Pusat pemerintahan Kecamatan Glagah berada di Kantor Camat Glagah yang terletak di Jalan Raya Banyuwangi-Licin 244 Olehsari, Glagah, Banyuwangi. Kecamatan Glagah dapat diakses dari Simpang Lima (pusat kota) belok ke arah barat masuk Jalan Jaksa Agung Suprapto hingga mencapai traffic light Cungking. Lalu jalan terus ke barat masuk Jalan HOS Cokroaminoto. Atau, melewati Jalan Brawijaya hingga tiba di Simpang Bakungan lalu ambil arah ke barat masuk Jalan Barong. Desa Glagah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Glagah terdiri dari 3 dusun, yaitu : Dusun Jambean, Dusun Kampungbaru, Dusun Krajan. Selain itu, desa ini terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan 23 Rukun Tetangga (RT).Â
Desa Glagah memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan/organisasi. Berdasarkan pada Sumber Daya Manusia, Desa Glagah ini penduduknya rata-rata mata pencaharian sebagai petani. Namun juga tidak sedikit penduduk yang menekuni pekerjaan lainnya dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan
dan jasa sebagai sumber penghidupan keluarganya. Diantaranya adalah usaha:Â
a. Pengusaha Tempe
b. Penjual Peyek
c. Rumah Makan
d. Pengrajin Rotan
e. Pedagang sembako
f. Penjual Kue Moleh
Khusus untuk usaha penjual peyek kini dikembangkan oleh salah satu warga di Desa Glagah yang tepatnya di Dusun Krajan Rt 04 Rw 01. Pemasaran untuk usaha penjual peyek tersebut hanya dilakukan di dalam lingkup Kecamatan Glagah. Adapun sistem pemasaran produk peyek di Desa Glagah ini masih dilakukan secara konvensional atau pelaku usaha belum mengenal sistem pemasaran secara online (digital marketing). Dan proses pengemasan produk juga masih dilakukan secara konvensional menggunakan lilin.
Usaha penjual peyek di Desa Glagah masih menggunakan system pemasaran produk yang bersifat konvensional yang hanya menunggu pesanan saja, proses pengemasan masih secara tradisionsl yang menggunakan lilin sehingga sangat mengulur waktu oleh karena itu penjual tidak menjual produknya melalui social media karena prosesnya memakan waktu yang lumayan lama dan tenaga kerja juga terbatas. Oleh karena itu selama masa Pandemi Covid-19 ini, dirasakan efeknya oleh pelaku usaha penjual peyek di Desa Glagah dikarenakan pendapatan penjualannya yang menurun drastis.
Mencermati akan hal ini, maka saya Shafa Diazty Silvana, Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Glagah ini, tertarik untuk membantu pelaku usaha penjual peyek di desa ini
keluar dari masalah penurunan pendapatan yang sangat drastis. Oleh karena itu dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di desa ini ditetapkan program mengajak (mengisiasi) pelaku usaha penjual peyek untuk melakukan inovasi pada proses pengemasan dan mulai melakukan pemasaran dengan menggunakan atau memanfaatkan social media.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Glagah, Kabupaten Banyuwangi dilaksanakan secara offline pada tanggal 11 Agustus 2020 sampai 10 September 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu wirausaha kuliner agar mampu mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi covid-19 saat ini dengan mengembangkan proses pengemasan pada produk. Yang awalnya masih secara tradisional menggunakan lilin kemudian dikembangkan menggunakan alat pres plastik yang lebih efektif. Serta menggunakan strategi pemasaran yang lebih luas lagi dengan memanfaatkan social media.Â
yang ada. Pada awalnya Ibu Suprapti ini memasarkan produknya hanya jika ada pesanan saja karena menurut beliau menitipkan peyek kemasan kecil ke warung- warung sangat tidak efektif di proses pengemasan karena beliau masih menggunakan alat seadanya yaitu lilin. Kemudian disini saya mengajak beliau untuk berpindah menggunakan alat pres plastik yang lebih efektif. Agar
beliau bisa menitipkan peyek tersebut ke warung- warung terdekat. Karena menurut saya jika Ibu Suprapti hanya mengandalkan pesanan saja tidak setiap hari konsumen membeli dengan jumlah yang besar.Â
Jadi saya mengajak Ibu Suprapti untuk mulai memasakan produknya ke warungwarung terdekat. Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan optimalisasi bisnis online secara kreatif di media sosial kepada pelaku usaha kuliner di Desa Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Â Perencanaan program kerja yang akan saya lakukan yaitu dalam proses pengemasan yang awalnya Ibu Suprapti masih menggunakan alat tradisional yang kurang efektif, kemudian saya mengajak dan melatih beliau untuk menggunakan alat pres plastik yang lebih efektif.
 Adapun pelatihan dan pembibingan yang dilakukan terdapat beberapa kegiatan diantaranya yang pertama yaitu mewawancarai sasaran terkait permasalahan yang dihadapi di masa pandemic saat ini, membahas mengenai program kerja yang akan di lakukan, mendiskusikan mengenai BMC serta perbaikan BMC dengan mematuhi protocol kesehatan.Â
Kedua pendampingan cara pembuatan produk, memberi arahan terkait dengan proses pengemasan yang sudah menggunakan alat pres plastik modern. Ketiga pelatihan pembuatan foto untuk promosi di social media , mulai memasarkan produk ke warung- warung kecil. Keempat melihat progress usaha sebelum dan sesudah menggunakan promosi di Whatsapp, pembuatan video akhir dan menyusun laporan akhir KKN. Diharap dengan adanya inovasi kreatif yang diberikan ini dapat membantu usaha kuliner tersebut mengembangkan dan mengoptimalisasi bisnisnya secara online maupun offline.
Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Glagah (Shafa Diazty Silvana/KKN BTV- 3/Kelompok2/Glagah/Glagah/Banyuwangi/Nanang Tri Haryadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H