Mohon tunggu...
Shabrina Ws
Shabrina Ws Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai pagi dan puisi. Novel yang sudah terbit diantaranya: Always Be in Your Heart, Betang, Lesus, Ping, Pelari Cilik, Rahasia Pelangi, Karena Hidup Hanyalah Sebuah Persinggahan, Sauh, dan Kisah dari Padang Rumput.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Soge, Keramahan yang Tersembunyi

29 Juli 2015   03:09 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:29 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, tak lama dari daerah itu, pantai Soge siap menyapa kita. Bahkan jalan dari arah atas, seakan langsung terjun ke laut. Meskipun setelah berbelok, justru jalan itu tepat berada di tepi pantai. Aroma laut yang segar, suasana yang masih alami dan debur ombak yang pecah bergantian, benar-benar keramahan yang luar biasa. Siapapun yang lewat, tak peduli Soge menjadi tujuan atau tidak, pemandangan yang luar biasa ini akan menyapa. Gratis tis!

Kendaraan bisa parkir di jalan, atau benar-benar masuk ke area pantai. Beberapa tumbuhan khas pantai menyembul di sana-sini. Pasirnya kecoklatan dan tidak lengket. Garis pantai melengkung cukup jauh ke arah timur. Di sebelah barat ada karang yang menjorok ke tengah laut. Gulungan ombak yang besar menciptakan percikan air yang cukup tinggi saat pecah di bebatuan karang. Ohya, ada peringatan kalau sebaiknya pengunjung tidak mandi di laut.

Soge luar biasa dinikmati saat pagi, namun tak kalah menarik juga di sore hari. Pantulan sinar matahari yang akan bergulir ke balik bukit, menambah kilau pesonan lautnya.

Sayang, beberapa sampah yang ditinggalkan pengunjung nampak berserakan di sana sini. Semoga semakin banyak pengunjung yang sadar untuk kembali membawa pulang sampah-sampah bekas yang mereka hasilkan. Sehingga pantai yang alami ini tetap terjaga kebersihan dan keindahannya.

 

Satu lagi, jika ingin membawa cendera mata, di bibir pantai juga ada beberapa penjual akik asli Pacitan. Harganya berfariasi, mulai dari yang puluhan ribu hingga ratusan ribu. Penjualnya ramah dan kita akan dapat pengetahuan gratis tentang bebatuan.

 

Selamat datang di Pacitan, kota kecil dengan 1001 goa dan berbagai pesona pantainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun