisanyang kita buat, untuk mengecek naskah, laporan dan nembuat option naskah atau laporan kita  agar menarik dan mendorong orang lain agar menyukai apa yang kita buat.
Aestetik steve dot AI,  AI  ini sangat jago dalam mengedit dengan mengirim naskah dan dibuatkan vidio, untuk konten naskah yang kita buat dan bisa  dijadikan vidio refresensi sebagai refresentasi.
AI tersebut bisa diakses secara gratis, mungkin suatu saat penggunaan AI ini akan berbayar.
ChatGPT OpenAI Â menjawab dengan cepat apapun pencarian kita, memudahkan dalam berbagai hal, mengetik dengan rapih, bahasanya dan bahasannya bagus, bisa menjawab dengan berbagai bahasa dan bisa diterjemahkan dengan baik, yang bisa digunakan berbagai hal kegiatan, bahkan bisa menyimpulkan dan menganalisa suatu artikel sendiri, sungguh ini adalah suatu penciptaan yang sangat luar biasa.
Kehadiran teknologi tidak bisa kita larang atau kita tolak karena iptek akan berkembang sesuai jamannya bagaimana kita menyikapinya dengan baik, menggunakann dan memanfaatkan sebaik mungkin itu adalah hal yang wajar, tetapi apakah kita hanya menggantungkan diri terhadap teknologi tersebut.
Yang namanya sebuah ciptaan manusia itu tak akan ada yang sempurna masing masing mempunyai kelemahan dan ChatGPT openAI juga mengakuinya.
Untuk masalah keagamaan khusus dalam agama islam untuk mempelajari Hadist, Qur'an dan kitab-kitab lain baiknya jangan mengambil dari AI untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya dipelajari langsung kepada ahli dibidangnya.
Dan untuk para guru dan dosen juga jangan khawatir profesinya akan ditumbangkan oleh teknologi AI ini, karena ada banyak sekali yang tidak bisa diajarkan oleh AI seperti perilaku akhlak yang baik , perasaan, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Selain AI bisa memberkan  informasi yang tidak akurat atau keliru tentang pandangan dunia, dan menyajikan konten yang tidak sesuai dengan usia juga bisa memengaruhi terhadap berkurangnya rasa sosialisai dengan orang sekitar dan ketergantungan sehingga kreativitas yang kita miliki tidak berkembang.
Untuk anak sekolah sebaiknya penggunaan ChatGPT ini diawasi untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, baik guru dan orang tua. Dan pemerintah harus berupaya mengedukasi terhadap penggunaannya terutama untuk generasi muda saat ini.
Mari kita gunakan AI dengan bijak, bukan untuk disalahgunakan tetapi untuk  dimanfaatkan sedemikian rupa jangan sampai menyalahi, seperti membuat suatu artikel atau makalah yang hampir 100% adalah fakes. Dengan mengindahkan kemampuan yang kita miliki, karena teknologi ini sebagai penyempurna terhadap bakat dan kemampuan daya pikir kita. Aplikasikanlah Open Artifical Intelligence ini dengan kecerdasan dan fikiran kita, selamat mencoba.
Kepada para pembaca mohon saran dan kritikannya terhadap artikel Si Penjual Basreng ini, agar lebih baik lagi maklum masih dalam tahap belajar.Â
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H