Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ecoprint Batik DR, Cerita dari Jogja tentang Indahnya Daun-Daun dalam Selembar Kain

17 Agustus 2024   22:40 Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:03 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahagia itu sederhana. Apalagi di zaman bocah yang sebagian besar saya habiskan pada era 90an. Masa di mana anak-anak bebas mengeksplorasi hal-hal sekitar untuk menciptakan permainan, termasuk menjadikan tanaman sebagai media bermain.

Kalau anak perempuan gemar bermain pasaran yang memanfaatkan berbagai jenis daun dan bunga, para anak laki-laki lebih suka membuat sebuah benda, misalnya saja mahkota dari daun nangka, senapan dari pelepah daun pisang, dan permainan lainnya.

Siapa sangka, dedaunan serta berbagai tanaman yang dulu sekadar media bermain atau bagi orang dewasa sebagai sumber pangan maupun pengobatan, kini bisa menjadi sebuah karya seni dalam dunia fashion yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bahkan dolar.

Dari Dedaunan Kini Bisa Ciptakan Batik

Di sebuah kampung padat penduduk yang terletak di pusat Kota Jogja, saya bersama seorang kawan menjumpai rumah dengan bermacam jenis tanaman yang menghiasi bagian depannya. Bukan hanya sebagai hiasan, rupanya tanaman-tanaman tersebut juga diambil daun-daunnya untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan batik.

Batik dari daun-daun? Iya. Berbeda dengan pembuatan batik tradisional yang menggunakan malam, jenis batik ini memanfaatkan bahan-bahan dari alam untuk dicetak pada kain. Mungkin teman-teman sudah familiar dengan jenis batik yang satu ini.

Dari daun-daun kini bisa menjadi batik (dok. Hariyanto Surbakti)
Dari daun-daun kini bisa menjadi batik (dok. Hariyanto Surbakti)

Proses menciptakan batik tersebut bernama ecoprint, yaitu mencetak atau mereplika tumbuhan pada kain untuk mendapatkan pola alami sesuai bentuk asli serta warna alam yang menarik. Tak hanya daun, bagian lainnya dari tumbuhan pun bisa digunakan sebagai bahan ecoprint, seperti bunga, batang, serta ranting, dengan catatan kondisinya masih segar.

Ecoprint Batik DR, Sebuah Usaha Mengurangi Limbah Kimia

"Ecoprint Batik DR", demikianlah nama yang disematkan pada industri kreatif yang digeluti oleh sepasang suami-istri, Ibu Hima dan Pak Bambang yang juga merupakan pemilik rumah yang saya sebutkan di atas. Menekuni dunia ecoprint sejak 2019, bisa dikatakan mereka sebagai perintis perkembangan batik bernilai seni tinggi ini di kawasan Jogja dan sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun