Contoh lainnya adalah sikap beberapa penutur asing, baik yang belajar langsung di Indonesia maupun belajar online dari luar negara. Terkadang ada beberapa mahasiswa BIPA yang bersikap cuek dan masa bodoh terhadap tutor atau rekannya dalam pembelajaran BIPA. Karena ini melibatkan sikap dan perilaku, masih belum jelas apa alasan sebenarnya di balik sikap dan perilaku tersebut. Entah karena merasa nyaman dengan lingkungan Indonesia sehingga lupa tujuan belajar, karena pergaulan yang salah, atau alasan pribadi lainnya.
Masalah lainnya yaitu kurangnya adaptasi lintas budaya, seperti masalah pemahaman bahasa yang berbeda, maka untuk menjelaskan bagaimana budaya di Indonesia bekerja akan sedikit sulit. Jadi sebelum menjelaskan budaya yang ada di Indonesia, mereka harus diajarkan tentang bahasa Indonesia terlebih dahulu. Hal ini tentu saja menghambat proses adaptasi mahasiswa BIPA.
Untuk masalah adaptasi lintas budaya lainnya, ada juga pemikiran pembelajar BIPA dari negara tetangga yang beranggapan bahwa budaya mereka dan budaya Indonesia tidak jauh berbeda, karena masih dalam lingkup wilayah yang sama (ASEAN). Padahal jika dipahami dengan baik, akan ada perbedaan yang signifikan antara budaya mereka dengan budaya Indonesia. Misalnya, ada perbedaan pandangan tentang LGBT, masyarakat di Indonesia masih tabu, tapi di Thailand hal ini sudah umum dan bisa dimaklumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H