Mohon tunggu...
Shafa Haura Putri
Shafa Haura Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Seni

TRIK: Potret Kehidupan dan Kritik Sosial melalui Pergelaran Sastra

5 Juni 2023   23:38 Diperbarui: 19 Juni 2023   01:43 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan pergelaran sastra yang selalu diadakan setiap setahun sekali oleh Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, kini kembali hadir setelah sempat ditiadakan karena efek pandemi. Pergelaran sastra merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap mahasiswa semester 4 program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, juga Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pergelaran Sastra. Pada tahun ini, dilaksanakan lima sesi pergelaran sastra dengan judul dan tema yang berbeda tiap kelasnya. Kegiatan pergelaran sastra ini dilaksanakan pada tanggal 22-26 Mei 2023 di Gedung Amphiteater UPI. Pada tanggal 25 Mei 2023, mahasiswa kelas Dik 4-A menampilkan hasil karya mereka dengan judul “TRIK”.

Menarik. Itulah satu kata yang dapat menggambarkan kesan pertama saya terhadap drama bertajuk “TRIK” karya kelas Dik 4-A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia. Seperti jargonnya, “TRIK memang yang terbaik”, memang benar bahwa pementasan drama “TRIK” ini sukses memukau para penonton, baik masyarakat kampus maupun umum. Tentu untuk sampai ke tahap pelaksanaan pementasan drama, para mahasiswa harus melewati banyak proses. Salah satunya adalah pembuatan alur cerita dan naskah drama.

Naskah drama "TRIK" ditulis oleh Hana Alifia Az Zahra dan Yusriyyah Rohadatul Aisyi. Drama ini merupakan alih wahana dari cerita pendek dengan judul yang sama karya Putu Wijaya. Menceritakan tentang seorang wanita bernama Nyonya Baron yang akan mengadakan sebuah proyek bernama "Mega Proyek" di suatu daerah. Ia pun mengundang Pak Amat dan Bu Amat selaku ketua RT di daerah tersebut ke rumahnya untuk makan malam bersama dan ingin menitipkan kunci rumahnya selama ia pergi mengunjungi orang tuanya yang sedang sakit. Nyonya Baron juga sempat memperkenalkan rencana proyeknya kepada Pak Amat dan Bu Amat. Ia mengatakan bahwa proyeknya ini sangat berguna bagi masyarakat sekitar, karena proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tidak hanya itu, Nyonya Baron juga memberikan sebuah amplop berisi selembar cek uang. Namun, masyarakat sekitar segera datang menghampiri mereka dan mengatakan bahwa Pak Amat dan Bu Amat telah disuap oleh Nyonya Baron. Masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada Nyonya Baron. Bahkan Nyonya Baron dianggap "Iblis" oleh mereka. Hingga pada suatu hari, masyarakat merencanakan untuk membakar rumah Nyonya Baron. Mereka pun melancarkan aksinya hingga rumah Nyonya Baron hangus terbakar. Setelah kejadian itu, untuk menarik dukungan dan simpati masyarakat terhadap proyeknya, Nyonya Baron menitipkan beberapa amplop kepada Pak Amat dan Bu Amat untuk dibagikan kepada masyarakat. Amplop-amplop tersebut diberikan untuk modal usaha masyarakat. Dengan diberikannya amplop-amplop itu, masyarakat pun tergiur dan langsung mengagung-agungkan Nyonya Baron, kecuali Taksu.  Namun, setelah mengetahui isi amplop tersebut bukanlah uang, melainkan daun, mereka pun kecewa dan menyadari bahwa mereka hanyalah masyarakat yang diperalat dan tidak bisa lepas dari kekuasaan Nyonya Baron.

Menurut saya, naskah drama “TRIK” ini memiliki alur cerita yang sederhana namun sarat akan kritik sosial. Setiap adegannya disisipi dengan sindiran-sindiran dan sarkasme terhadap kehidupan masyarakat saat ini. Konflik yang diangkat dalam drama pun kerap kali kita jumpai di kehidupan nyata. Dapat dilihat bahwa konflik utama dari drama ini adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap tokoh bernama Nyonya Baron. Namun pada akhirnya, mereka tetap saja tidak bisa lepas dari kekuasaan Nyonya Baron. Konflik dimulai dari keinginan Nyonya Baron ingin membuat sebuah proyek bernama “Mega Proyek” dan meminta bantuan Pak Amat dan Bu Amat untuk dapat menyukseskan rencananya ini. Nyonya Baron bahkan memberikan selembar cek uang dalam rangka mendapatkan perhatian Pak Amat dan Bu Amat. Kemudian, konflik pun berkembang ketika masyarakat mengatakan bahwa Pak Amat dan Bu Amat telah disuap oleh Nyonya Baron. Masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada Nyonya Baron. Bahkan, Taksu sampai menyuarakan bahwa proyek yang digadang-gadang oleh Nyonya Baron ini hanya akan berdampak negatif bagi masyarakat sekitar, namun menguntungkan untuk Nyonya Baron. Hingga sampailah pada konflik puncak. Karena kebencian mereka kepada Nyonya Baron sudah memuncak, mereka dengan berani membakar rumah Nyonya Baron. Konflik pun menurun saat masyarakat dibohongi oleh Nyonya Baron yang memberikan amplop berisi modal usaha, namun ternyata isinya hanyalah daun. Masyarakat sadar bahwa mereka hanya diperalat oleh Nyonya Baron.

Penggambaran para tokoh dalam drama berjudul “TRIK” ini sangat sesuai dengan keadaan masyarakat pada umumnya. Terdapat tokoh Pak Amat dan Bu Amat yang secara fisiologis seperti seorang bapak-bapak dan ibu-ibu pada umumnya, namun secara sosiologis mereka selalu menuruti perintah Nyonya Baron dan sering kali berbeda pendapat dengan masyarakat. Secara psikologis, mereka polos dan selalu percaya kepada Nyonya Baron. Ada pula tokoh Taksu yang secara fisiologis seperti seorang remaja, namun secara sosiologis ia berbaur dengan masyarakat dan dapat menyuarakan pendapatnya. Secara psikologis, ia memiliki pemikiran yang kritis dan teguh akan pendiriannya, namun pada saat dia menyuarakan gagasan yang ia yakini benar, masyarakat tidak menggubrisnya dan fokus kepada modal usaha yang diberikan oleh Nyonya Baron. Selain itu, ada juga masyarakat yang labil dan hanya ‘ikut-ikutan’ dengan kondisi yang ada. Terakhir, tokoh yang menarik perhatian, yaitu Nyonya Baron yang secara fisiologis selalu berpakaian mewah dan tampak seperti orang ‘terpandang’. Secara sosiologis, ia mengandalkan Pak Amat dan Bu Amat selaku ketua RT dalam setiap rencananya. Secara psikologis, Nyonya Baron memiliki sikap licik untuk mendapatkan simpati masyarakat dan membuat ia semakin berkuasa di daerah tersebut. Penulis naskah drama “TRIK” telah menggambarkan semua keadaan itu dengan baik.

Setiap alur, konflik, dan latar diceritakan dan dideskripsikan dengan sesuai dan tidak bertele-tele. Adapun latar waktu yang digunakan dalam drama ini yaitu pada saat malam hari dan siang hari. Latar ruang yang terlihat pada drama ini adalah rumah Pak Amat, rumah Nyonya Baron, pekarangan rumah Pak Amat, dan hunian masyarakat.

Tentu dalam pementasan drama diperlukan perlengkapan/properti yang mendukung drama yang akan dibawakannya. Dalam drama “TRIK”, perlengkapan yang ditampilkan beragam. Seperti amplop berisi selembar cek uang, amplop berisi daun, kunci rumah Nyonya Baron, tas bermerek yang digunakan oleh Nyonya Baron, dan sebagainya. Di antara properti-properti tersebut, terdapat properti yang membuat saya kagum melihat begitu detailnya mahasiswa Dik 4-A  dalam mempersiapkan drama ini, yakni sketsa vektor Mega Proyek Nyonya Baron dan tali-tali yang mengikat tubuh para tokoh drama pada pertunjukan teatrikal di penghujung scene.

Tidak hanya itu, penggunaan bahasa sehari-hari dalam naskah drama "TRIK" membuat para penikmat drama ini dapat memahaminya dengan baik terhadap apa yang ingin disampaikan oleh penulis meskipun terdapat sindiran/sarkasme. Meskipun topik yang diangkat cukup berat, penulis tetap menyisipkan guyonan dan humor di setiap scene yang berhasil menghibur para penonton.

Drama ini sukses menyita perhatian saya. Terlebih lagi, pada scene 14, disuguhkan sebuah pertunjukan teatrikal yang mengagumkan dari para masyarakat dan pembacaan puisi "Kecoa Pembangunan" karya W.S. Rendra oleh tokoh Taksu. Pada saat pementasan dramanya, para tokoh diikat oleh tali dan tidak bisa bergerak bebas. Mereka tidak bisa melakukan sesuatu selain meraung-raung terhadap kondisi yang ada, kondisi di mana Nyonya Baron semakin berkuasa. Drama ini juga menampilkan keindahan dari kesenian lain, yaitu seni tari. Di beberapa adegan, terdapat penampilan seni tari untuk mendukung suasana yang ada. Para penonton dibuat takjub akan hal itu.

Pergelaran sastra karya mahasiswa Dik 4-A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul "TRIK" ini sukses menarik perhatian para penonton. Tidak hanya mengagumkan, drama ini berhasil menjadi sebuah sarana kritik sosial yang dapat diterima baik oleh para penonton. Sebuah hasil karya yang patut diapresiasi. Diharapkan para penikmat drama ini mampu mengambil sisi baik dari apa yang sudah dipentaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun