Mohon tunggu...
Shabira Rajwa W R
Shabira Rajwa W R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seringnya bermusik, tapi kadang menulis juga (kalau senggang).

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Lika-liku Perjalananku Bersama Musik dan Gitar

17 Desember 2022   23:31 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:00 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret gitar elektrik Shabira | Dokumentasi pribadi

Musik adalah sebuah fenomena unik yang dihasilkan oleh beberapa alat musik. Namun seni musik tidak hanya sebatas bunyi/suara yang dihasilkan dari alat musik, apa pun yang bisa menghasilkan bunyi atau suara itu bisa dianggap sebagai musik istilahnya disebut dengan musik alam, bahkan suara langkah kaki manusia yang sedang berjalan, suara desiran angin, suara hantaman ombak itu sudah bisa dianggap musik walaupun tidak ada unsur kesengajaan dari perbuatan makhluk.

Hampir semua orang suka musik. Selain bisa menghibur, musik juga bisa membuat kita semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Musik memiliki bahasa yang universal sehingga bisa dinikmati oleh siapa saja. Ketika kita bosan atau sedang bad mood, biasanya kita butuh hiburan. Salah satu cara untuk menghilangkan bad mood adalah mendengarkan musik.

Dengan mendengarkan musik, segala kepenatan yang ada di kepala kita menjadi hilang. Musik yang indah mampu membuat syaraf kita yang semula tegang menjadi kendur.

Tidak jauh dari pembahasan musik, di sini saya akan membahas salah satu alat musik tersebut, yaitu gitar. 

Gitar, kata-kata tersebut sudah tidak terdengar asing di telinga, bukan begitu?

Sebenarnya, bersamaan dengan musik itu sendiri, bentuk dari alat musik gitar sudah ada di sekitar kita sejak kita kecil, dan secara tidak langsung kita jadi mengetahui dan mengenali bahwa itu adalah "gitar", seperti pada mainan anak kecil, pada musisi-musisi yang kita lihat di televisi, ataupun alat musik gitar sungguhan. Saya sendiri mengalami hal-hal tersebut.

Saya mempunyai sepupu yang bisa bermain gitar, ingatan pertama saya saat saya memegang alat musik gitar waktu kecil, tidak lain dan tidak bukan adalah gitar sepupu saya itu. Dan karena saya masih kecil, tentu saja saya tidak tahu cara mainnya, hanya sekedar gonjreng-gonjreng sambil bernyanyi dengan asal.

Lalu kapan ya saya tertarik bermain gitar dan mulai serius bermain gitar? Nah, di sini saya akan menceritakan perjalanan saya, tetapi sebelum itu, saya akan memberikan sedikit pengantar mengenai gitar.

Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun pick gitar. 

Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan.

Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik.

Gitar akustik, dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik senar-baja, dan gitar archtop. 

Gitar klasik umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif.

Gitar elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930-an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi bunyi gitar. 

Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid body) dirasa lebih sesuai. 

Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen utama pada berbagai genre musik seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock, dan berbagai bentuk musik pop. Sepertinya sudah cukup pengantar yang bisa saya berikan mengenai gitar secara umum.

Kembali lagi kepada musik, saya dan musik itu sudah berkawan lama, hingga sekarang, dan mungkin untuk seterusnya. 

Dari kecil saya sudah dekat dengan musik, berkat orang tua saya juga yang mengenalkan saya kepada musik. 

Waktu kecil saya diperdengarkan berbagai macam lagu, seperti lagu anak-anak, lagu pop, lagu rock, atau lagu-lagu yang hits pada masa itu. Mengenai alat musik, alat musik yang pertama kali saya pegang adalah Drum.

Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan, cara bermainnya dipukul dengan stick drum. 

Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain, misalnya plastik. Dalam musik pop, rock, dan jazz, drum biasanya mengacu kepada drum kit atau drum set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum, cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum elektrik.

Lalu, kenapa saya tiba-tiba beralih pada gitar? Pertama kali saya tertarik pada gitar adalah waktu saya duduk di bangku kelas 6 SD. 

Kalau diingat-ingat dan dibicarakan kembali, agak lucu memang, karena waktu itu saya tertarik dan tiba-tiba tergerak ingin bermain gitar setelah saya menonton salah satu film animasi.

Singkat cerita saya bilang kepada orang tua saya, dan sepupu saya memberikan gitar akustik kepunyaannya kepada saya. Setelah itu saya diajari bermain gitar oleh sepupu saya, dan kadang dibantu juga oleh temannya, saya diajari beberapa chord dasar dan perpindahannya.

Tetapi setelah itu, kebanyakan waktu saya belajar sendiri, jadi dilanjutkan dengan otodidak, tidak seperti drum yang sejak awal memulainya saya belajar dengan les.

Saya mengeksplorasi chord-chord lain, mulai mempelajari lagu-lagu yang mudah, contohnya lagu Peterpan berjudul Semua Tentang Kita, yang kadang sampai sekarang masih dijadikan patokan tunning orang-orang yang bermain gitar. Sampai saya lumayan menguasai permainan gitar yang sederhana, seperti memainkan lagu sambil bernyanyi, atau bermain fingerstyle.

Potret Shabira bersama gitar (akustik) pertamanya, tahun 2020 | Dokumentasi pribadi
Potret Shabira bersama gitar (akustik) pertamanya, tahun 2020 | Dokumentasi pribadi

Begitulah cerita tentang awal mula saya belajar gitar. Karena pada saat itu, dari saya lulus SD sampai lulus SMP, saya masih menggeluti alat musik drum. 

Waktu itu saya suka mengisi acara-acara dengan tampil bermain drum, baik itu acara sekolah maupun acara di luar, seperti acara perpisahan, pentas seni, dan lain-lain. 

Bermain gitar hanya dijadikan hobi (di dalam musik) lainnya saja, bersamaan dengan bermain piano yang saya pelajari di tengah- tengah waktu saya duduk di bangku SMP. 

Lalu pada saat saya sudah SMA, saya tidak sesering itu bermain musik, mungkin karena waktu dan kegiatan sekolah yang sudah lebih padat dibandingkan sebelum-sebelumnya.

Pada suatu waktu saya mempertanyakan kecintaan saya pada musik kepada diri saya sendiri, sampai akhirnya ada rasa rindu, dan ingin bermain musik lagi.  

Setelah itu setiap ada waktu luang saya isi dengan memainkan alat-alat musik yang saya punya di rumah, salah satunya gitar itu, pada kurun waktu itu lah saya tiba-tiba mempunyai keinginan untuk bermain gitar elektrik.

Singkat cerita lagi, setelah beberapa waktu yang dihabiskan dan uang yang ditabung, ditambah dengan uang orang tua saya, saya pun berhasil membeli gitar elektrik beserta amplifier-nya. Mereknya LTD, dibuat di Indonesia, gitarnya berwarna hitam dengan model Stratocaster. Senang rasanya bisa menemukan gitar elektrik yang saya sukai dan pas untuk saya, apalagi ditambah dengan keinginan saya untuk membeli dan memainkan gitar elektrik pun tercapai.

Potret gitar elektrik Shabira | Dokumentasi pribadi
Potret gitar elektrik Shabira | Dokumentasi pribadi

Awal-awal saya memainkan gitar elektrik, saya mencoba lagi apa yang sudah saya pelajari pada gitar akustik sebelumnya, seperti bermain chord, fingerstyle, dan lain-lain. 

Dan karena saya menyukai musik rock, saya pun mulai mempelajari lagu-lagu rock, seperti lagu Arctic Monkeys, Muse, Nirvana, Oasis, dan riff-riff gitar rock terkenal lainnya yang wajib dipelajari oleh gitaris pemula. 

Perjalanan saya dengan gitar tidak berhenti sampai di situ, belum lama setelah saya mempelajari dan mulai menguasai permainan gitar elektrik, jari tangan kiri saya cedera luka yang cukup dalam hingga harus dijahit. Jadi, selama beberapa bulan saya kesulitan menggunakan tangan kiri, dan saya tidak memainkan gitar cukup lama selama beberapa bulan berikutnya.

Setelah beberapa waktu jahitan jari saya pun dibuka, tentu saja jari saya tidak kembali seperti semula, hahaha, karena efeknya sampai sekarang. Tetapi itu tidak menghentikan kemauan saya untuk melanjutkan memainkan gitar elektrik, meskipun agak ngilu, saya mencoba-coba lagi bermain gitar, dan malah menjadi lebih serius dibandingkan sebelumnya. 

Saya masih memainkan drum dan piano, hanya saja sejak saat itu saya jadi lebih serius dan berfokus pada gitar. Rasanya setiap kali mendengarkan suatu lagu, saya pasti berpikir, bisa gak ya saya mainkan lagu ini dengan gitar?

Saya mulai menemukan bagaimana menyenangkannya bermain gitar, tidak hanya bermain chord sambil bernyanyi, mengulik-ngulik berbagai lagu, tapi saya juga merasa nyaman dan cocok dengan gitar, sampai sekarang, saya sudah lulus SMA dan sekarang sudah kuliah semester 3, jurusan seni musik.

Ditambah dengan kebetulan saya kuliah musik, tentu saja saya mengambil instrumen gitar pada mata kuliah spesialisasi/instrumen. 

Permainan gitar yang sejauh ini dipelajari di perkuliahan adalah gitar klasik, yang mana yang belum pernah saya pelajari sebelumnya, dan ternyata permainan gitar klasik memang agak sulit (untuk saya). Tetapi saya rasa mempelajari gitar klasik pun menambah skill saya, dan juga melatih jari saya, terutama jari kelingking yang sebelum-sebelumnya jarang saya pakai untuk bermain gitar. 

Hal-hal yang saya pelajari pada gitar klasik pun tidak jarang menjadi berguna juga dalam skill bermain gitar saya. Dan juga, karena saya kuliah musik saya pun mempelajari cara membaca ataupun menulis not balok, begitu juga pada mata kuliah gitar. 

Saya jadi terbiasa bermain gitar sambil membaca partitur (not balok), dan juga mengetahui dan lebih memahami lagi scale-scale pada gitar. 

Potret gitar klasik Shabira bersama partitur
Potret gitar klasik Shabira bersama partitur "Romanze" Karya J. K. Mertz | Dokumentasi pribadi

Saya juga senang mengunggah video-video cover saya bermain gitar pada media sosial, seperti sekedar video bermain solo gitar yang berdurasi satu menit, ataupun video cover dengan teman saya (teman saya bernyanyi dan saya mengiringi dengan gitar). 

Di kampus, saya juga seringkali tampil dengan bermain gitar, seperti mengiringi teman saya yang spesialisasinya vokal, atau bermain gitar ensamble, atau juga tampil pada acara-acara kampus. 

Saya sangat bersyukur karena permainan gitar saya bisa dikenali atau diakui, walaupun belum sebagus itu dan masih harus banyak belajar, tetapi saya tetap bersyukur dan senang bisa dapat kesempatan-kesempatan itu.

Selain di kampus, saya juga suka mengisi acara di luar. Karena sejak pertengahan tahun ini saya juga aktif di band, saya diajak oleh seseorang (yang sekarang menjadi teman saya) lewat media sosial, berkat video-video bermain gitar yang saya post di media sosial tersebut. 

Kenapa saya tertarik untuk bergabung band tersebut juga karena band tersebut cenderung memainkan lagu-lagu rock, sama seperti jenis lagu atau genre yang saya geluti juga dalam bermain gitar. Tetapi menariknya, band tersebut juga tidak melulu memainkan lagu-lagu rock, tidak monoton, band dan personilnya tetap bisa diajak untuk memainkan atau mengeksplorasi lagu genre lainnya juga.

Begitulah kiranya lika-liku perjalanan saya dalam bermain gitar. 8 tahun sudah sejak pertama kali saya belajar gitar (Tahun 2014), tetapi sampai saat ini, saya juga masih terus belajar dalam bermain gitar, dan dengan jadwal perkuliahan dan kegiatan yang semakin padat, saya tetap menyisihkan sedikit waktu untuk bermain gitar (terutama latihan gitar untuk mata kuliah spesialisasi). 

Tidak ada kalimat yang cukup indah atau motivasional untuk menjelaskan alasan saya bermain gitar pada awalnya, karena alasan saya tertarik untuk bermain gitar pun hanya karena menonton film animasi. Tetapi pada prosesnya, pada petualangan dan lika-liku perjalanannya, rasanya seperti menemukan hal yang cocok untuk saya. 

Hal yang sudah lama dekat dengan saya dan saya sukai, ternyata saya benar-benar menikmatinya, merasa senang ketika memainkannya, dan agaknya tenang serta damai disaat saya butuh refreshing sejenak dari segala kepenatan.

Bagi saya, bermain gitar memunculkan perasaan di mana "Ah, ternyata saya cinta banget sama musik dan gitar. Saya tidak mungkin meninggalkan semua ini."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun