Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester yang dirancang untuk memberikan mahasiswa kesempatan belajar di perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dengan tujuan menguatkan persatuan melalui keberagaman.
PertukaranPMM merupakan salah satu dari sekian banyak program unggulan merdeka belajar kampus merdeka atau MBKM yang digagas oleh Kemendikbudristek.Melalui program ini mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman dari berbagai latar belakang budaya dan etnis. Interaksi ini memungkinkan pertukaran pemikiran, nilai, dan tradisi, yang membantu membangun pemahaman lintas budaya yang lebih dalam.
Seperti halnya yang dirasakan oleh Dixie (20), mahasiswi asal Universitas Mataram yang kini tengah mengikuti Program PMM di Universitas Airlangga, melalui program ini ia merasakan banyak pengalaman baru yang sangat berkesan.
Ia memilih Kota Surabaya sebagai tempat pertukaran karena baginya Surabaya bukan hanya sebuah kota, tetapi juga merupakan tempat kelahirannya, meskipun statusnya hanya 'numpang lahir' sebelum kemudian berpindah ke kota lain. “Tujuan PMM ke surabaya itu biar ngerasain, gimana ya hidup di kota kelahiran sendiri?” tutur mahasiswi asal Lombok tersebut.
Dengan banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah, Dixie mengaku kagum dengan beragam kebudayaan yang ada di Indonesia ketika mereka memperkenalkan satu persatu budaya asal mereka. Melalui interaksi ini, Dixie menemukan betapa beragamnya tradisi, bahasa, dan adat istiadat di Indonesia. “PMM jadi pengalaman dan pembelajaran berharga banget bagi aku yang ga pernah eksplor selain pulau Jawa dan Lombok ini.” ujarnya.
Mengenal Budaya Lewat Modul Nusantara
Modul Nusantara adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memperkuat pemahaman menyeluruh tentang kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang bertujuan untuk menciptakan ruang pertemuan bagi mahasiswa, meningkatkan pemahaman, serta mendalami nilai-nilai toleransi.
Melalui modul nusantara ini mahasiswa diajak untuk explore daerah setempat. “Ya walaupun gak tiap minggu yang agenda jalan jalannya, tapi gapapa. Mengingat kami disini kan tujuan awalnya kuliah juga”, ucap mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut.
Modul nusantara ini menjadi ajang perkenalan budaya yang tak hanya memperkenalkan budaya setempat dimana program tersebut berlangsung, namun juga memperkenalkan budaya asal mahasiswa dari daerah masing-masing.
Selama menjalankan PMM, Dixie mengaku tidak menemukan kendala yang cukup berarti. Sebaliknya, ia justru merasakan banyak manfaat yang diperoleh selama kegiatan tersebut berlangsung. “Kendalanya disini mungkin pas kuliah ya, karena adanya perbedaan kurikulum pembelajaran dari kampus asal dan UNAIR ini jadi bikin kami harus beradaptasi dengan cepat”, tambahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H