sampah plastik dan Kampanye bumi sehat pada Rabu 22 Mei 2024. Kegiatan tersebut berlangsung di Lapangan sekolah Alam Matoa.
Sekolah Alam Matoa Depok gelar Makan bersama bebas plastik, pengelolaanKegiatan ini merupakan pembiasaan untuk mengurangi dan membatasi penggunaan plastik di Sekolah yang diselenggarakan sebagai bentuk pembelajaran untuk peduli terhadap sampah.
Pada pembukaan kegiatan dihadiri oleh seluruh warga Sekolah Alam Matoa mencangkup siswa TK hingga kelas 6 SD dan Fasilitator Sekolah Alam Matoa.
Dalam makan bersama, Fasilitator menyampaikan ajakan untuk mengurangi plastik dengan memberikan stimulus proses pengelolaan sampah yang ada di Indonesia.
"Sampah yang kita buang ke tempat sampah akan dibawa ke TPA, kemudian dikelola dengan cara Open dumping dan Landfill dimana Open dumping berarti menumpuk sampah di TPA dan Landfill berarti menanam sampah dalam jumlah banyak dibawah tanah. Cara ini memicu banyak dampak negatif, oleh karena itu kita bisa memanfaatkan biopori yang tersedia."
Beberapa siswa memberikan tanggapannya, bahwa ada banyak dampak negatif dari pengelolaan sampah yang salah.
"Membuang sampah bisa meninbulkan global warming, air kotor, dan cuaca lebih panas."
Lebih lanjut dalam menutup pembahasannya Fasilitator memastikan bahwa sarapan dalam makan bersama yang dibawa oleh siswa bebas dari kemasan plastik.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh warga Matoa yang diikuti 46 orang yang terdiri dari Fasilitator dan Siswa. Siswa pada jam pertama mengikuti kegiatan makan bersama yang dilaksanakan di Lapangan Sekolah, kegiatan ini bertujuan menjadikan pembiasaan untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik dan pemberian pemahaman mengenai dampak penggunaan plastik.
Kegiatan pada jam kedua yaitu siswa TK mengelola botol menjadi tempat pensil, siswa kelas 1 SD mengelola cangkang telur untuk mengisi gambar, siswa kelas 2 SD mengelola kertas bekas menjadi bubur kertas, siswa kelas 3 mengelola botol menjadi tanaman gantung, siswa kelas 4,5, dan 6 kampanye mengenai pengurangan plastik, penghematan energi dan konservasi air.
Kegiatan ini berlangsung lancar dan tentu membawa menfaat bagi lingkungan. Para Siswa terlihat antusias selama kegiatan berlangsung, serta efektif meberikan pembelajaran bermakna dengan bergerak nyata untuk lingkungan. (Shabrina Alamsyah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H