Mohon tunggu...
Fatih Wajdi
Fatih Wajdi Mohon Tunggu... -

Terinspirasi dengan Muhammad al Fatih, pemuda 23 tahun yang memimpin pembebasan Konstantinopel.\r\nBekerja menyebarkan cinta untuk Indonesia yang harmoni.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pelajaran Dari Peristiwa 31113 (Khusus Untuk Kader PKS)

2 Juni 2013   07:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ujian yang menimpa PKS saat ini memberikan banyak pelajaran untuk para kadernya. Ada aksi ada reaksi. Dan kualitas seseorang bisa dilihat dari reaksinya. Ujian (mungkin lebih layaknya disebut fitnah) yang menimpa PKS saat ini bagaikan tamparan keras yang (semoga) memberikan kesadaran baru bagi para kader PKS. Raksasa besar membutuhkan tamparan keras agar terbangun. Sungguh sangat rugi kalau PKS tidak mengambil hikmah dari semua kejadian ini. Sebenarnya ide ini sudah lama bersemayam di benak saya. Namun dengan adanya fitnah yang menimpa PKS saat ini membuat saya semakin tidak tahan untuk memuntahkannya. Dan saya pikir sekarang lah momentum yang pas, karena seluruh kader PKS sedang berada dalam nuansa emosi yang sama.

Jadi begini. PKS digoreng-goreng saat ini oleh siapa? Oleh media TV dan majalah nasional kan? “You know lah” stasiun TV apa dan majalah apa yang suka goreng-goreng PKS. (Kalau saya sebut di sini entar jadi iklan gratis buat do’i, hehe). Yang jelas itu media skalanya nasional. Nah, dari sini kenapa kader-kader PKS tidak berfikir untuk membuat stasiun televisi berskala nasional yang sifatnya universal, dan membuat majalah yang berskala nasional dan sifatnya universal juga. Sekali lagi, yang berskala nasional dan bersifat universal. Daripada kita mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan sebatang lilin segede tiang listrik, hehe. Teknisnya: Daripada kita mengutuk media tersebut lebih baik kita membuat media tandingan sejenis. Untuk membuat media televisi dan majalah yang berskala nasional dan bersifat universal ini teramat mudah jika jutaan kader bersatu. Tapi sekali lagi, media itu harus lah bersifat universal. TV dan majalah yang menggoreng-goreng PKS itu bisa diterima oleh masyarakat Indonesia yang majemuk karena sifatnya yang universal (walaupun tidak bisa dipungkiri, ada hidden agenda juga dibalik ke-universal-annya itu). So, kader PKS harusnya juga punya stasiun TV dan majalah yang universal dan berskala nasional (kalau perlu berskala internasional seperti CNN atau Aljazeera). Kaya’nya untuk hal ini tidak perlu dikompromikan lagi deh, langsung aja dibungkus (maksudnya:action!), soalnya media massa saat ini sudah menjadi salah satu institusi yang berperan penting selain eksekutif dan legislatif. Kader-kader PKS sudah banyak yang masuk lembaga legislatif dan eksekutif, sudah saatnya juga kader PKS menjajal media massa (maksudnya: memiliki stasiun TV dan media cetak berskala nasional dan bersifat universal).

Terus, ada satu lagi pelajaran penting yang bisa diambil para kader PKS atas fitnah ini. Jadi begini, sejak awal kan para kader PKS sudah menyadari bahwa apa yang dialami PKS saat ini adalah bagian dari operasi penghancuran PKS (sebut saja: konspirasi). Salah satu alat yang digunakan adalah salah satu institusi bernama “you know lah”. Pertanyaannya, siapa yang mengendalikan itu institusi? Jawabannya “you know lah”, hehe. Nah, PKS adalah Partai Keadilan Sejahtera yang menjadi korban ketidakadilan yang kesejahteraannya direnggut (ga’ nyambung ya?, hehe). Biasanya, orang yang menjadi korban ketidakadilan akan bertindak lebih adil karena ia sudah mengalami betapa sakitnya terzolimi. Oleh karenanya, agar keadilan tegak di negeri ini, salah seorang kader PKS harus menjadi presiden Republik Indonesia. Agar Indonesia diliputi keadilan dan kesejahteraan (nah, klo yang ini baru nyambung kan?, hehe). Salam hehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun