Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belanja di Toko Kelontong SRC Dulu, Dapat Banyak Keuntungan Kemudian

18 Desember 2019   11:32 Diperbarui: 18 Desember 2019   12:10 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tante sukma dan bu rina, contoh hubungan baik antara pemilik toko dan produsen SRC (dok. pribadi)

Pagi ini, memoriku mendadak terlempar ke masa kecil, ketika hampir setiap hari bolak-balik ke toko kelontong di dekat rumah. Entah karena diminta ibu membelikan sesuatu atau untuk jajan camilan yang murah-meriah. Sekarang walaupun jarang, masih ke toko kelontong juga, tapi cuma jajan es krim atau membeli kerupuk. Memang, sih, toko kelontong biasanya cenderung kecil dan sederhana, tapi jangan ditanya kelengkapannya, apalagi kenangannya. Hehehe...

Beberapa waktu lalu, tepatnya Rabu di pekan terakhir November (27/11), saya bersama 9 Kompasianer lain berkesempatan mengikuti Kompasiana OnLoc dengan kegiatan mengunjungi beberapa toko kelontong SRC masa kini yang inspiratif di Yogyakarta.

Iya, jadi sekarang toko kelontong tidak dianggap kuno lagi, lho, karena sudah banyak toko kelontong yang bertransformasi menjadi toko kelontong kekinian. Seperti apa  toko kelontong kekinian itu? Pastinya tak kalah dengan retail-retail modern yang semakin banyak bak jamur di musim penghujan.

Oh iya, mungkin masih banyak yang belum kenal atau bertanya-tanya apa SRC, kan? Baiklah, agar lebih enak dalam membaca artikel ini karena SRC bakal sering disebut, maka akan saya jelaskan di awal, ya. SRC merupakan komunitas retail lokal atau sering kita sebut dengan toko kelontong, di mana kita bisa menemukan berbagai kebutuhan sehari-hari dengan pelayanan yang ramah dan harga bersahabat.

Filosofi Laron dari Pak Wanto

Setelah berkumpul dan briefing di titik yang telah ditentukan, jam 07.30 WIB kami memulai perjalanan. Tujuan pertama berada di selatan Yogyakarta, tepatnya di kawasan Pantai Parangtritis. Ialah SRC Rukun yang dikelola oleh Pak Iswanto. Awalnya toko milik pria yang akrab disapa Pak Wanto ini lebih mengutamakan menjual sembako.

Pada tahun 2013 pernah diajak bergabung SRC, namun karena saat itu masih dikelola oleh orang tuanya, mereka menolak karena ribet mengurusnya dan sudah cukup bersyukur dengan pendapatan tokonya walaupun tidak banyak. Dasarnya memang berjdoh, di tahun 2017 Toko Rukun kembali ditawari bergabung dengan SRC, Pak Wanto yang saat itu sudah menjadi pengelola tak menolak kesempatan yang kembali menghampiri tersebut.

toko kelontong pak wanto setelah bermitra dengan SRC (dok. pribadi)
toko kelontong pak wanto setelah bermitra dengan SRC (dok. pribadi)
Di bawah pembinaan SRC, toko milik Pak Wanto semakin berkembang. Barang-barang yang dijual semakin banyak dan beragam.  Ia membeberkan kalau di bulan ke-3 setelah menjadi mitra SRC, pendapatan kotor  yang didapat bisa sampai 4 kali lipat dari sebelumnya, dan hingga kini semakin berlipat lagi.

Hal wajib yang diberlakukan oleh pihak SRC untuk toko-toko kelontong yang dibinannya yaitu menerapkan konsep bersih, rapi, dan terang. Nah, yang menarik di sini, Pak Wanto menganalogikannya dengan filosofi laron. Itu, tuh, serangga yang gemar berkerumun di bawah lampu (tempat yang terang). Jadi, kalau tokonya bersih dan terang, pasti akan semakin banyak pelanggan yang berkunjung, dan hal tersebut memang terbukti.

Ada Ketulusan yang Terasa Dalam Bawang Goreng Bu Rina

Dari pesisir Pantai Parangtritis, kami melanjutkan perjalanan kembali ke kota. Kali ini yang akan kami kunjungi bukan toko kelontong, melainkan rumah produsen SRC yang memproduksi brambang goreng atau bawang merah goreng yang nantinya akan disetor ke toko-toko kelontong SRC.

Terletak di tengah permukiman padat penduduk, Kampung Prawirodirjan, rumah Bu Rina tak hanya sebagai tempat tinggal saja. Sejak 11 tahun lalu, rumah sederhananya juga berfungsi sebagai pengepul pundi-pundi rupiah lewat bisnis bawang gorengnya yang bermerek seperti namanya, BuRina.

Meski sudah 10 tahun lebih menjadi produsen  bawang goreng, baru di 2019 ini ia mendistribusikan produknya ke toko-toko SRC. Hingga saat ini, total sudah ada 3 toko di Yogyakarta, 1 toko di Surabaya, dan 1 toko di Jakarta yang turut memasarkan produknya.

kemasan baru bawang goreng produksi bu rina yang sangat laris di toko SRC (dok. pribadi)
kemasan baru bawang goreng produksi bu rina yang sangat laris di toko SRC (dok. pribadi)
Sehari-hari, Bu Rina yang terkenal ulet, tekun, dan sabar ini merekrut beberapa ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk membantu mengupas bawang merah. Sedangkan untuk urusan mengiris dan menggoreng bawangnya diserahkan penuh pada suaminya. Wanita yang bernama lengkap Berta Rinawati itu kini fokus di bagian pemasaran.

Jika dulu per hari mampu memproduksi 10 hingga 15 kilogram bawang merah, ini setelah ada kenaikan hingga 2 kali lipat setelah ada jaringan ke toko-toko SRC. Bu Rina juga membagikan cerita tetang hubungan baiknya dengan para pemilik toko SRC yang terus mendorongnya untuk jadi lebih baik.

Contohnya saja, dulu pengemasan bawang goreng hanya menggunakan plastik, kemudan disarankan oleh pemilik toko menggunkan toples agar lebih praktis dan higienis. Bu Rina yang sangat terbuka terhadap kritik serta saran ini pun menerima usulan tersebut dan mulai mengemas produknya dalam toples dengan ukuran 110 gram dan 350 gram.

Tentu saja, setelah memperbaiki kemasannya, permintan bawang goreng dari tiap toko pun meningkat. Kalau soal rasa, tak perlu diragukan lagi, bawang goreng miliknya dijamin gurih dan renyahnya bikin tak ingin berhenti menyomotnya dari toples.

Niat awal Bu Rina berjualan bawang goreng, tulus untuk membantu mencari nafkah keluarga dan membangkitkan kembali semangat suami yang divonis sakit, tapi kini malah menjadi bisnis yang sangat menjanjikan.

bu rina membangkitkan semangat suami dengan melibatkannya dalam usaha yang dijalankan (dok. pribadi)
bu rina membangkitkan semangat suami dengan melibatkannya dalam usaha yang dijalankan (dok. pribadi)
Suaminya yang dulu sempat putus asa karena sakit pun kembali menemukan gairah hidup karena Bu Rina tak henti memberi semangat pada suaminya dengan turut melibatkan suami dalam usaha bawang gorengnya. Tak hanya itu saja, Bu Rina juga mampu membuka lapangan pekerjaan dengan memberdayakan ibu-ibu tetangga sekitarnya.

Belajar lewat Tante Sukma yang Tak Pernah Lelah Menebarkan Energi Positif

Puas mendengar kisah Bu Rina hingga mencucurkan air mata--bukan, bukan karena kisahnya yang mengharu-biru, tapi mendengarkan kisahnya sembari melihat proses mengiris bawang merah dalam jumlah banyak menggunakan alat khusus sungguhlah merangsang kelenjar air mata berproduksi lebih banyak---kami  menuju ke lokasi ke-3 yang terletak di Jalan Kyai Mojo, Yogyakarta, yaitu SRC ACDC.

Setiba di lokasi, Tante Sukma sebagai pemilik sekaligus pengelola toko menyambut kami dengan sangat ramah dan bersahabat. Ia langsung mempersilakan kami untuk mengeksplor tokonya, juga berbagi cerita bagaimana SRC membimbing para mitranya agar lebih maju dan berkembang. Mulai dari penataan toko, display, dan termasuk memperkenalkan pada distributor dan supplier berbagai produk yang sudah ternama dan bisa lebih dipercaya.

tante sukma dan bu rina, contoh hubungan baik antara pemilik toko dan produsen SRC (dok. pribadi)
tante sukma dan bu rina, contoh hubungan baik antara pemilik toko dan produsen SRC (dok. pribadi)
Tante Sukma ini inspiratif sekali, selain sangat ramah, ia juga tak pelit berbagi ilmu pada toko-toko yang baru bergabung dengan SRC, bahkan dengan toko yang tak tergabung dalam SRC pun ia sangat aktif memberikan bimbingan.

Selain itu, dengan mata yang selalu berbinar ia menceritakan kalau hobinya adalah merangkul sekaligus mendorong para pelaku UKM dengan cara memberikan berbagai kritik dan saran  agar produknya lebih layak jual, baik dalam segi rasa maupun kemasannya. Ketika salah satu teman bertanya, apa kepanjangan dari ACDC? Tante Sukma menjelaskan dengan bangga kepanjangan nama tersebut, Asal Cekatan Dapat Cuan. Yes, siapapun yang mau berusaha, rezeki pasti menghampiri.

Dari situ saya belajar, untuk menjadi berguna tak melulu harus melakukan hal besar. Dengan membagi sedikit pengetahuan atau ilmu yang dimiliki pun akan mampu memberikan perubahan besar pada sesuatu atau seseorang. Banyak toko kelontong dan pelaku UKM yang menjadi lebih berkembang setelah dibina Tante Sukma. Ia memiliki metode harus selangkah lebih maju dan kreatif dalam melayani pelanggan.

Bersama SRC Ribuan Toko Kelontong di Yogyakarta Berubah Menjadi  Kekinian 

Sengatan sinar matahari yang kian menusuk kulit menunjukkan waktu yang semakin siang, kami bersama para pemilik toko SRC dan para produsen SRC pun menuju Silol Kopi & Eatery untuk makan siang, istirahat, dan dilanjutkan dengan sesi berbagi  dengan para narasumber--lebih tepatnya diskusi santai untuk membahas hal yang sempat terlewat ketika interview di lokasi-lokasi sebelumnya.

SRC memiliki tagline dekat, hemat, bersahabat. Dekat karena lokasinya ada di tengah-tengah kita, di perkampunga, di pinggir gang, atau di pinggir jalan raya juga ada. Harga yang ditawarkn pun hemat, berbeda jauh dengan harga retail-retail modern yang kini lebih sering jadi tempat jujugan belanja. Dan, yang tak ketinggalan, berbelanja di toko SRC memberikan pengalaman yang berbeda karena akan dilayani dengan ramah dan bersahabat.

Sejak 2008 SRC memberikan pembimbingan pada toko-toko kelontong agar lebih tumbuh dan berkembang. Toko kelontong yang bermitra dengan SRC otomatis akan bertransformasi menjadi toko kelontong masa kini yang memiliki tampilan rapi, bersih, terang, dan nyaman. Berawal dari kota Medan dengan 57 toko, kini jaringan SRC telah tersebar luas di seluruh Indonesia dan berjumlah hingga 100.000 lebih. Di Yogyakarta sendiri, SRC berawal dari 34 toko, dan pada 2014 semakin berkembang  hingga kini talah mencapai sekitar 2.000 toko yang tersebar di seluruh provinsi DIY.

Dalam membina mitra-mitranya, SRC menerapkan sistem berkelanjutan.  Jadi tak hanya dibantu dan dibina saat awal bergabung saja.  Di Yogyakarta juga ada paguyuban yang berisi para mitra SRC yang bernama JOISsmart.

Dengan adanya paguyuban tersebut, diharapkan mampu saling menebar semangat untuk berkembang bersama. Bagi para pelaku UKM atau produsen SRC pun lebih efektif dan efisien dalam mempromosikan barangnya, karena tidak perlu promosi dari toko ke toko, cukup presentasi dalam paguyuban saja maka banyak toko akan mengenal produknya.

setelah sesi diskusi dengan para narasumber (dok. kamil ichsan)
setelah sesi diskusi dengan para narasumber (dok. kamil ichsan)
Keuntungan bagi mitra SRC selain mendapat bimbingan dan berbagai bantuan pengadaan perlengkapan toko juga tak ada biaya sedikit pun yang dikenakan untuk bisa bergabung. Syarat jenis tokonya pun sebenarnya tidak ada spesifik khusus, tak melulu toko kelontong, ada juga toko sayuran, toko pulsa, dan sebagainya.

Syarat bermitra dengan SRC hanya satu, kemauan untuk berkembang. Keuntungan lainnya lagi ialah, akan diikutsertakan dalam berbagai even seperti Festival SRC yang digelar di kota-kota besar di Indonesia.

Kemudahan yang Ditawarkan Toko SRC Bagi Pelanggannya

Untuk para pelanggannya, selain lokasi yang banyak, harga yang hemat, dan peayanan yang bersahabat, SRC juga menawarkan Pojok Lokal. Menurut saya, ini sangat menarik. Setiap toko SRC memiliki rak khusus bernama Pojok Lokal yang berisi produk-produk dari para UKM lokal.

Ketika saya mengecek harga yang tercantum, selishnya jauh berbeda dengan yang dijual di toko oleh-oleh. Tentunya jauh lebih murah ya, bukan lebih mahal. Soal kemasan pun sangat menarik dan praktis, serta higienis, kok.

pojok favorit di toko SRC (dok. elisabeth murni)
pojok favorit di toko SRC (dok. elisabeth murni)
Gara-gara itu saya jadi kepikiran, suatu saat kalau sedang di luar kota sebisa mungkin akan mencari toko SRC untuk membeli oleh-oleh dan keperluan lainnya. Lumayan menghemat banget soalnya, terutama budget untuk oleh-oleh.

Memangnya tak rempong harus cari-cari toko SRC sementara tak hafal jalan kota yang sedang dikunjungi? Hei, namanya juga toko kekinian, pasti ada cara yang memudahkan, dong. SRC punya aplikasi khusus bernama AYO SRC untuk memudahkan para pelanggannya.

Mulai dari cek promo yang sedang berlaku di toko-toko mitranya, pengumpulan kupon undian, hingga untuk mendapatkan info SRC yang terdekat dengan lokasi kita. Saya iseng mencari lokasi toko SRC yang terdekat dari rumah saya, dan WOW... yang berjarak kurang dari 1 kilometer saja ternyata ada sekitar 20 toko, banyak banget ternyata. Ke mana saja saya selama ini?

temukan toko SRC terdekat dengan aplikasi AYO SRC (dok. pribadi)
temukan toko SRC terdekat dengan aplikasi AYO SRC (dok. pribadi)
Kita juga bisa menghubungi toko SRC yang akan didatangi (otomatis terhubung ke WhatsApp). Jadi untuk menghindari kecele, kita bisa bertanya dan memastikan terlebih dahulu apakah barang yang ingin dibeli tersedia di toko tersebut atau tidak.

Mungkin selama ini ada yang lebih suka belanja di retail modern karena alasan di toko kelontong tradisional tak bisa bayar tagihan macam-macam? Tak perlu khawatir, karena di toko SRC punya layanan bernama Pojok Bayar, di mana kita bisa membeli pulsa, bayar tagihan telepon, tagihan PLN, hingga tagihan BPJS. 

Mulai sekarang tak ada salahnya untuk beralih berbelanja dekat rumah seperti masa kecil dulu, di toko kelontong kekinian SRC. Selain banyak keuntungan  yang kita dapatkan, juga ikut mendukung ekonomi kerakyatan yang disangga oleh para pelaku UKM. Sesuai dengan pernyataan Bapak Presiden, UKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, karenanya kita harus turut menopangnya agar selalu kokoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun