Mohon tunggu...
Shafa Adila
Shafa Adila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Penyebab Krisis Utang Eropa dan Dampaknya?

8 Oktober 2022   22:12 Diperbarui: 8 Oktober 2022   22:23 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Britain Exit (Brexit)

Pada Juni 2016, Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam sebuah referendum. Pengambilan keputusan ini memicu Eurosceptics di seluruh benua, dan spekulasi melonjak bahwa negara-negara lain akan meninggalkan Uni Eropa. Setelah proses negosiasi yang berlarut-larut, Brexit terjadi pada tanggal 31 Januari 2020, dan tidak memicu gelombang sentimen di negara lain untuk meninggalkan EMU.

Italia dan Krisis Utang Eropa

Kombinasi pasar volatilitas yang dipicu oleh Brexit, kinerja politisi yang dipertanyakan, dan sistem keuangan yang dikelola dengan buruk, berdampak memperburuk situasi bank-bank Italia pada pertengahan 2016. Sebanyak 17% pinjaman Italia, senilai sekitar $400 miliar adalah sampah dan bank membutuhkan dana talangan yang signifikan.

Runtuhnya bank-bank Italia bisa dibilang merupakan risiko yang lebih besar bagi ekonomi Eropa daripada keruntuhan Yunani, Spanyol, atau Portugis karena ekonomi Italia jauh lebih besar. 

Italia telah berulang kali meminta bantuan dari UE, tetapi UE baru-baru ini memperkenalkan aturan "bail-in" yang melarang negara-negara untuk menyelamatkan lembaga keuangan, dengan uang pembayar pajak tanpa investor menanggung kerugian pertama. Jerman juga menyatakan dengan jelas bahwa UE tidak akan melanggar aturan ini untuk Italia.

Efek Krisis Utang Eropa pada Negara Periferi lainnya

Irlandia mengikuti Yunani yang membutuhkan dana talangan pada November 2010, dengan Portugal menyusul pada Mei 2011. Italia dan Spanyol juga rentan. Spanyol membutuhkan bantuan resmi pada Juni 2012.

Situasi di Irlandia, Portugal, dan Spanyol telah membaik pada tahun 2014, karena berbagai reformasi fiskal, langkah-langkah penghematan domestik, dan faktor ekonomi unik lainnya. 

Namun, jalan menuju pemulihan ekonomi penuh diperkirakan akan panjang dengan munculnya krisis perbankan di Italia, ketidakstabilan yang dapat dipicu oleh Brexit, dan dampak ekonomi dari wabah COVID-19 sebagai kemungkinan kesulitan untuk diatasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun