Teknologi Digital Membantu Bertahan di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia sejak awal 2020 membuat sektor bisnis mengalami keterpurukan hampir di semua bidang, termasuk bisnis kuliner.
Mbak Lucy Wiryono bersama suaminya sebagai pemilik usaha Holycow Group pun turut merasakan. Â Rencana pembukaan 10 outlet baru dan tingginya target penjualan yang disusun sebagai resolusi 2020 pun buyar karena pandemi.
Holycow! Steakhouse by Chef Afit merupakan usaha kuliner yang khusus menyediakan steak dengan kualitas serta cita rasa yang tak perlu diragukan lagi.
Tantangan yang muncul pada masa pandemi ini adalah bagaimana cara agar usahanya bisa terus berjalan sementara pemerintah memberlakukan pembatasan sosial yang salah satunya memberlakukan larangan makan di tempat untuk para pengusaha kuliner.
Hal tersebut sangat berimbas pada pendapatan Holycow, omset turun hingga 80% sementara biaya operasional justru bertambah karena harus menerapkan protokol kesehatan.
Dalam kondisi seperti itu, para pengusaha dituntut untuk tetap kreatif kalau tak ingin jatuh dan susah untuk bangkit lagi.
Begitu pun yang dialami oleh Holycow, demi bisa mempertahankan para karyawan agar tidak dirumahkan dan menutup biaya operasioanl, sang suami memiliki ide menciptakan Holycow Ready to Cook yang kemudian dipasarkan secara digital di marketplace.
Target awal tahun pun berubah, bukan lagi untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, tetapi bagaimana cara agar bisa bertahan hingga pandemi usai.
Salah satunya, memilih menu tak lagi dilakukan menggunakan buku fisik, melainkan menyediakan QR code yang bisa di-scan pelanggan sehingga pilihan menu akan muncul pada smartphone. Hal yang sama juga diterapkan untuk pembayarannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!