Oh iya, ketimbang chemistry antara Nina dan Surya yang katanya sepasang kekasih itu, saya lebih suka chemistry antara Nina dengan Budhe Mar yang lebih merasuk dalam jiwa. Hubungan Budhe Mar dan Nina ini unik... sebal, benci, sayang, dan hormat menggenapi ikatan yang bisa disebut sebagai antara guru dan murid, pun antara ibu dan anak (ketemu gede).
Tio Pakusadewo sebagai Iskandar jangan ditanya kualitas aktingnya, menurut saya ia selalu berhasil memerankan karakter yang yang menyebalkan.
Ada juga Dodit Mulyanto sebagai Darto tetangga Budhe Mar yang kocak, namun di sini celutukan-celutukan konyolnya kurang total karena memang tidak ada 'lawan', sekadar memenuhi syarat tak tertulis kalau dalam film harus ada sisipan adegan komedinya.Â
Banyak juga aktor terkenal yang menjadi cameo dalam film ini, mulai dari si ganteng Ben dalam Filosofi Kopi hingga Michael Villareal, mantan suami Sophia Latjuba. Ada juga Asri Welas yang saya bingung dalam film ini sebenarnya sebagai pemeran pembantu atau cuma cameo.
Untuk kamu yang belum bisa move on dari berbagai masalah, film ini patut ditonton sebagai penyemangatmu, bahwa setiap masalah selalu ada jalan keluar. Move on bukan berusaha melupakan, tapi berusaha mengikhlaskan.
Dan, seperti kata Budhe Mar yang kurang lebih begini, "Kisah orang itu beda-beda, jangan membandingkan diri sendiri dengan pengalaman satu orang saja. Jadinya akan susah bersyukur."
Sepakat banget sama Budhe Mar, saat mengalami masalah seringnya kita merasa jadi yang paling malang di dunia ini, padahal kalau mau melihat, di luar sana banyak orang dengan masalah yang lebih berat.
Hanya dengan bersyukur serta percaya dan yakin pada diri sendiri, kita mampu menyelesaikan  masalah yang menimpa. Jadi, mumpung masih diputar di bioskop, yuk temui Yasnina dan Budhe Mar juga, biar kamu jadi lebih setrong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H