Dalam kurun waktu 2011-2015 Rusia dengan konsisten menggunakan 4 kali hak vetonya sebagai salah satu dari lima anggota permanen DK PBB, untuk menggagalkan draft resolusi DK PBB tentang resolusi konflik Suriah. Rusia selalu memiliki pespektif dan alasan sendiri ketika membahas konflik Suriah, dalam setiap penggunaan hak vetonya.
Penolakan ke-4 Rusia terhadap draft resolusi konflik Suriah mendapatkan banyak kecaman oleh negara-negara Barat. Menurut Rusia penyelesaian terbaik konflik Suriah adalah dengan melakukan upaya perdamaian secara politik, karena menyerahkan konflik ini pada ICC hanya akan mempersulit dan tidak menyelesaikan upaya perdamaian yang dilakukan. Dengan penggunaan empat kali hak vetonya dan pemberian bantuan kepada Suriah, menjelaskan bahwa posisi Rusia ada bersama Suriah sebagai aliansinya di kawasan Timur Tengah. Menurut Rusia pemerintahan Suriah masih berada di bawah kekuasaan Bashar Al-Assad, sehinggan Rusia akan melakukan apapun untuk mendukung pemerintahan Bashar dalam mempertahankam rezimnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H