Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - @shalluvia

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seharian Berwisata di Kawasan Keraton Yogyakarta, Jadi Mengenal Lebih Dekat tentang Budayanya

29 Agustus 2023   21:07 Diperbarui: 30 Agustus 2023   05:36 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyajian teh hijau Samigiri (dok. pribadi)

Bincang-bincang bersama Gusti Aning (dok. pribadi)
Bincang-bincang bersama Gusti Aning (dok. pribadi)

nDalem Benawan bersama Faircle juga menawarkan paket eduwisata berupa rangkaian trip yang akan membawa wisatawan menyusuri lorong waktu, kembali ke masa kasultanan pada awal 1900an. Wisatawan bisa belajar sejarah Mataram Islam via heritage tour di kawasan keraton. Kemudian, kembali ke nDalem Benawan disambut oleh bregada prajurit untuk menyaksikan atraksi seni serta menikmati jamuan menu-menu khas keraton. Wisatawan juga dapat mencoba pakaian adat Jawa yang sesuai tata cara dari keraton, mengikuti berbagai workshop kerajinan, serta ada dolanan bocah jika memang diinginkan.

Intinya, eduwisata yang ditawarkan boleh diikuti oleh berbagai usia, termasuk anak-anak. Dengan demikian, kita tak berwisata saja, namun juga turut mengenal serta melestarikan budaya leluhur. Untuk informasi lebih lengkap, akan segera diluncurkan di website faircle.com.

Sedikit Cerita tentang Tradisi Ngeteh di Keraton

Dalam kunjungan ke nDalem Benawan, kami diperkenalkan dengan berbagai pelaku serta produk UMKM. Salah satu di antaranya adalah artisan teh hijau dengan merek Samigiri yang berasal dari Kulonprogo. Tak sekadar melihat produknya, kami pun mencicipi teh bercita rasa unik dan tidak pahit tersebut. Saya yang biasanya minum teh hijau sembari nyengir, saat itu bisa menikmatinya dengan senyum.

Penyajian teh hijau Samigiri (dok. pribadi)
Penyajian teh hijau Samigiri (dok. pribadi)

Dalam kesempatan yang sama, Gusti Aning yang merupakan cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII juga bercerita mengenai tradisi ngeteh di keraton yang dilakukan oleh Sultan bersama para abdi dalem-nya setiap jam 6 pagi dan 11 siang. Itulah yang saya maksud tadi akan diceritakan di lokasi terakhir, tentang uniknya Gedhong Patehan yang menjadi tempat penyajian teh untuk Sultan. Kalau kita berada di Kedhaton saat jam 11 siang, maka akan menjumpai momen iring-iringan abdi dalem keparak menuju gedhong dengan membawa rampadan (nampan) berisi perlengkapan ngeteh berupa teko berisi teh, air panas, serta gula.

Menikmati Jamuan ala Keraton sebagai Penutup Dolan

Selesai berbincang, kami diajak menikmati menu-menu khas keraton yang sebenarnya telah disajikan sejak awal. Sangga buwana menjadi makanan pembuka. Berbentuk seperti kue sus berisi daging cincang dan telur rebus yang dihidangkan dengan mayones.

Gecok ganem dihidangkan dengan nasi merah-putih (dok. pribadi)
Gecok ganem dihidangkan dengan nasi merah-putih (dok. pribadi)

Lantas, ada gecok ganem sebagai menu utama. Berupa bola-bola daging dengan kuah santan yang segar karena terdapat irisan tomat hijau dan belimbing wuluh. Untuk penutupnya, telah tersaji manuk nom, puding ala keraton berbentuk burung yang terbuat dari tape ketan serta susu atau santan, dengan rasa yang legit, dilengkapi emping melinjo sebagai penyeimbang rasa agar tidak eneg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun