Projek pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh salah satu tim dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang melakukan psikoedukasi pada SMAN 2 Pasuruan yang tepatnya beralamat di Jl. Panglima Sudirman No. 163, Kebonagung, Kec. Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur 67116.
Hal yang melatarbelakangi dilakukannya psikoedukasi ini adalah rawannya pergaulan bebas terutama siswa-siswi SMA yang merasa dirinya menjadi pribadi yang sudah dewasa sehingga ingin mencoba banyak hal termasuk pergaulan bebas.
Tentunya ini menjadi kasus yang patut diberikan atensi lebih karena akan sangat memengaruhi kesejahteraan fisik maupun psikologis siswa-siswi SMAN 2 Pasuruan.
Psikoedukasi penting untuk memberikan edukasi sebagai bagian dari pengabdian masyarakat, dengan fokus pada pencegahan pergaulan bebas dan pencarian makna hidup bagi siswa SMAN 2 Pasuruan. Pergaulan bebas adalah perilaku yang melanggar norma, agama, dan etika.
Sebagai siswa SMA, pergaulan bebas menjadi tantangan besar, terutama dengan pengaruh teman sebaya, media sosial, dan kurangnya pemahaman tentang risikonya. Kekosongan dan ketidakmampuan mengenali diri sendiri juga memperburuk masalah ini.
Seseorang yang merasa hidupnya tidak memiliki makna akan cenderung mengalami kekosongan, seperti yang dikatakan Viktor Frankl. Dia mengusulkan bahwa ketika seseorang merasa kehilangan makna hidup, mereka mungkin mencari cara untuk mengisi kekosongan itu, bahkan melalui perilaku yang tidak sehat, seperti pergaulan bebas.
Maka dari itu, pentingnya psikoedukasi yang dilakukan oleh tim pelaksana yang beranggotakan mahasiswi Universitas Negeri Malang terjun langsung untuk melakukan kegiatan tersebut dengan judul "Protecting Yourself with The Purpose of Life".
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa-siswi memahami bahaya pergaulan bebas dan menemukan makna hidup yang lebih positif. Dimulai dengan pre-test, diikuti pemaparan materi tentang pergaulan bebas dan kebermaknaan hidup dengan sesi tanya jawab interaktif. Setelah itu, siswa mengerjakan post-test dan melanjutkan dengan sharing dan diskusi dalam Focus Group Discussion (FGD), yang dipandu oleh fasilitator.
Setelah FGD, siswa diminta mengakses story template untuk menyampaikan pesan positif di media sosial dengan me-mention akun fasilitator. Kampanye media sosial ini bertujuan menyebarkan pesan positif lebih luas. Sebagai apresiasi, siswa diberikan mini gift atas partisipasinya di akhir kegiatan.
Harapannya, psikoedukasi ini dapat memberikan manfaat agar siswa-siswi lebih sadar akan pentingnya memilih pergaulan yang sehat, menghindari pergaulan bebas, dan yang paling utama memiliki arah hidup yang lebih jelas dengan tujuan yang positif, terutama pada nilai-nilai agama dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Psikoedukasi yang dilakukan juga tidak berhenti pada saat itu saja.
Tim pelaksana psikoedukasi juga memberikan produk pengembangan diri berupa planner untuk membuat rutinitas siswa-siswi menjadi lebih tertata dalam mencapai kebermaknaan hidup. Harapan selanjutnya, kontribusi mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Malang dapat terus berperan aktif dalam meningkatkan taraf berpikir dan membentuk kepribadian yang baik hingga tercipta pembangunan peradaban, bukan hanya skala nasional tetapi skala internasional.
“Kita di masa sekarang adalah hasil dari diri kita di masa lalu dan kita di masa mendatang adalah hasil dari diri kita di masa sekarang”
Tim Pelaksana Psikoedukasi,
Mar'atus Sholicha (@mratscha), Nafilah Nihayatul Mumtaz (@nafihytz), Najma Hamida Nidaputri (@luneisna), Salwa Alifia Azzahrah (@sal.azzhrhh), Shafa Ariba Nailah (@shfarba)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H