Mohon tunggu...
Ervian ShafaMaharani
Ervian ShafaMaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 7 di Universitas Sanata Dharma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evolusi Kulit Manusia dari Zaman Purba hingga Modern

19 Desember 2022   09:55 Diperbarui: 19 Desember 2022   10:06 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tubuh umumnya secara otomatis akan memproduksi keringat ketika tubuh merasakan panas belebih pada lingkungannya, sebaliknya bila tubuh merasa suhu sekitar semakin dingin maka akan menyebabkan pori-pori kulit mengecil. Dengan kondisi rambut tubuh manusia yang semakin sedikit tentu menyebabkan kemampuan eksresi berubah sebagai bentuk adaptasi terhadap suhu sekitarnya. 

Rambut yang semakin sedikit pada kulit manusia menyebabkan tubuh menjadi lebih peka terhadap suhu sekitar karna kulit terkena paparan lingkungan secara langsung. 

Sehingga dengan demikian pada manusia purba cenderung bergantung pada rambut yang ada tubuh mereka untuk melindungi tubuh dari paparan suhu ekstrim di lingkungannya, sedangkan pada manusia modern tak lagi terlalu bergantung pada rambut yang ada pada tubuhnya melainkan juga dibantu oleh sistem eksresi yang baik pada tubuhnya.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penjelasan di atas yakni pada kulit manusia mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan perkembangan zaman yang ada. Perubahan tersebut dapat dilihat secara langsung yakni warna kulit dan jumlah rambut, sedangkan yang tak dapat dilihat secara langsung yakni berupa bertambahnya kemampuan eksresi kulit.

Sumber:

Jablonski, N. G. 2012. The Evolution of Human Skin Colouration and its Relevance to Health in the Modern World. The Joural of the Royal College of Physicians of Edinburgh, 42, 58-63.

Kembuan, Melisa V., Sunny Wangko., dan George N. T. 2012. Peran Vitamin C terhadap Pigmentasi Kulit. Jurnal Biomedik, 4(3), 13-17.

Sari, Ayu N. 2015. Antioksidan Alternatif untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas pada Kulit. Journal of Islamic Science and Technology1(1), 63-68.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun