Mohon tunggu...
Shabirin Arga
Shabirin Arga Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis, Pengamat Sosial dan Politik

Penulis Muda

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Politik Kebangsaan, Benarkah Prabowo Jalan Tengah di Tengah Polarisasi?

13 Agustus 2023   14:07 Diperbarui: 13 Agustus 2023   14:26 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pribadi. Shabirin Arga

Dinamika politik dalam bingkai media massa selalu disambut hangat dengan berbagai reaksi oleh publik atau nitizen. Tiga kandidat calon Presiden (capres)selalu menjadi subjek yang paling populer di berbagai lembaga survei, bahkan akun-akun media sosial kerap kali melakukan polling untuk mengukur elektabiltas setiap kandidat yang ada. Di antaranya Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo.

Tiga nama kandidat diatas telah diserimoni dalam pentas koalisi, kuda tempur sudah dinaiki tapi pluit belum berbunyi, karena nama calon wakil Presiden masih dalam negosiasi di masing-masing koalisi. Pemilihan cawapres memang begitu alot dalam sebuah koalisi, hal ini terjadi pada tiga koalisi.

Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat, dan PKS), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra dan PKB) dan Koalisi  (PDIP dan PPP). Pada dasarnya karena tidak semua rekomendasi kandidat bisa diakomodasi. Tapi kepiawaian komunikasi politik adalah jalan penting untuk merekat sebuah ego politik dalam koalisi.

Itulah argumentasi yang paling kuat mengapa partai Golkar dan PAN belum landing di 3 bandara koalisi, tampaknya cuaca internal masih buruk berbahaya jika leading saat ini. Tentu perdebatan ini direkam dalam kacamata publik dalam mengamati format koalisi sebelum memiliki referensi politik dalam memilih Presiden dan wakil Presiden di tahun yang akan datang. Meskipun melalui media berita dalam waktu dekat Golkar dan PAN akan mendeklarasikan dukungan pada Prabowo.

Namun, ada luka yang belum sembuh ditubuh masyarakat hari ini, pemilu 2019 masih meninggalkan bekas yang berujung polarisasi, dan luka tersebut masih diwarisi pada 2 kandidat capres incumbent dan oposisi. Koalisi Perubahan yang mengusung Anis Baswedan merupakan representasi oposisi yang melawan kehendak dan kebijakan Jokowi, sedangkan Ganjar merupaka kandidat capres yang merepresentasi inchumbent diusung oleh koalisi dan atas restu Jokowi.

Pertikaan 2 koalisi tersebut, baik relawan maupun elit menjadi angin segar yang sangat menguntungkan posisi Prabowo Subianto konstelasi pemilu yang akan datang.  Membuat prabowo jauh lebih efektif dan kondusif dalam membangun komunikasi publik dan politik pada kelompok manapun. Tidak ada simbol perlawanan yang perlu ditonjolkan ditengah 2 kandidat yang kerap kali bertikai.

Komunikasi ide dan gagasan relatif jauh lebih besar ruangnya dibandingkan menampung kemarahan yang berunjung kebencian, membuat situasi politik ditengah masyarakat menjadi kondusif. Menuangkan harapan pada kandidat capres melalui komunikasi ide jauh lebih komunikatif untuk menghidari hatespeech, isu sara, maupun hoaks. Sehinga kesempatan edukasi politik rasioanal pada masyarakat relatif lebih diterima, dibanding bermain dibalik politik emosional yang meniupkan amarah publik pada kandidiat tertentu.

Kemudian, dalam momentum kampaye dan agenda blusukan yang dilakukan Prabowo jauh lebih mampu merepresentasikan narasi kebangsaan dibandingkan Anies dan Ganjar yang telah melekat dan terjebak ke dalam isu perseteruan kelompok sebagai cebong dan kampret atau pendukung oposisi dan pendukung pemerintah.

Situasi politik saat ini tentu memberikan peluang besar bagi Prabowo untuk menarasikan ide-ide kebangsaan, ditengah ada tembok perasaan yang tidak memungkinkan publik untuk menerima ide dan gagasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun