Maka dari itu, saya berhenti untuk selalu berusaha memecahkan segala macam persoalan. Saya memilih untuk mulai menuliskan perasaan Saya, lalu berbicara kepada anggota keluarga yang lain untuk mendengarkan masalah Saya.
Intinya, cara ini membantu Saya memikirkan hasil atau solusi yang paling tepat. Mengambil keputusan saat pikiran dikuasai amarah hanya akan membuat Saya mencari-cari alasan pembenaran dan menyalahkan orang lain.
Yang kedua, saya mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Ketika Saya sudah mengontrol pikiran Saya dengan lebih tenang, Saya akan lebih mudah menghadapi orang lain.
Selanjutnya, saya berusaha mencari tahu sumber masalah dengan mengumpulkan sebanyak mungkin data dan fakta sebelum mulai membicarakan solusi. Akirnya,setelah mengetahui sumber masalah, saya cenderung lebih bisa menerima pendapat orangtua saya dengan baik.
Yang ketiga, saya menetapkan bentuk proses negosiasi. Jika pikiran sudah tenang dan terkontrol, saya menentukan kepada siapa Saya ingin bicara dan menegosiasikan masalah, kapan dan dimana tempat yang paling tepat.
Persiapan ini penting untuk menciptakan kenyamanan bagi kedua belah pihak yang berseteru. Saya juga menyiapkan alur pembicaraan dan agendanya, sepakati bersama siapa yang memulai pembicaraan. Siapkan waktu khusus untuk menyelesaikan masalah. Hal ini untuk menunjukkan itikad baik Saya terhadap orangtua sayaÂ
Yang ke empat, saya menyampaikan pesan yang tepat. Saya dan Orangtua saya berdiskusi untuk mencari solusi dengan memunculkan sejumlah saran dan ide. Saya menunjukkan bahwa Saya mempunyai niat serius untuk memperbaiki keadaan.
Saya juga menyampaikan bahwa niat baik ini adalah untuk mencari solusi yang bisa disepakati dan dijalankan untuk kebaikan bersama. Tak cukup hanya dengan ucapan, Saya juga harus menyelesaikan masalah dengan menunjukkan perilaku yang mendukung ke arah positif. Sikap tubuh yang keliru, yang menunjukkan emosi, bisa memperkeruh suasana.
Yang ke-lima, Negosiasi. Saat Saya memulai bernegosiasi untuk mencari solusi, saya mengontrol diri Saya. Saya menghindari memotong pembicaraan dan berbibicara saat sudah giliran Saya. Saya merespons pernyataan orangtua saya dengan tenang.
Memanfaatkan Media Sosial Untuk Menyelesaikan Konflik
Internet dan Media sosial adalah wujud nyata perkembangan teknologi. Media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia jaman sekarang. Segala aspek kehidupan sedikit-banyak pasti mengandalkan keuntungan dari Media Sosial.