Mohon tunggu...
Shabrina Yasmin
Shabrina Yasmin Mohon Tunggu... Lainnya - Long Life Learner

Lingkungan Hidup - Sosial - Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Manusia Hybrid: Kunci Pengembangan Diri Masa Kini

21 Oktober 2024   22:56 Diperbarui: 21 Oktober 2024   23:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Prestasi (Freepik)

Pengakuan dari Orang Lain, akar dari Burnout

Kebiasaan seorang individu untuk selalu membandingkan dirinya dengan orang lain juga dapat berujung pada tekanan untuk diakui oleh orang-orang sekitarnya. Membandingkan diri secara tidak realistis dapat menghambat orang tersebut untuk berkembang. 

Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia di tahun 2020 juga menyebutkan bahwa 58% mahasiswa yang diteliti mengalami tekanan yang besar untuk mencapai prestasi akademik dan mengunggahnya dalam postingan media sosial. Keterangan selanjutnya menunjukan, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman mereka. 

Di tahun 2019, Universitas Airlangga juga menemukan fakta bahwa 50% mahasiswa yang mereka teliti mengunggah prestasi mereka pada media sosial untuk mendapatkan validasi dan merasa sangat cemas ketika respons yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. 

Ambisi untuk selalu mengejar prestasi dan mengunggahnya pada laman media sosial dapat menimbulkan burnout. Ketika seseorang terus memaksakan dirinya diluar kapasitas hanya demi pengakuan orang lain, kelelahan fisik, mental, dan emosional berlebih dapat terjadi karena stress yang berkepanjangan. 

Menjadi Manusia Hybrid merupakan Solusi

Kita memang tidak bisa mengatur pandangan orang lain kepada diri kita sendiri. Namun, kita bisa mengatur pola pikir yang sehat untuk berperilaku baik kepada diri kita sendiri. Menjadi manusia Hybrid merupakan ekspresi dari rasa sayang diri kita untuk menghargai semua usaha yang kita lakukan selama ini. 

Menjadi Hybrid merupakan sebuah cara untuk tidak merasa tertinggal jauh dari orang lain, tetapi belajar bahwa semua orang berada pada waktunya masing-masing. Menjadi Hybrid yang dimaksud adalah belajar untuk melihat dirimu sendiri sebagai sosok dengan banyak definisi. 

Seperti seorang anak perempuan yang belajar untuk mendapatkan nilai dan prestasi yang baik karena ia adalah seorang mahasiswi. Lantas, ketika prestasinya tidak sebaik murid lain, apakah sepenuhnya gagal dalam kehidupannya? 

Tentu tidak. Perlu diingat, Ia juga seorang anak perempuan dari orangtuanya, yang dibesarkan sehingga ia dapat menjadi pribadi yang murah hati kepada orang lain. Ia juga seorang pribadi yang tidak pernah menyerah ketika dihadapkan dengan sebuah kegagalan, maka dia akan bangkit mengejar ketertinggalan. 

Menjadi hybrid merupakan sebuah definisi ketika kita banyak mendefinisikan diri kita untuk memiliki beberapa kategori yang berbeda. Maka dari itu, sebagai seorang individu, kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan capaian orang lain. Tidak semua hal yang terjadi dalam hidup kita, baik maupun buruk, kita tuangkan dalam laman media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun