Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat menjadi KUKERTA, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan KUKERTA ini dikelompokkan untuk bertugas di berbagai desa di provinsi Banten. Kelompok 94 dipercayai untuk bertugas di salah satu desa yang terpilih yaitu desa Jayasari, kecamatan Cimarga di kabupaten Lebak.
Pada hari Kamis, 18 Juli 2024 dalam rangka menjalin silaturahmi dengan masyarakat sekitar desa Jayasari, mahasiswa/i kelompok 94 KUKERTA UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten berkunjung ke kampung Sarimulya, kampung terpencilnya desa Jayasari yang berbatasan dengan kecamatan Leuwidamar. Kegiatan kunjungan ke kampung-kampung di desa Jayasari ini dilakukan guna menjalin silaturahmi dengan masyarakat sekitar desa dan mengenalkan diri kepada masyarakat sekitar, di mana tempat mahasiswa/i kelompok 94 ini melaksanakan kegiatan KUKERTA.Â
Dari kampung Nangklak yang merupakan tempat mahasiswa/i KUKERTA tinggal, ke kampung Sarimulya memakan waktu kurang lebih 2 jam. Dalam perjalanan menuju kampung Sarimulya, medan jalan yang ditempuh cukup menantang adrenalin. Bukan hanya melewati hutan terbuka tetapi juga melewati pinggiran jurang dan bekas galian tambang. Walaupun begitu, perjalanan menuju kampung ini tetap terasa menarik.Â
Sesampainya di sana, Â suasana kampung Sarimulya terlihat sepi dikarenakan saat itu baru saja turun hujan. Lalu, kami diantar oleh salah satu penduduk di sana bertemu dengan tokoh masyarakat setempat yaitu bapak Ust. Suheli. Beliau menyambut kedatangan kami dengan hangat dan mulai bercerita mengenai bagaimana dulunya kampung Sarimulya ini. Beliau mengatakan, "Kampung Sarimulya ini dulunya merupakan bagian dari kampung Cicakar, setelah itu dilakukan pemekaran dan jadilah kampung Sarimulya, kampung terpencilnya desa Jayasari yang warganya dulu adalah orang-orang dari suku Baduy asli".Â
Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa dulu sewaktu orang-orang dari suku Baduy asli ini menjadi mualaf, pemerintah menjamin kebutuhan hidup orang-orang di sini selama 1 tahun. Kami menghabiskan waktu yang cukup lama untuk bercengkrama dengan bapak Ust. Suheli hingga akhirnya kami berpamitan untuk kembali ke posko.
Sebelum kami meninggalkan lokasi, kami sempat melihat lingkungan di sekitar tempat bapak Ust. Suheli. Pemukiman warga kampung Sarimulya ini kondisinya tidak terlalu padat dan terdapat rumah yang sudah menggunakan dinding tembok, namun juga masih ada rumah yang berbentuk seperti rumah panggung. Kami juga sempat bertemu dan bercengkrama dengan salah satu warga setempat yang sedang bersantai.
Dengan adanya kegiatan kunjungan ke kampung-kampung yang ada di desa Jayasari khususnya kampung Sarimulya ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan para anggota kelompok 94 mengenai keunikan dari kampung Sarimulya, kampung terpencilnya desa Jayasari yang warganya merupakan orang-orang dari suku Baduy asli dan menjadi mualaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H