Sampai-sampai ada kalimat di manaSakha mengatakan "Pake uang tabungan Sakha aja."
Rasanya lucu mendengar ia bisa beragumen demikian. Namun, di sini celah untuk memasukkan #fitrahkeimanan karena hidup bukan sekadar uang dan matematika.
Bicara dengan Anak dalam kondisi Tenang dan Kenyang
Akhirnya saya mencoba masuk dengan nada tenang dan sudah memberikan makanan yang disukainya. "Bukan masalah uangnya mas sakha, kita bisa kok naik kuda terus, uang mamah masih cukup. Tapi cukup sekali dulu ya kita naiknya. Coba deh bayangin Sakha. Sakha suka makan apa? Mangga kan? Enak makan sekali kali apa terus terusan?"
Dia jawab sekali-kali. Terus masuk deh dengan pertanyaan apa rasanya kalau kita makan kebanyakan bagaimana? Di sini proses dia berpikir. Nah, sama kaya naik kuda juga. Sakha senang ya? (Kita gali perasaannya).
Lalu hargai perasaannya "Iya, Mamah tahu sakha senang naik kuda. InsyaAllah Allah kasih rezeki ke sini lagi, kita naik kuda. Kita beli camilan dulu yuk terus pulang ke hotel. Sakha nanti berdoa lagi sama Allah biar bisa naik kuda dan ke sini lagi ya."
Dia diam dan mencoba meresapi. Memang tidak instan, kadang masih merajuk dengan nada lembut. Saya ambil elus-elus dan mengajak bicara sambil lihat-lihat pemandangan yang lain.Di kamar hotel juga banyak ajak bicara. Kuncinya memang 5T. Tenang-tenang-tenang-tenang-tenang. Kalau bersitegang ya nilai sepositif apapun tidak akan masuk ke dalam jiwanya.
Akhir kata, Parenting itu bukan sebuah ilmu bagaimana menjadi anak yg baik, tapi bagaimana kita nih jadi orang tua yang selalu berusaha menjadi baik dunia dan akherat. MasyaAllah
Bismillah. Yuk berdoa lagi nak!
Salam. Shafira Adlina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H