Mohon tunggu...
Shabrina Adani
Shabrina Adani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Gizi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudah Benarkah Pola Makan Anda? Jangan Sampai Eating Disorders Menghantui Anda

9 Januari 2022   10:23 Diperbarui: 9 Januari 2022   10:27 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwasannya seorang wanita akan sangat memperhatikan bentuk tubuhnya. Para wanita juga berlomba-lomba untuk memiliki bentuk badan yang sangat bagus. Bahkan mereka sampai melakukan berbagai upaya untuk mengurangi berat badan, salah satunya dengan mengubah pola makan ke arah yang cukup ekstrem. Para wanita yang melakukan diet-diet ekstrem hanya memikirkan bentuk tubuh saat ini tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi di kemudian hari.

Joshi dan Mohan (2018) dalam jurnalnya mengklasifikan diet ekstrem menjadi beberapa kategori, yaitu diet rendah karbohidrat (tinggi lemak), diet rendah lemak (tinggi karbohidrat), diet sangat rendah kalori (VLCD), dan diet lain yang digunakan untuk menurunkan berat badan. Diet ekstrem akan menghasilkan hasil yang ekstrem juga. Diet ekstrem lebih cenderung membuat sesorang merasa lesu, murung, mual, dan pegal. Dalam jangka panjang, diet ekstrem dapat menimbulkan masalah metabolisme, kenaikan berat badan yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan kondisi medis lain yang dapat mengancam jiwa. Tidak hanya itum terlalu sering melakukan diet ekstrem juga dapat menimbulkan seseorang mengalami salah satu masalah psikologis yaitu Eating Disorders.

Eating Disorders

Eating Disorders adalah kondisi serius yang terkait dengan perilaku makan terus-menerus yang berdampak negatif pada kesehatan, emosi, dan kemampuan untuk berfungsi di area penting kehidupan.  Sebagian besar gangguan makan melibatkan terlalu banyak fokus pada berat badan, bentuk tubuh, dan makanan yang mengarah ke perilaku makan yang berbahaya. Eating disorders sering berkembang pada usia remaja dan dewasa muda, meskipun juga dapat bterjadi pada usia lain. Gangguan makan yang paling umum adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.

Jenis-jenis Eating Disorders 

  1. Anorexsia Nervosa
    Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan (atau kurangnya penambahan berat badan yang sesuai usia), kesulitan mempertahankan berat badan yang sesuai untuk tinggi, usia, dan perawakan, dan pada banyak individu yang sangat memperhatikan bentuk tubuhnya. Penderita anoreksia umumnya membatasi jumlah kalori dan jenis makanan yang mereka makan. Beberapa orang dengan gangguan ini juga berolahraga secara kompulsif, membersihkan diri melalui muntah dan pencahar, dan/atau makan berlebihan.
  2. Bulimia Nervosa
    Bulimia nervosa adalah penyakit mental serius yang berpotensi mengancam jiwa. Bulimia nervosa ditandai dengan makan yang dilakukan secara berulang, diikuti oleh perilaku kompensasi, seperti muntah atau olahraga berlebihan untuk mencegah penambahan berat badan.
    Seseorang dengan bulimia nervosa dapat terjebak dalam siklus makan yang tidak terkendali. Perilaku ini dapat menjadi lebih kompulsif dan tidak terkendali dari waktu ke waktu, dan menyebabkan obsesi terhadap makanan, pemikiran tentang makan, penurunan berat badan, diet, dan citra tubuh.
  3. Binge-Eating Disorders
    BED (Binge-Eating Disorders) adalah penyakit mental yang serius. BED ditandai dengan makan yang dilakukan secara berulang, yang melibatkan makan makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Selama makan, orang tersebut merasa tidak mampu untuk berhenti makan, dan ini sering dikaitkan dengan tingkat kesusahan berhenti yang tinggi. Seseorang dengan BED tidak akan menggunakan perilaku kompensasi, seperti muntah yang diinduksi sendiri atau berolahraga berlebihan setelah makan berlebihan.

Gejala Eating Disorders

Banyak gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang mengalami kondisi Eating Disorders, diantaranya sebagai berikut:

  1. Melewatkan makan atau membuat alasan untuk tidak ikut makan,
  2. Fokus berlebihan pada makan sehat,
  3. Kekhawatiran atau keluhan yang terus-menerus tentang menjadi gemuk dan berbicara tentang menurunkan berat badan,
  4. Sering memeriksa di cermin untuk kekurangan yang dirasakan,
  5. Berulang kali makan permen atau makanan berlemak tinggi dalam jumlah besar,
  6. Penggunaan suplemen makanan, pencahar atau produk herbal untuk menurunkan berat badan,
  7. Olahraga berlebihan,
  8. Pergi saat makan untuk ke toilet,
  9. Makan lebih banyak camilan daripada yang dianggap normal, dan
  10. Mengekspresikan rasa bersalah tentang kebiasaan makan dirinya sendiri.

Penyebab Eating Disorders

Terdapat beberapa factor yang menjadi penyebab dari Eating Disorders, diantaranya sebagai berikut:

  1. Faktor Biologis
    Individu yang memiliki riwayat keluarga dengan diagnosis penyakit mental lebih mungkin untuk mengalami penyakit mental itu sendiri. Bahkan, gangguan makan biasanya terjadi bersamaan dengan diagnosis seperti depresi, kecemasan, atau masalah penggunaan zat, untuk beberapa nama.
  2. Faktor psikologi
    Faktor psikologis untuk gangguan makan termasuk diagnosis gangguan lain yang terjadi bersamaan. Selain itu, ada ciri-ciri kepribadian tertentu yang menurut penelitian dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan gangguan makan, seperti perfeksionisme, harga diri rendah, citra tubuh terdistorsi, atau impulsif.
  3. Faktor lingkungan
    Pandangan sosial yang diserap seseorang melalui teman sebaya, media sosial, televisi/film, dan budaya konsumen juga berkaitan dengan peningkatan perkembangan gangguan makan.

Akibat Eating Disorders

  1. Efek Fisik Gangguan Makan.
  2. Masalah Jantung.
  3. Gangguan makan dapat sangat mempengaruhi kesehatan kardiovaskular Tipe ED yang paling merugikan adalah anoreksia nervosa. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup kalori, maka akan mulai memecah otot dan jaringannya sendiri untuk bahan bakar. Otot terpenting dalam tubuh adalah jantung. Ketika tidak mendapatkan cukup bahan bakar untuk memompa darah, atau ketika mulai rusak, risiko gagal jantung meningkat.
  4. Dehidrasi dan Malnutrisi.
  5. Membatasi konsumsi yang masuk atau membuang nutrisi penting,  dapat menyebabkan defisiensi parah bagi tubuh. Dehidrasi yang mana tubuh tidak mendapatkan cukup cairan untuk bekerja dengan baik dapat menyebabkan gagal ginjal, kejang, kelelahan, sembelit, dan kram otot. Malnutrisi yang mana tubuh  tidak mendapatkan nutrisi dan protein yang cukup, yang dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti anemia.
  6. Gastroparesis, atau, pencernaan yang melambat.
  7. Pembatasan makanan dan muntah dapat mengganggu pengosongan perut normal seseorang dan pencernaan nutrisi.
  8. Efek Psikologi Gangguan Makan.
  9. Gangguan makan bukan hanya fase, tren, atau pilihan gaya hidup. Gangguan makan adalah penyakit medis yang nyata, mengancam jiwa, dan dipengaruhi secara biologis. Banyak orang tidak mengenali gangguan makan sebagai kondisi kesehatan mental. Gangguan makan sering terjadi bersamaan dengan penyakit kejiwaan lainnya, seperti depresi klinis, gangguan kecemasan dan kepribadian, dan penyalahgunaan zat.
  10. Ketika seseorang menderita gangguan makan, dia mungkin juga berjuang melawan gangguan yang terjadi bersamaan seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pascatrauma. Dalam upaya untuk menenangkan tekanan psikologis mereka, orang tersebut mungkin beralih ke obat-obatan untuk mengobati diri sendiri dan akan merasa lebih baik meskipun hanya sementara. Hal ini merupakan awal dari kecanduan.

Pencegahan Eating Disorders

  1. Jauhkan anggapan bahwa berat badan atau ukuran tubuh mengarah pada kebahagiaan dan kepuasan.
  2. Pelajari tentang anoreksia nervosa, bulimia nervosa, gangguan makan berlebihan, dan jenis gangguan makan lainnya. Kesadaran yang tulus akan membantu Anda menghindari sikap menghakimi atau keliru tentang makanan, berat badan, bentuk tubuh, dan gangguan makan.
  3. Terapkan pemikiran positif untuk menentang bahwa kurus dan penurunan berat badan itu merupakan hal yang sangat hebat.  
  4. Hindari mengkategorikan makanan sebagai "baik/aman" vs "buruk/berbahaya." Ingatlah bahwa kita semua perlu makan berbagai makanan yang seimbang.
  5. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain berdasarkan berat badan atau bentuk tubuh.
  6. Pilih untuk menghargai diri sendiri berdasarkan tujuan, pencapaian, bakat, dan karakter diri sendiri.

Sumber

Anorexia Nervosa. Neda Feeding Hope. https://www.nationaleatingdisorders.org/learn/by-eating-disorder/anorexia. Diakses pada 7 January 2022.

Bulimia Nervosa. Neda Feeding Hope. https://nedc.com.au/eating-disorders/eating-disorders-explained/types/bulimia-nervosa/. Diakses pada 7 January 2022.

Eating Disorders. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eating-disorders/symptoms-causes/syc-20353603. Diakses pada 7 January 2022.

Joshi, S., & Mohan, V. (2018). Pros & cons of some popular extreme weight-loss diets. The Indian journal of medical research. 148(5): 642--647. https://doi.org/10.4103/ijmr.IJMR_1793_18. Diakses pada 7 January 2022.

The Effects ff Eating Disorders & How They Can Lead to Addiction. Turnbridge. https://www.turnbridge.com/news-events/latest-articles/effects-of-eating-disorders/#. Diakses pada 7 January 2022.

What is an Eating Disorder: Types, Symptoms, Risks, and Cause. Eating Disorders Hope. https://www.eatingdisorderhope.com/information/eating-disorder. Diakses pada 7 January 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun