Mohon tunggu...
Shabrina Febriany
Shabrina Febriany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya

I write and read stuff. Currently love the sigit and studying International Relations but please dont ask me what my plans are after graduate.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aspek Human Security dalam Ancaman Pandemi Covid-19

3 Maret 2023   00:04 Diperbarui: 3 Maret 2023   01:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berlawanan dengan studi keamanan konvensional yang berkonsentrasi pada keamanan negara, ide keamanan manusia tentunya berbeda. Individu adalah fokus dari konsep keamanan manusia, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk melindungi individu dari ancaman konvensional dan non-konvensional, seperti kelaparan, kesehatan dan juga penyakit. Memperluas agenda keamanan di luar keamanan negara berarti melengkapi dan memperluasnya, bukan menggantikannya. 

Dalam konteks isu keamanan manusia, keberadaan COVID-19 saat ini tercatat sebagai salah satu tantangan keamanan dari sudut pandang kesehatan. Saat merumuskan kebijakan untuk mengatasi masalah ini, pendekatan kebijakan keamanan manusia diadopsi, dengan mempertimbangkan banyak faktor.

Covid-19 saat ini menjadi ancaman besar bagi populasi manusia dunia karena juga berdampak pada aspek keamanan lainnya. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Covid-19 dapat dianggap sebagai bahaya keamanan non-tradisional, atau lebih tepatnya ancaman terhadap keamanan manusia, dalam studi keamanan. Dalam kerangka studi keamanan, penyelesaian Covid-19 membutuhkan keterlibatan banyak aktor nasional dan lintas negara, negara dan negara. 

Untuk menjaga kewaspadaan nasionalnya, negara harus bekerjasama dengan berbagai entitas non-negara (baik sipil maupun militer). 2 juta orang di seluruh dunia telah terjangkit COVID-19, yang menyebar dengan kecepatan yang dipercepat. Epidemi sekarang dibandingkan dengan perang karena jumlah korbannya yang luar biasa. Saat ini, dunia harus bergantung pada tindakan non-farmasi untuk menghentikan dan meminimalkan penyebaran virus, seperti pembatasan pertemuan publik, penutupan sekolah dan universitas, bahkan penguncian lokal dan internasional.

Epidemi COVID-19 mengancam kebebasan kita dari rasa takut, kebebasan dari keinginan, dan kebebasan untuk hidup bermartabat. Ini juga merupakan bencana keamanan manusia. Strategi keamanan manusia yang menekankan perlindungan dan pemberdayaan manusia yang komprehensif dan menyeluruh diperlukan sehubungan dengan epidemi ini. Sebuah tantangan terhadap perspektif keamanan nasional konvensional yang sebagian besar mengatur pilihan politik dan keuangan yang dikembangkan pada 1990-an sebagai keamanan manusia. 

Gagasan tersebut tertangkap dalam beberapa konteks kebijakan, khususnya dalam organisasi multilateral dan masyarakat sipil, serta dalam beberapa lingkaran studi keamanan akademik, tetapi masih dapat diperdebatkan apakah gagasan tersebut pernah benar-benar mewujudkan potensi penuhnya sebagai konsep atau sebagai kerangka kerja kebijakan. Konsep keamanan manusia semakin ditarik kembali dalam beberapa tahun terakhir karena politik keamanan tradisional telah mendapatkan daya tarik dalam tatanan internasional pasca-Perang Dingin.

Berbagi informasi yang akurat sangat penting untuk pengendalian yang efektif dan untuk menghindari disinformasi. Kawasan Asia Pasifik harus segera memobilisasi dokter spesialis untuk membantu negara-negara terbelakang. Jika perlu, militer harus dilibatkan untuk membangun rumah sakit darurat dan menggunakan profesional medis militer yang ahli dalam menangani krisis. Pembuatan vaksin COVID-19, peralatan pengujian, dan terapi adalah prioritas utama saat ini. Kita harus bertukar data uji klinis dan praktik terbaik untuk menciptakan intervensi medis yang efisien guna menghentikan pandemi dan mencegah duplikasi upaya.

Menyusul virus corona, gagasan tentang keamanan manusia memungkinkan kita untuk mengevaluasi kembali terminologi ancaman mendesak terhadap kehidupan kita dan perlunya kerja sama internasional untuk mengatasinya.

STUDI KEAMANAN INTERNASIONAL - C INDRALAYA

Nama : Shabrina Febriany

NIM : 07041282126127

Dosen Pengampu : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun