Shafa Azzahra,Mahasiswa Program Studi Geografi FISIP ULM,Angkatan 2021
INDONESIA PERLU BELAJAR KE JEPANG
Ayo Indonesiaku “Never Give Up” Teruslah Semangat Belajar...!
Bicara tentang Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia, jangan ditanya lagi selain berlimpah juga menjadi modal kuat untuk bisa bersaing dengan negara lain. Namun, apakah sudah menjamin kebutuhan rakyatnya terpenuhi ? Pada kenyataannya hasil industri pangan dan pertanian Indonesia jauh dari negara lain, Indonesia harusnya bisa belajar dari negara lain, khususnya Jepang. Jepang sekalipun merupakan negara yang alamnya kurang mendukung pada zone yang sering terkena gempa, namun mereka bisa membangun teknologi pangan dan pertaniannya sendiri. Yang semula mereka kesulitan menyediakan bahan pangan, saat ini sudah bisa menghasilkan bahan-bahan pertaniannya sendiri. Demikian pemaparan Erni Johan, peneliti senior di Ehime University saat menjadi dosen tamu di Fakultas Pertanian UMY, Jumat (21/11). Ia juga mencontohkan salah satu produk teknologi pertanian Jepang yang berhasil dan punya nilai jual tinggi, seperti buah Mangga. Buah Mangga Jepang ternyata memiliki banyak perbedaan dengan buah Mangga yang biasa ditemui di Indonesia. Keunikan buah Mangga ini adalah rasa manis, warna dan jumlah buah yang ada di pohon Mangga tersebut. Menurutnya, satu pohon Taiyo Manggo hanya bisa menghasilkan buah tidak lebih dari 10 buah. Ini dikarenakan Taiyo Manggo memiliki nutrisi yang tinggi, yaitu diibaratkan nutrisi yang terkandung dalam 100 buah mangga biasa dihimpun hanya dalam 10 mangga. Warnanya bukan hijau tapi berwarna merah dan ungu. Satu buah Taiyo Manggo ini dihargai 1000 yen, atau setara 100ribu rupiah.
Contoh Perbedaan:
- Kemajuan Jepang, Jadi Raksasa Industri Pertanian Paling Unggul di Dunia
Kebanyakan di Indonesia masih menggunakan cara tradisional, mulai dari penanaman, penyiraman, pemupukan hingga panen. Pengendalian air masih melalui saluran irigasi jika musim kemarau. Ramalan cuaca masih mengandalkan kejadian alam. Cara panenpun juga masih menggunakan alat sederhana. Banyak petani di Indonesia masih menerapkan sistem pertanian konvensional! Hal ini terjadi karena perhatian pemerintahan terhadap petani di Indonesia masih minim! Sistem pertanian modern bukanlah sistem yang mudah untuk diterapkan di Indonesia, apalagi jika pihak pemerintah tidak ikut andil dalam penerapannya. Kenapa demikian? Karena sistem pertanian modern membutuhkan dana yang tinggi untuk dapat memiliki alat pengolah lahan. Selain itu, input dari sistem modern tidak seperti pertanian konvensional.
Sedangkan untuk negara maju, misalnya di negara Jepang, lahan yang dimanfaatkan untuk menanam dan bersawah merupakan lahan yang sempit sehingga Lahannya dibuat bertingkat-tingkat untuk menghemat pemakaian lahan. Selain itu cara pengoalan lahannya juga sudah menggunakan teknologi canggih seperti pada penyiraman pada tanamannya dengan menggunakan Alat Penyiram Otomatis. Dan untuk Pengendalian Air dan Ramalan Cuaca juga sudah banyak yang diprogram dengan menggunakan komputer. Pertanian di Jepang telah menerapkan sistem pertanian modern yang membuat Indonesia berbeda level dalam bidang pertaniannya dibanding Jepang. Jepang dapat dikatakan menggunakan sistem pertanian modern karena negara Jepang menggunakan berbagai alat berteknologi canggih untuk menunjang pertaniannya. Mereka menerapkan kecanggihan teknologi dalam budidayanya, baik dalam penanaman, penyiraman, pemupukan hingga panen. Di Jepang saat sayuran dan buah-buahan itu sudah dipanen, langsung dicuci menggunakan air es. Baru setelah itu dibungkus atau dipack, untuk kemudian dipasarkan ke pasar-pasar maupun supermarket. J ika dibandingkan dengan Indonesia yang “kebanyakan” petani masih menggunakan cangkul untuk “menggarap” lahannya, sedangkan Jepang sudah menggunakan alat pencangkul untuk mengolah lahan dengan waktu yang lebih singkat, maka produktifitas pertanian Indonesia jelas masih tertinggal.
Pada sistem pertanian modern atau identik dengan sebutan pertanian organik dan berkelanjutan, input yang lebih diutamakan adalah menggunakan bahan – bahan yang memiliki banyak dampak positif bagi lingkungan untuk kelanjutan pertanian dan sedikit dampak negatif. Berbeda dengan sistem pertanian yang mana menggunakan input berupa bahan – bahan kimia sebagai penunjang produktifitas pertanian.
Jika dilihat dari segi alamnya, tanah Indonesia jauh lebih subur dibandingkan tanah di Jepang. Jadi dalam membudidayakan dan memajukan pertanian, Indonesia harus semangat dan masih harus banyak belajar dari negara lain, khususnya Jepang.